Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Guru Dalam Pusaran Teknologi Digital: Refleksi Hari Guru Nasional

×

Guru Dalam Pusaran Teknologi Digital: Refleksi Hari Guru Nasional

Share this article

Oleh: Irwan Akib (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

KHITTAH. CO – Kehadiran teknologi dalam dunia pendidikan lebih khusus dalam persekolahan membawa manfaat yang tidak sedikit, baik dalam membantu guru merancang pembelajaran maupun hadir sebagai media pembelajaran. Namun demikian, teknologi selalu hadir bermata dua, di samping manfaat yang besar juga terdapat dampak negatif, tergantung siapa dan bagaimana memanfaatkan teknologi itu sendiri. Demikian juga kehadiran teknologi digital di ruang-ruang kelas, bisa memberi manfaat yang positif dalam aktivitas pembelajaran, saat yang sama dapat membawa dampak negatif. Positif atau negatif, kehadiran teknologi digital khususnya dalam aktivitas pembelajaran sangat tergantung bagaimana peran guru dalam memanfaatkan teknologi tersebut.

Menghadirkan teknologi digital dalam pembelajaran mengharuskan guru untuk adaptif terhadap teknologi tersebut, di samping itu perlu menyikapi secara bijak dalam penggunaannya, khususnya penggunaan kecerdasan buatan (AI). Sehingga, guru harus terus meningkatkan kemampuan literasi digital secara berkelanjutan, dalam hal ini bukan hanya memanfaatkan teknologi digital tetapi juga bagaimana dampak positif dan negatif dari teknologi tersebut.

Kecerdasan buatan (AI) dapat dimanfaatkan secara keliru oleh siswa, seperti menggunakan chatbot untuk menyelesaikan tugas tanpa pemahaman mendalam. Hal ini mengurangi proses belajar dan menyebabkan ketergantungan pada teknologi. Guru perlu memberikan pemahaman kepada siswa tentang penggunaan AI secara etis, termasuk menjelaskan batasan AI dan dampak negatif plagiarisme. Tugas berbasis pemecahan masalah atau diskusi kelompok yang membutuhkan partisipasi aktif siswa dapat mengurangi ketergantungan ini.

Kehadiran AI, menuntut seorang guru untuk bisa memastikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan tetap menjadi pusat dari proses pembelajaran, sesuatu yang tidak dapat sepenuhnya diwujudkan oleh teknologi.  AI dapat dimanfaatkan oleh guru dalam menyajikan pelajaran secara interaktif sesuai latar kemampuan siswa, juga dapat dimanfaatkan untuk merancang program pembelajaran yang lebih efektif. Namun demikian, peran guru dalam interaksi dengan siswa tidak dapat digantikan oleh AI, khususnya dalam membangun karakter siswa, membangun hubungan emosional guru dengan siswa. Sehingga, guru harus hadir sebagai pembimbing, motivator, dan teladan bagi siswa.

Kai-Fu Lee, seorang ahli kecerdasan buatan dalam bukunya The words I see, menekankan bahwa kecerdasan sejati mesin harus dilandasi oleh kecerdasan emosional dan empati manusiawi. Pada bagian lain dikatakan bahwa AI adalah alat yang luar biasa untuk mendukung pekerjaan manusia, tetapi tidak bisa menggantikan peran manusia dalam hal empati, kreativitas, dan nilai-nilai sosial. Senada dengan Lee, Andrew seorang ilmuan komputer mengatakan bahwa AI tidak akan menggantikan pekerjaan yang membutuhkan empati, kreativitas, dan interaksi manusia yang mendalam.

Pernyataan kedua pakar tersebut memberikan gambaran bahwa perkembangan teknologi khususnya AI yang menawarkan berbagai kemudahan dalam dunia pendidikan, seperti efisiensi dan kemampuan untuk menyediakan pembelajaran yang lebih personal, teknologi ini tetap tidak bisa menggantikan peran seorang guru. Perkembangan teknologi AI dapat dimanfaatkan dalam merancang pembelajaran dan juga sebagai media yang memudahkan aktivitas pembelajaran Demikian pula halnya kreativitas, membimbing siswa untuk dapat berpikir kritis, membangun hubungan emosional guru dengan siswa, pembentukan karakter tetap menjadi bagian penting dari peran seorang guru, peran yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.

Etika pemanfaatan teknologi digital perlu dipahami dengan baik oleh guru, sehingga dapat memberikan pencerahan kepada siswa agar dapat menggunakan teknologi digital secara bertanggungjawab. Akhir-akhir ini tidak sedikit terjadi masalah antara siswa akibat penggunaan teknologi digital secara tidak bertanggung jawab, misalnya terjadi perundungan di media sosial yang berlanjut di dunia nyata, penyebaran berita hoax. Dalam hal ini guru harus hadir sebagai konselor yang memberi pemahaman kepada siswa mengenai penggunaan teknologi digital secara benar dan bertanggungjawab.

Untuk memerankan fungsi-fungsi guru yang tidak tergantikan oleh teknologi, maka guru perlu senantiasa meningkatkan kualitas pribadi sebagai seorang pendidik yang menjadi teladan bagi siswanya, memperdalam pemahaman tentang k-bhinekaan dan keindonesiaan sehingga dapat hadir sebagai guru yang mencerminkan watak dan karakter keindonesiaan, memahami teknologi dan dampaknya sehingga dapat memberi informasi kepada siswa pentingnya teknologi dan pemanfaatan teknologi untuk kemanusiaan. Di samping itu, guru pun tentu harus terus meningkatkan kompetensinya sebagai seorang pendidik.

Guru hebat pembangun peradaban masa depan di era digital ini harus hadir tidak hanya memiliki kompetensi sebagai seorang pendidik tetapi guru adaptif dengan perkembangan teknologi, mampu memanfaatkan teknologi dalam membantu tugas-tugasnya sebagai seorang pendidik, memiliki kemampuan sebagai konselor yang memberi pemahaman kepada siswa mengenai etika penggunaan teknologi, menjadi fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam belajar dengan memanfaatkan teknologi, dan memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Guru hebat pembangun peradaban masa depan adalah guru yang juga sekaligus murid. Kata Kiai Dahlan Jadilah guru dan jadilah murid, dalam arti guru harus terus belajar dan meningkatkan kompetensinya sesuai perkembangan zaman.

Selamat hari guru nasional 25 November 2025.
Hadirlah sebagai guru hebat pembangun peradaban bangsa.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply