KHITTAH.CO, MAKASSSAR – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dr KH Mawardi Pewangi, mengingatkan pentingnya melakukan muhasabah atau intropeksi diri di bulan suci ramadan ini.
Mawardi Pewangi yang juga adalah Wakil Rektor IV, Unismuh mengatakan, muhasabah adalah proses introspeksi diri untuk mengevaluasi perbuatan dan sikap yang telah dilakukan, serta mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut.
Mawardi Pewangi menyampaikan ceramah ini diacara buka puasa bersama di rumah kediaman Rektor Unismuh Prof H Ambo Asse yang juga Ketua PWM Sulsel, Senin 17 April 2023.
Hadir sejumlah pengurus wilayah Muhammadiyah Sulsel, seluruh wakil rektor, dekan, wakil dekan, dosen dan staf Unismuh serta undangan lainnya.
Lebih lanjut , KH Mawardi Pewangi mengatakan, bahwa muhasabah sangat penting karena bisa membantu seseorang untuk lebih baik dalam kehidupan. Dengan melakukan muhasabah, seseorang dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan dirinya, serta mencari cara untuk memperbaiki diri.
Selain itu, muhasabah juga dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kualitas ibadahnya. Dalam Islam, muhasabah merupakan bagian dari konsep taubat, yaitu mengakui kesalahan dan berjanji untuk memperbaiki diri ke depannya.
KH Mawardi Pewangi menambahkan bahwa muhasabah harus dilakukan secara rutin dan tidak hanya saat bulan Ramadhan saja. Setiap hari kita harus mempertanyakan diri sendiri sejauhmana aplikasi tauhid dalam kehidupan kita, apakah sudah rasa takut kita kepada Allah sudah benar-benar kuat, atau masih terjebak dalam perbuatan yang tidak baik.
Dengan melakukan muhasabah, Mawardi Pewangi berharap kita semua dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.
Mawardi dalam ceramah mengutif Surah At-taubah ayat 24, yang menjelaskan tentang tauhid, yang artinya “Katakanlah jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah tempat kamu tinggal kamu sukai lebih kamu cikti dari pada Allah dan Rasulnya serta berjihad dijalannya maka tunggulaj sampai Allah memberikan keputusannya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang fasik.
Ayat tersebut diatas telah memberikan peringatan jika orang beriman lebih mencintai bapaknya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, harta kekayaan dan rumah-rumahnya dari pada mencintai Allah dan Rasulnya maka Allah akan mendatangkan siksa kepada mereka cepat atau lambat.
Mereka yang bersikap demikian dalam surah ini menyebutkan bahwa itu adalah orang fasik yang tidak akan mendapatkan hidayah dari Allah SWT.