Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Gerakan Berdampak, IMM Al-Qalam Visioner: Melampaui Kata, Menjemput Makna

×

Gerakan Berdampak, IMM Al-Qalam Visioner: Melampaui Kata, Menjemput Makna

Share this article

Oleh : Muh. Fadlun (Ketua Pikom IMM Al-Qalam)

KHITTAH. CO – Menginjak usia lebih dari empat tahun, Pimpinan Komisariat IMM Al-Qalam telah melalui perjalanan yang tidak sebentar. Selama ini, kita telah menghabiskan banyak waktu dan energi untuk mengasah kemampuan berpikir melalui berbagai kajian. Kita bisa berjam-jam berdiskusi tentang banyak hal. Hasilnya, otak kita menjadi gudang informasi yang lengkap, seolah-olah kita ini pustakawan berjalan yang siap menjawab pertanyaan apa pun. Namun, di tengah kesibukan mengumpulkan ilmu, kita perlu bertanya pada diri sendiri tentang apakah semua pengetahuan yang kita serap hanya akan berakhir sebagai koleksi di kepala saja?

Ada sebuah kutipan dari Harari  dalam bukunya 21 pelajaran penting di abad 21 yang kurang lebih mengatakan bahwa di abad ke-21, ideologi hanya akan bertahan jika ia mampu menciptakan “cerita-cerita menarik” dan pengalaman nyata (experience). Tentunya kita setuju bahwa di era ini, orang tidak lagi tertarik pada wacana kosong, mereka membutuhkan bukti. Akan tetapi, tanpa disadari, kita sendiri sering terjebak dalam jebakan “NATO” (NoAction Talk Only). Kita merasa nyaman di zona “teori,” di mana ide-ide besar bertebaran, sementara tindakan nyata seringkali tertunda, bahkan terlupakan.

Fenomena rasanya seperti  seorang koki yang menguasai semua resep masakan mewah dari berbagai negara, tetapi tidak pernah benar-benar turun ke dapur untuk memasak. Ia bisa menjelaskan setiap bumbu, setiap teknik, dan setiap presentasi dengan sempurna, namun hasil akhirnya hanya sebatas imajinasi. Demikian pula dengan kita. Ideologi kita, segagah apa pun, hanya akan menjadi resep tanpa rasa jika tidak diwujudkan dalam aksi.

Maka dari itu, sudah saatnya kita beranjak. Sudah waktunya kita mengubah visi dari sekadar kelompok pengkaji menjadi gerakan yang benar-benar berdampak. Visi ini menuntut kita untuk berani melangkah keluar dari zona nyaman intelektual. Ia mendorong kita untuk tidak hanya menjadi pemikir, tetapi juga pelaku. Ketika kita berbicara tentang kemanusiaan, kita tidak cukup hanya membuat kajian, tetapi juga harus mengulurkan tangan membantu sesama. Ketika kita membahas keadilan, kita tidak hanya menulis artikel, tetapi juga harus berani berdiri di barisan terdepan untuk membela yang tertindas.

Perpindahan visi ini bukan sekadar tren, melainkan sebuah keharusan, yang bahkan telah ditegaskan dalam ajaran agama kita. Al-Qur’an secara lugas mengaitkan iman dengan amal saleh. Iman itu bagaikan bahan bakar, sementara amal saleh adalah mesin yang bergerak. Keduanya harus berjalan beriringan. Dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu Wataala berfirman dalam Surah Ash-Shaff:

Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 2-3)

Ayat ini kemudian peringatan keras bagi kita. Allah tidak menyukai hamba-Nya yang hanya pandai beretorika, tetapi tidak membuktikannya dalam perbuatan. Keimanan kita akan terasa kosong jika tidak diwujudkan dalam tindakan nyata yang bermanfaat bagi orang lain. Maka, jangan biarkan visi-visi indah kita hanya menjadi sekumpulan kata yang menguap di udara. Mari kita buktikan bahwa IMM Al-Qalam tidak hanya punya otak, tetapi juga punya hati dan tangan yang siap bekerja.

Mari kita jadikan setiap kajian sebagai bekal, dan setiap perbuatan sebagai bukti. Mari kita bergerak, melampaui kata, dan menjemput makna sejati dari visi kita menuju IMM AL-Qalam Visioner

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UNISMUH MAKASSAR

Leave a Reply