Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Allah, Dia Yang Menahan dan Melapangkan, Dialah Al-Qâbidh

×

Allah, Dia Yang Menahan dan Melapangkan, Dialah Al-Qâbidh

Share this article

 

Oleh: Abd. Rakhim Nanda*

QS Al-Baqarah/2: 245

اعوذ بالله من الشيطان الجيم

مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةًۚ وَٱللَّهُ *يَقْبِضُ* وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah *menahan* dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Perhatikanlah anjuran yang lembut ini untuk memberi nafkah, dan bahwasanya orang yang menafkahkan hartanya sesungguhnya dia memberi pinjaman kepada Allah yang Mahakaya lagi Mahamulia, dan Allah menjanjikan baginya balasan berlipat ganda yang melimpah sebagaimana Allah berfirman,

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261).

Ketika penghalang terbesar untuk berinfak adalah takut kemiskinan, Allah ﷻ mengabarkan bahwa kekayaan dan kemiskinan itu berada di tangan Allah, dan bahwa Dia menahan rizki dari siapa yang dikehendakiNya dan memberikannya kepada siapa yang dikehendakiNya.

Ketika Allah menahan rezki bagi hambaNya yang dikehendakiNya, sehingga lahirlah kesempatan “meminjamkan Allah” sebagai ladang amal bagi yang dilapngkan rezkinya maka janganlah menunda-nunda wahai orang yang hendak berinfak karena takut akan kemiskinan, dan janganlah ia berpikir bahwa hartanya itu hilang begitu saja, namun tempat kembali seluruh hamba adalah kepada Allah, lalu orang-orang yang berinfak dan beramal akan mendapatkan pahala mereka tersimpan di sisiNya untuk suatu kebutuhan yang paling mereka butuhkan dan memiliki kepentingan begitu besar yang tidak mungkin dapat diungkapkan oleh kata-kata.

Maksud dari pinjaman yang baik adalah perkara yang menyatukan segala sifat dan ciri kebajikan dari niat yang shalih, kelapangan dada dalam berinfak, dan tepat sasarannya, dan orang yang berinfak itu tidak mengiringinya dengan mengungkit-ungkitnya dan tidak pula perkataan yang menyakitkan, tidak membatalkannya dan tidak pula menguranginya.

Demikian dinukil dari Tafsir As-Sa’di karya al Imam Syaikh *Abdurrahman bi Nashir as Sa’di.

 

* Wakil Sekretaris PWM Sulawesi Selatan. Wakil Rektor I Universitas Muhamadiyah Makassar

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply