KHITTAH.CO, Makassar — Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menyatakan kesiapan untuk menindaklanjuti hasil-hasil penting yang dirumuskan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II dan Silaturahmi Nasional MPKS Muhammadiyah yang digelar di Gedung PPSDM Kemendikdasmen, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, pada 26 hingga 28 Juni 2025.
Dalam forum tersebut, PWM Sulsel mengirimkan empat utusan, yaitu Prof. Dr. Budu, Ph.D., Sp.M(K), M.Med.Ed selaku Wakil Ketua PWM Sulsel sekaligus Koordinator MPKS, Dr. H. M. Arfah Bas’ha, M.Pd.I selaku Ketua MPKS PWM Sulsel, Adnan Nasution, S.Sos., M.Si sebagai Sekretaris MPKS PWM Sulsel, serta Nasaruddin, S.Pd., M.M sebagai Wakil Sekretaris. Keempatnya berperan aktif selama Rakernas berlangsung, dan ditugaskan untuk mengawal implementasi hasil-hasil strategis di tingkat wilayah.
Ketua MPKS PWM Sulsel, Arfah Bas’ha, mengatakan Rakernas kali ini menjadi momentum evaluasi sekaligus konsolidasi untuk memodernisasi seluruh lini pelayanan sosial Muhammadiyah. Menurut dia, tantangan sosial yang semakin kompleks menuntut pendekatan yang lebih inovatif dan terintegrasi.
“Pesan dari Rakernas ini jelas, pelayanan sosial Muhammadiyah tidak cukup hanya bertahan, tetapi harus dikembangkan sesuai dengan dinamika zaman. Problem sosial sekarang datang dengan kebaruan, maka model pelayanan kita juga harus lebih maju dan berdampak,” ujar Arfah Bas’ha, saat dikonfirmasi usai Rakernas, Ahad, 29 Juni 2025
Arfah menegaskan, MPKS PWM Sulsel telah menyiapkan agenda khusus untuk menindaklanjuti hasil Rakernas tersebut. Salah satunya adalah memperkuat sinergi antara lembaga-lembaga kesejahteraan sosial Muhammadiyah, seperti panti asuhan, rumah yatim, serta layanan untuk lansia dan penyandang disabilitas.
Rakernas II MPKS Muhammadiyah kali ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam pembukaan, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi MPKS, dr. Agus Taufiqurrahman, menegaskan pentingnya mengembalikan spirit dakwah sosial yang mencerahkan dan berkemajuan.
Agus juga mengingatkan, pelayanan sosial Muhammadiyah telah menjadi bagian dari sejarah panjang gerakan ini sejak didirikannya Bagian Penolong Kesengsaraan Umum (PKU) pada tahun 1920.
Wakil Sekretaris MPKS PWM Sulsel, Nasaruddin menambahkan, penguatan layanan sosial Muhammadiyah di tingkat daerah harus berbasis data dan kebutuhan riil masyarakat.
“Di Sulawesi Selatan, kita punya tantangan sosial spesifik, termasuk tingginya angka kemiskinan di beberapa wilayah dan kebutuhan layanan untuk kelompok rentan. Maka, tindak lanjut dari Rakernas ini harus mengarah ke program yang betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Nasaruddin.
Ia juga menyampaikan, dalam Rakernas II di Depok, MPKS PWM Sulawesi Selatan menyerahkan Buku Profil LKSA atau Panti Asuhan se-Sulsel kepada MPKS PP Muhammadiyah. Buku tersebut menjadi bagian dari amanah Rakernas I di Yogyakarta tahun 2023 lalu, yang mewajibkan seluruh wilayah melengkapi data kelembagaan sosial Muhammadiyah.
“Alhamdulillah, kerja keras tim MPKS PWM Sulawesi Selatan membuahkan hasil. Kami termasuk salah satu dari tiga PWM se-Indonesia yang sudah berhasil menyelesaikan Buku Profil AUM Sosial ini,” kata Nasaruddin.
Menurut dia, data yang terdokumentasi dengan baik akan memudahkan perencanaan, sinergi program, dan peningkatan layanan di masa mendatang. Selain itu, langkah ini sejalan dengan upaya Muhammadiyah untuk memodernisasi pelayanan sosial berbasis bukti dan kebutuhan nyata di lapangan.
Rakernas II MPKS Muhammadiyah mengusung semangat “Pelayanan Sosial Berkemajuan”, sejalan dengan visi besar Muhammadiyah untuk terus menghadirkan solusi nyata bagi problem sosial bangsa, tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.