KHITTAH.CO, Makassar- Musyawarah Wilayah (Musywil) ke 40 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan sisa menghitung hari. Forum tertinggi Persyarikatan di Sulsel itu akan dihelat Jumat–Ahad, 3–5 Maret 2023.
Beberapa waktu lalu, panitia pemilihan telah resmi merilis daftar nama calon sementara yang akan dipilih dalam musyawarah pimpinan, forum tertinggi sebelum Musywil.
Daftar nama yang dirilis oleh panlih itu berjumlah 65 orang. Daftar nama orang tersebut berasal dari beragam latar belakang, mulai dari mubalig, akademisi, dan birokrat.
Selanjutnya, ke-65 calon sementara Anggota PWM Sulsel itu akan dipilih untuk 39 nama di musypim. Lalu, ke-39 nama tersebut akan dipilih di musywil untuk mendapatkan 13 calon formatur.
Atas rilis daftar nama tersebut, sejumlah tanggapan hadir dari kader-kader Muhammadiyah. Respons datang dari Abdul Kadir, Kader Muhammadiyah Mamajang, Kota Makassar.
Laki-laki yang karib disapa Dul ini berharap Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan ke depannya, lebih didominasi figur-figur baru dan muda.
Hal itu agar Muhammadiyah Sulsel dapat lebih responsif terhadap lingkungan di sekitarnya dan tangguh dalam menghadapi tantangan abad kedua Persyarikatan.
Dia melanjutkan, figur muda dan baru itu dibutuhkan untuk memberikan ide atau gagasan baru untuk menjawab persoalan kebutuhan umat. Dul mengatakan itu ketika ditanyai via WhatsApp, pada Sabtu, 25 Februari 2023.
Karena itulah, ia menekankan, figur baru tersebut harus bisa memberi sumbangsih gagasan dan mewarnai PWM periode yang akan datang.
Meski demikian, menurut dia, pimpinan lama (incumbent) masih tetap dibutuhkan untuk mengisi PWM Sulsel. “Untuk kesinambungan program. Kan kalau dihabiskan, namanya revolusi,” ujar dia tersenyum.
Hanya saja, tegas dia, regenerasi harus dilakukan. Dia berharap, Musywil ke 40 dapat mengakomodasi figur baru dan golongan muda, sehingga regenerasi di Pimpinan Daerah Muhammadiyah ke bawah juga terjadi.
“Karena persoalannya, kaderisasi yang selama ini terhambat, karena yang lama pun tidak mau turun. Kader menumpuk karena distribusi kader mandeg di wilayah,” kata dia.
Ketika ditanyai saran program untuk PWM Sulsel periode depan, Ia menyarankan agar periode depan berfokus pada pengembangan program Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan.
Hal itu, karena menurut dia, setiap periode, Majelis Ekonomi Kewirausahaan tidak terdengar aktivitasnya. “Muhammadiyah hari ini butuh enterpreneur muda bukan lagi birokrat. Karena birokrat di Muhammadiyah sudah lebih dari cukup,” ujar Dul.
Tanggapan juga datang dari Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lempangang, Basri Mattayang.
Dirinya mengaku yakin, bahwa ke-65 nama yang dirilis oleh Panlih Musywil adalah sosok yang memang layak menjadi bakal calon PWM Sulsel.
“Saya sih, tentu dari nama-nama yang diusulkan oleh PDM-PDM dan ortom, tentu nama-nama yang telah terseleksi oleh alam di tingkatan kepemimpinan masing-masing, sehingga mereka layak dipilih,” kata Basri.
Namun, seharusnya, lanjut dia, ke depannya, anggota PWM dipilih berdasarkan kebutuhan gerakan dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan.
“Sehingga ketokohan, profesionalitas, dan kesungguhan ber-Muhammadiyah harus menjadi pertimbangan dalam memilih,” kata dia via WhatsApp, pada Sabtu, 25 Februari 2023.
Soal kompisisi antara tua-muda, Basri berharap, PWM Sulsel selanjutnya diisi oleh 40% golongan muda. Menurut dia, beberapa anggota PWM Sulsel masih layak untuk dipertahankan. “Tapi, tetap, PWM harus di-backup oleh orang muda,” tegas dia.
Ketika ditanyai harapannya terkait gerakan dan program PWM Sulsel periode depan, Ketua PCM Lempangang ini menyebut, pengembangan ekonomi cabang melalui pendirian lembaga usaha.
Ia juga berharap, para ahli atau profesional di Muhammadiyah bisa terdata dan diupayakan mengisi amal usaha Muhammadiyah (AUM).
“Sudah seharusnya AUM diisi oleh para kader yang profesional. Sehingga bisa kita upayakan, tidak ada konflik,” tutup dia.