Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaMuhammadiyah

Ambo Asse: Dakwah Khusus Tidak Mudah, Tapi Sukses Jika Jihad dan Sabar

×

Ambo Asse: Dakwah Khusus Tidak Mudah, Tapi Sukses Jika Jihad dan Sabar

Share this article
Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse menyampaikan sambuta pada pembukaan Bimtek. (Sumber foto: HZ)

KHITTAH.CO, GOWA  – Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Dai Komunitas di Pusdiklat Unismuh Makassar, Gowa. Kegiatan itu akan berjalan selama tiga hari, terhitung sejak 23-25 September 2024.

Ketua LDK PWM Sulsel, Usman Jasad menyebut LDK PP Muhammadiyah memberikan amanah sebagai tuan rumah penyelenggara Bimtek. Ia menindaklanjuti arahan itu dengan memberdayakan alumni pelatihan yang telah diselenggarakan LDK PWM Sulsel sebelumnya.

“Beberapa waktu yang lalu, LDK PW Muhammadiyah Sulsel menyelenggarakan Pelatihan Da’i komunitas yang diikuti 50 peserta dan dari pelatihan itu telah dibentuk Korps Da’i Komunitas disingkat Kodak,” ujar Usman Jasad yang akrab disapa Ujas saat sambutan, Senin (23/9) malam ini.

Ujas menjelaskan panitia pelaksana kegiatan itu memiliki tugas yang terbilang cukup berat. Selain menyasar komunitas khusus, mereka juga harus siap mengelola pelatihan, termasuk Bimtek tersebut.

“Kodak ini adalah pasukan dakwah Muhammadiyah gerak cepat yang telah tersebar di berbagai komunitas melakukan dakwah dan pembinaan secara rutin, seperti komunitas rutan lapas, komunitas korban narkotika, komunitas LGBT, komunitas artis, komunitas disabilitas, komunitas miskin kota, komunitas 3T, komunitas profesional, komunitas pasien rumah sakit dan komunitas rukiah syar’iyah yang lebih populer dikenal dengan komunitas jin, karena rukiah syariah ini rupanya berhubungan dengan jin sehingga ada yang mengatakan LDK ini juga berdakwah kepada Jin, padahal LDK ini tetap berdakwah kepada manusia yang kerasukan jin,” terang Ujas disambut tawa peserta Bimtek.

Di tempat yang sama, Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muhammad Arifin menyebut dakwah komunitas telah dilakukan Ahmad Dahlan sebelum Muhammadiyah berdiri. Belakangan, Dakwah komunitas yang dilakukan Ahmad Dahlan itu diadopsi sebagai dasar pembentukan LDK.

Muhammad Arifin sendiri adalah salah satu dai Muhammadiyah yang cukup berpengalaman di LDK. Ia bercerita bahwa sasaran dakwah komunitas kini justru semakin rumit.

“Ada komunitas bola, komunitas supporter, ini juga harus kita dekati, ini saya sudah pernah coba, saya mulai melobi mulai dari koordinator suporternya, koordinator yang kecil-kecil itu, itu kita sudah coba, bahkan kita sudah berikan kaos, hampir semuanya waktu itu. Tapi susah juga, kalau waktunya nonton bola itu sore, pagi mereka sudah mulai berangkat, dan itu tidak ada yang salat, kita mencoba menjelaskan bagaimana caranya salat itu bisa qasar atau jamak, tapi masih susah, jadi lebih cinta kepada bola daripada cinta kepada Allah,” ujar dia disertai candaan.

Selain itu, Arifin juga bercerita tentang sulitnya berdakwah kepada komunitas anak punk. Dia mengaku butuh waktu tiga tahun untuk menuntaskan tugas di komunitas itu.

Pasalnya, selain pembinaan agama, komunitas itu juga memerlukan pendampingan peningkatan kemampuan untuk memperoleh pekerjaan.

“Ada juga komunitas anak punk, alhamdulillah, setelah mencoba mendekati, ada 36 anak punk, saya sendiri juga terjun, ini masih pakai seragam dinas punk, anting, pakai tato, wah luar biasa lah. Ternyata sepatunya anak punk itu ada yang empat hingga 5 juta. Dalam waktu tiga tahun, alhamdulillah 36 orang ini semuanya sudah insyaf, jadi kebutuhannya apa itu kita berikan,” terang Arifin sambil memperlihatkan dokumentasi kegiatan via layar.

Setelah merasa cukup memberikan pendampingan, Arifin bersama tim mengajukan anggota komunitas itu untuk dipekerjakan di instansi pemerintahan sebagai cleaning service. Awalnya, kata dia, anggota komunitas punk yang mencari pekerjaan itu ditolak. Namun, mereka akhirnya diterima setelah Arifin menjaminkan LDK sebagai penanggungjawab. 

“Mereka kita beri keterampilan, salah satunya adalah pelatihan cleaning service, hampir separuh kita pekerjakan di dinas pemerintahan, di Dinas Sosial dan Kesra, awalnya tidak diterima. Tapi kita mencoba titipkan jaminannya adalah LDK, akhirnya diterima, setelah itu mereka salut karena kerjanya bagus dan disiplin. Jadi mereka mulai dipekerjakan sejak tahun 2022 sampai sekarang tidak ada yang komplain,” ujar dia.

Arifin menyampaikan pengalamannya itu sekaligus memotivasi peserta Bimtek. Ia tak menampik jika setiap daerah memiliki tantangan tersendiri dalam menjalankan misi dakwah terhadap komunitas khusus.

“Saya ditanya, emang kita dapat apa berdakwah di komunitas khusus? saya jawab, kami dapat pahala, semoga nanti berbalas surga,” kata Arifin.

Peserta Bimtek LDK PWM Sulsel. (Sumber foto: HZ)

Sementara itu, Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse mengapresiasi kinerja LDK PWM Sulsel.

“Alhamdulillah lembaga dakwah komunitas kita aktif betul, sudah melahirkan Da’i komunitas dan sudah membentuk korps yang diberi nama Kodak. Tentu hasil dari itulah dilanjutkan dengan kegiatan ini, untuk menambah kekuatan,” ujar Ambo.

Ia menyitir ayat Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 104 tentang tiga kewajiban umat Islam dalam mengemban amanah. Ambo mengklaim LDK PWM Sulsel telah melaksanakan kewajiban itu.

“Ada tiga tugas utama Muhammadiyah, pertama mengajak kepada lembaga-lembaga, komunitas-komunitas untuk kembali kepada al khair yang kadang juga saya sebut al khair itu Islam, mengajak kembali kepada yang benar, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,” kata Ambo.

Dia percaya, sasaran LDK PWM Sulsel tidaklah mudah. Karena itu, ia meminta peserta agar merenungkan kembali ayat Al-Qur’an tentang keharusan umat Islam berjihad dan bersabar untuk mencapai kebahagiaan di hari kemudian.

“Kita tidak bisa sukses kecuali dengan jihad dan sabar. Jihad menghadapi komunitas-komunitas itu, dan harus sabar. Allah mengatakan, apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga sebelum kamu terlihat berjihad dan kamu terlihat bersabar. Jadi ada dua syaratnya masuk surga, tetapi surga itu kan nanti di akhirat. Kita mau surga itu ada di dunia ini, artinya kita sukses melaksanakan dakwah khusus itu,” tutup Ambo.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply