Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Arus Modernisasi Menggilas Minat Pelajar dalam Pelestarian Kesenian Tradisional, Apa Peran IPM ?

×

Arus Modernisasi Menggilas Minat Pelajar dalam Pelestarian Kesenian Tradisional, Apa Peran IPM ?

Share this article
Oleh: Dany Rahmat Muharram (Sekbid ASBO PW IPM Sulsel)

KHITTAH.CO, OPINI – Saat ini perubahan zaman membawa dampak bagi seluruh negara. Dimana perubahan zaman kerap di sebut perubahan globalisasi yang membuat pola pikir manusia pun ikut berubah. Oleh karena itu, dengan adanya era globalisasi membawa pengaruh kepada seluruh aspek, bahkan moral suatu bangsa khususnya remaja. Hal ini pula yang menyebabkan krisis moral terhadap anak remaja yang sungguh memprihatinkan.

Generasi muda Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, diharapkan mampu untuk mempertahankan kelestarian budaya Indonesia dimana hal tersebut bagian dari identitas nasional bangsa Indonesia. Tetapi, Semakin majunya arus globalisasi membuat rasa cinta dan bangga terhadap budaya semakin berkurang,sehingga semakin lama, rasa bangga terhadap budaya sendiri bisa menghilang dan menurunkan rasa memiliki terhadap bangsa sendiri.

Modernisasi membawa beragam kesenian modern dari bangsa barat. Kehadiran beragam kesenian modern ini membuat eksistensi kesenian tradisional mulai meredup. Pola pikir generasi muda yang lebih modern membuat sebagian dari mereka berpikir bahwa kesenian tradisional itu adalah hal yang kuno dan tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini, akibatnya ketertarikan dan minat mereka terhadap kesenian tradisional mulai berkurang dan mulai melupakannya, sedangkan kesenian modern lebih cocok dan menarik bagi mereka.

Arus modernisasi yang begitu besar dan cepat membawa berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat, mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, salah satunya adalah dari aspek seni dan budaya. Perubahan aspek seni dan budaya ini tidak hanya memberikan pengaruh positif seperti nilai sosial dan budaya Indonesia yang akan semakin dikenal oleh dunia internasional, akan tetapi juga pengaruh negatif dalam hal ini menimbulkan kecenderungan terhadap memudarnya nilai pelestarian budaya dimana kesenian tradisional di Indonesia akan semakin pudar dan dilupakan di masyarakat, pengaruh seperti inilah yang menjadi permasalahan bagi bangsa kita untuk saat ini maupun di masa mendatang.

Berangkat dari permasalahan tersebut maka kita sudah sepantasnya untuk mendorong dan membantu merubah mindset tersebut di kalangan generasi muda agar tidak tergilas oleh perkembangan zaman, banyak kemudian langkah kongkrit dan bisa kita lakukan, baik melalui edukasi, seminar, dan pemassifan media massa terhadap pengenalan kesenian dan kebudayaan.

Apa Peran IPM ?

Saya kira IPM dari jauh hari pun telah melahirkan banyak konsep dalam upaya pelesetarian kesenian dan kebudayaan.

Bentuk keseriusan itupun muncul melalui hadirnya Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga (ASBO) di seluruh struktural pimpinan. Hal itupun menjadi salah satu tanggung jawab besar bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang turut membantu dalam pencerdasan kehidupan bangsa, bukan hanya sadar akan seni dan kebudayaan akan tetapi dibarengi dengan ruang pembentukan karakter, boleh dikata paket komplit lah.

Dalam periodesasi IPM 2018-2020, telah menyusun kebijakan yang mengarah pada pembangunan komunitas kreatif sebagai strategi kulutural, salah satunya melakukan transformasi kebudayaan dan memuat konsep pembentukan kualitas sumber daya manusia yang menggagas “komunitas kreatif” sebagai solusi alternatif pengembangan komunitas pelajar. Sejalan dengan misi yang dicanangkan oleh Pimpinan Pusat IPM 2021-2023 juga menyinggung persoalan dakwah menggembirakan melalui seni, budaya, dan olahraga tidak lain dan tidak bukan sebagai langkah kultural berbasis komunitas.

Komunitas Pecinta Seni (KOPI), merupakan komunitas yang di inisiasi oleh Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga (ASBO) Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Komunitas ini di rancang pasca Workshop Pengembangan Seni dan telah terlaksana pada bulan februari 2020. Sampai pada hari ini pun Komunitas Pecinta Seni (KOPI) masih tetap eksis dan berjalan dengan inovasi baru sesuai dengan misi Bidang ASBO PW IPM Sulsel 2021-2023, dalam hal ini mampu mengembangkan kemandirian pelajar dan berdaya. Komunitas ini merupakan upaya Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sulawesi Selatan dalam menjaga dan melestarikan seni kebudayaan lokal yang di kemas dalam bentuk pemberdayaan dan penyaluran bakat. Tentu bukan hanya mengarah pada income yang akan di terima. Namun pada proses mempererat silaturahmi, memaknai karya seni dan sejarah kebudayaan yang ada di daerah masing-masing.

Dengan berbagai konsep yang hadir, kader IPM jangan hanya stagnan lagi pada persoalan internal gerakan, sebagai Kader IPM di harapakan mampu mengembangkan berbagai inovasi serta adaptif dalam memanfaatkan potensi terbaik dari segala sisi, mari lakukan segala tindakan yang mampu membuat IPM lebih maju dan berdampak besar bagi generasi muda di Indonesia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply