Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Diaspora Pemuda Muhammadiyah dan Masa Depan Kepemimpinan Bangsa

×

Diaspora Pemuda Muhammadiyah dan Masa Depan Kepemimpinan Bangsa

Share this article

 

Oleh: Muh. Ilham Syah (Pemuda Muhammadiyah Gowa)

KHITTAH. CO – Penegasan empat pilar pemuda negarawan pada “Muktamar Pemuda Muhammadiyah” di Balikpapan merupakan titik awal dimulainya era baru gerakan diaspora kader Pemuda Muhammadiyah yang diketuai oleh Zulfikar Ahmad Tawalla. Hal ini memberikan harapan baru kepada seluruh muktamirin kala itu mengenai minimnya pengaruh Pemuda Muhammadiyah dalam mengisi estafet kepemimpinan nasional dan daerah.

Tidak berselang setahun setelah muktamar dilaksanakan, hasil dari usaha yang dilakukan Pemuda Muhammadiyah dapat terlihat dengan masuknya beberapa nama kader Pemuda Muhammadiyah yang menempati kursi menteri dan wakil menteri di pemerintahan Prabowo Subianto. Hal ini menjadi angin segar sekaligus ujian bagi marwah organisasi di dalam menakar integritas kepemimpinan kader Pemuda Muhammadiyah di kanca perpolitikan nasional.

Gagasan empat pilar pemuda negarawan ini pun disambut baik oleh para pimpinan wilayah sampai ranting Pemuda Muhammadiyah yang ada di seluruh Indonesia. Salah satunya Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan yang baru-baru ini melaksanakan kegiatan perkaderan BAM (Baitul Arqam Madya) se-kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Selatan sebagai wujud pengejewantahan tercapainya tujuan empat pilar pemuda negarawan. Tentu kegiatan BAM ini dilaksanakan sebagai peningkatan kualitas kader dalam persiapan mengisi pos-pos kepemimpinan di daerah masing-masing.

Formula gerakan yang dirancang oleh Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan salah satunya mengusung program mencetak 10.000 kader dalam setahun merupakan komitmen awal sinergitas dari program satu kader satu desa Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Meskipun rancangan ini sudah dipertegas oleh Heriwawan, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan dalam acara penutupan BAM kemarin bahwa kaderisasi adalah modal utama eksisnya organisasi di masa depan. Jangan sampai gerak diaspora ini hanya menjadi kepentingan elektoral semata tanpa mempertimbangkan keadaban dan keberlanjutan pelayanan bagi masyarakat.

Pendistribusian kader secara merata di setiap pilar gerakan pemuda negarawan baik dalam pilar Islam berkemajuan, pilar keilmuan, pilar kewirausahaan sosial, dan pilar politik kebangsaan merupakan salah satu solusi. sehingga pada masa depan tidak ada lagi gap yang begitu lebar dalam pendistribusian kader di setiap arena pengabdian. Meskipun kita tahu bahwa mayoritas minat kader Pemuda Muhammadiyah lebih condong terlibat aktif dalam kerja-kerja politik kebangsaan.

Hal ini senada dengan nasehat yang diberikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof. Abd. Rakhim Nanda, saat menjadi pemateri BAM kemarin, beliau mengatakan, “Saya tidak khawatir dengan integritas Pimpinan Muhammadiyah sekarang, tapi yang saya khawatirkan integritas Angkatan Muda Muhammadiyah dimasa mendatang,” ucapnya. Nasihat beliau menjadi warning bagi para Pemuda Muhammadiyah yang sedang mengusahakan menjadi pemuda negawaran pada masa mendatang.

Perlunya Keseimbangan Empat Pilar Pemuda Negarawan

Ada sebuah kutipan dari Ali bin Abi Thalib RA, yang mengatakan bahwa: “Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.” Dalam konteks ini Pemuda Muhammadiyah harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan strategis secara kolektif dalam merumuskan gerak langkah ke depan. Terutama penguasaan arena diaspora sebagai modal awal pertarungan gagasan dan langkah praktis menuju tujuan yang dicita-citakan.

Kecondongan keterlibatan para kader Pemuda Muhammadiyah dalam ranah politik haruslah diimbangi dengan aspek lain seperti gerakan keilmuaan dan gerakan social-enterprenership. Tentu kedua aspek ini menjadi sangat penting dalam membentuk kemandirian kader yang tidak hanya kuat dalam ranah leadership semata, tetapi memiliki value lebih dibandingakan pemuda-pemuda yang lain.

Adapun alasan yang mendasari mengapa modal keilmuan sangat dibutuhkan dalam tubuh kader Pemuda Muhammadiyah, sebab ini merupakan bekal integritas dalam menyelesaikan problem umat dan bangsa. Kadang kala niat baik tidak cukup untuk mengurus dan memperbaiki problem bangsa. Isu global seperti krisis iklim dan teknologi kecerdasaan buatan perlu dikuasai sebagai infestasi kepemimpinan masa depan, tentu semua itu hanya bisa diwujudkan dengan ketekunan akademik dan penciptaan ekosistem ilmiah dalam tubuh organisasi. Kita dapat melihat contoh kerusakan lingkungan akibat inkompetensi, seperti banjir Sumatra yang diakibatkan oleh buruknya policy yang dibuat oleh para pemangku kebijakan kita yang secara ugal-ugalan memberikan izin tambang dan penebangan hutan.

Begitupun dalam ranah bisnis, Pemuda Muhammadiyah harus tampil menjadi pemeran utama melalui sikap liberasi yang dimilikinya. Dunia entrepreneur sejatinya bukanlah bidang yang asing di kalangan orang-orang Muhammadiyah. Pada awal Muhammadiyah terbentuk, bidang kewirausahawan merupakan pekerjaan utama warga persyarikatan dengan menjamurnya kelompok-kelompok penjual batik kala itu, dan seiring berkembangnya Amal Usaha Muhammadiyah, profesi warga Muhammadiyah berangsur berubah menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara). Menjadi ASN tentu bukanlah sebuah aib, tetapi perang sentral seorang konglongmerat dapat menentukan nafas hidup suatu bangsa. Meskipun, kita ketahui bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi keagamaan terkaya ke empat yang ada di dunia.

Di tengah ketidakpastian zaman dengan masalah yang begitu kompleks, kemandirian organisasi merupakan prasyarat utama untuk dapat tetap survive sebagai katalisator peradaban. Eksis tidaknya Pemuda Muhammadiyah dalam percaturan peradaban dunia sangat ditentukan oleh gerak kolektif para kadernya, sehingga keseimbangan ke empat pilar pemuda negarawan menjadi sebuah keharusan demi terwujudnya kemandirian dan kemaslahatan umat dan bangsa. Terakhir, baik tidaknya kondisi bangsa pada masa mendatang sangat ditentukan oleh arah kebijakan pemuda saat ini.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply