Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Alumni DAD Kolaborasi 1 IMM UNM 2025 Kampus Tour di Unismuh Makassar, Belajar KHGT dan Amati Benda-benda Langit

×

Alumni DAD Kolaborasi 1 IMM UNM 2025 Kampus Tour di Unismuh Makassar, Belajar KHGT dan Amati Benda-benda Langit

Share this article

 

Kalender Islam
Peserta Kampus Tour terima materi KHGT. (Istimewa)

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Alumni Darul Arqam Dasar (DAD) Kolaborasi IMM UNM angkatan 1 2025 mengunjungi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Jumat, 7 Februari 2025. Lawatan itu merupakan tindak lanjut (follow up) DAD mereka untuk kedua kalinya yang dikemas dengan Kampus Tour.

Kader-kader baru itu didampingi oleh Pimpinan Komisariat masing-masing dan sejumlah personalia Koordinator Komisariat (Korkom) IMM UNM. Kedatangan mereka mendapat sambutan hangat dari Hisbullah Salam, salah satu pengelola Observatorium Unismuh Makassar yang juga sebagai pemandu Kampus Tour itu.

Mereka mengawali kegiatan dengan mengunjungi sejumlah tempat, mulai dari Balai Sidang Muktamar, Ruangan Kelas, hingga Observatorium (tempat yang digunakan untuk mengamati benda-benda langit, laut, atau peristiwa teresterial) Unismuh Makassar di lantai 17 Gedung Menara Iqra.

Peserta Terima Materi Singkat tentang KHGT

Setelah berjalan-jalan, Hisbullah menjelaskan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), salah satu perhitungan hari untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam satu penanggalan seragam.

“Saat ini, perbedaan penanggalan sering menjadi sumber ketidaksepakatan, terutama dalam menentukan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Hal ini menunjukkan kurangnya kontribusi Islam dalam menciptakan sistem penanggalan yang diterima secara global di era modern,” ujar Hisbullah.

Persoalannya, kata dia, mayoritas masyarakat cenderung bergantung pada otoritas tertentu tanpa mempertimbangkan perkembangan teknologi dan sains, seperti penggunaan teleskop atau perhitungan hisab. Sebagaimana diketahui, hisab adalah perhitungan astronomis dan matematis untuk menentukan posisi bulan dalam kalender hijriah.

“Sementara itu, kalender Miladiyah (Masehi) menjadi penanggalan dominan secara global. Sayangnya, sistem kalender Islam belum memiliki standar tunggal yang diakui secara global,” lanjut Hisbullah.

KHGT sendiri ditujukan untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia, dengan menetapkan satu hari dan satu tanggal yang sama. KHGT bersandar pada tiga pilar utama, yakni prinsip, syarat, dan parameter (PSP).

Prinsip itu menerima perhitungan (hisab) sebagai metode yang sah dalam menentukan awal bulan hijriah. Persatuan ini pernah hampir terwujud, namun terkendala berbagai syarat dan pandangan yang berbeda antar organisasi besar di Indonesia, seperti NU dan Muhammadiyah,” ujar Hisbullah.

Kedua, kata dia, Syarat berfungsi menjelaskan metode perhitungan hisab dan pengamatan rukyat dengan teknologi modern, salah satunya adalah teleskop. “Ini mengacu kepada sabda Nabi Muhammad SAW ‘Berpuasalah pada hari ketika kalian semua berpuasa, dan ber-Idulfitrilah pada hari ketika kalian semua ber-idulfitri,” jelas dia.

Sementara Parameter adalah penggunaan data astronomis yang konsisten dan dapat diakses oleh semua pihak. Lalu penetapan standar global yang tidak tergantung pada perbedaan geografis atau waktu lokal.

“Dengan menerapkan KHGT, umat Islam tidak hanya akan memiliki kalender yang seragam, tetapi juga menunjukkan kontribusi Islam dalam sains dan teknologi modern, sekaligus membangun persatuan umat secara global,” imbuh Hisbullah.

Respons Peserta Soal Unismuh Makassar

Salah satu peserta follow up bernama Andika Putra mengakui materi KHGT adalah hal yang baru ia dengar. Meski belum memahami secara utuh, ia merasa KHGT patut dibanggakan karena digadang-gadang sebagai pemersatu umat Islam di seluruh dunia.

“Kami belajar KHGT tadi, menurutku kalau ini akhirnya bisa diterapkan, tak ada lagi pertengkaran-pertengkaran yang tak berujung, soal siapa yang salah dan benar dalam menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri,” ujar Andika.

Kampus Tour
Peserta Kampus Tour praktik di Observatorium Unismuh Makassar. (Sumber foto: AUD)

Selain materi yang ia terima, Andika juga menyinggung sarana dan prasarana Unismuh Makassar berbanding terbalik dengan perkiraannya. Termasuk fasilitas observatorium yang berada di puncak Menara Iqra.

“Canggih sekali, selama ini kan kalau kita mendengar Unismuh Makassar, oh kampus swasta. Setelah mengamati, kayaknya lebih banyak teknologi modern di sini ketimbang di kampus lain. Sempat kaget juga, ternyata pikiran masyarakat tentang Unismuh adalah kampus opsi kedua terbantahkan setelah melihat langsung,” tandas dia.

“Eh keren sekali kak, apa di, nda menyangka kalau ternyata sudah sebegini bagusnya,” ujar kawan Andika bernama Nurwahdaniah setelah sesi Kampus Tour selesai. “Kami juga kunjungi Balai Sidang, ada gerainya, ah bersih sekali,” imbuh Wahdah.

Serupa dengan Andika, Wahdah juga mengaku baru pertama kali melihat observatorium secara langsung, termasuk menggunakan teleskop. “Karena memang alat untuk mengamati benda-benda langit, saya juga sempat liat-liat CPI lewat teleskop itu, menarik sekali, mewah juga,” kata Wahdah.

Soal Unismuh Makassar, ia menyebut kampus itu adalah salah satu institusi pendidikan yang telah maju. “Kita juga sempat mengunjungi ruangan kelas internasionalnya, keren. Sudah masuk kategori kampus prioritas,” dedah dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply