Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

IMM sebagai Amanah dan Pengabdian

×

IMM sebagai Amanah dan Pengabdian

Share this article

Oleh: Muhammad Putrajaya Fadli Syam (Aktivis IMM)

KHITTAH. CO – Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah generasi penerus yang mengemban amanah dakwah dan perjuangan intelektual di tengah masyarakat. Seorang kader tidak hanya dituntut cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual yang kokoh. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah [2]: 30 tentang penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Ayat tersebut menegaskan bahwa setiap kader IMM memikul tanggung jawab kepemimpinan untuk memakmurkan bumi, menjaga keadilan, serta menegakkan kebenaran.

Dalam perjalanan kaderisasi, IMM membekali anggotanya dengan nilai intelektual, religiusitas, dan humanitas agar mampu menjadi insan yang bermanfaat bagi umat. Hal ini sejalan dengan perintah Allah dalam QS. Ali Imran [3]: 104, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. Ayat ini menjadi dasar bahwa kader IMM bukan hanya berfokus pada dirinya, tetapi juga menjadi penggerak perubahan sosial dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar.

Lebih dari itu, kader IMM harus menjunjung tinggi ukhuwah, keikhlasan, dan istiqamah dalam perjuangan. Allah SWT menegaskan dalam QS. As-Saff [61]: 4, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh”. Ayat ini memberi inspirasi bahwa kader IMM harus berjuang bersama-sama, terorganisir, dan solid, sehingga mampu menjadi barisan yang kuat dalam menegakkan dakwah Islam berkemajuan. Dari sini terlihat bahwa kader IMM adalah pejuang yang menggabungkan nilai spiritual, intelektual, dan sosial untuk melanjutkan risalah Nabi Muhammad Saw di zaman modern.

Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) lahir dari semangat dakwah, intelektualitas, dan gerakan kemanusiaan yang berakar pada nilai-nilai Islam. Seorang kader IMM bukan hanya sekadar organisatoris yang mampu mengatur jalannya roda organisasi, tetapi juga figur teladan yang menjiwai prinsip kepemimpinan profetik: menyuarakan kebenaran (siddiq) mengemban amanah dengan tanggung jawab (amanah) menyampaikan nilai dengan cara yang tepat (tabligh) dan memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan (fatanah)

Kepemimpinan yang diajarkan Islam adalah amanah mulia yang menghadirkan kenikmatan batin bagi siapa saja yang mengembannya dengan ikhlas. Dalam Islam, kepemimpinan bukan sekadar kekuasaan, melainkan jalan pengabdian untuk menebar rahmat Allah kepada sesama. Seorang pemimpin merasakan nikmat ketika mampu menegakkan keadilan, melayani umat, serta menjadi teladan dalam akhlak.

Kenikmatan itu hadir bukan dari pujian atau kedudukan, melainkan dari ridha Allah atas pengorbanan dan tanggung jawab yang dijalankan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka”, maka pemimpin sejati merasakan manisnya iman dalam setiap langkah pengabdiannya. Kepemimpinan dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sejatinya mengambil inspirasi dari perjuangan Nabi Muhammad SAW yang memimpin dengan visi profetik.

Rasulullah Saw memulai dakwah dari lingkaran terkecil dengan penuh kesabaran, keteguhan, serta keberanian menghadapi penolakan dan tantangan. Nilai itu menjadi ruh bagi kader IMM untuk tetap istikamah dalam memperjuangkan kebenaran di tengah berbagai arus zaman. Pemimpin IMM dituntut untuk tidak hanya menjadi organisatoris, tetapi juga figur pejuang yang mampu menyalakan semangat dakwah, menjaga amanah, serta mengajak kader untuk berani menegakkan nilai keadilan dan kemanusiaan.

Sebagaimana Rasulullah Saw membangun umat dari masyarakat yang terbelakang menuju peradaban berkemajuan, kepemimpinan IMM juga diorientasikan pada misi peradaban. IMM hadir bukan semata untuk mengurus internal organisasi, tetapi lebih jauh untuk membangun tradisi intelektual, memperkuat ukhuwah, dan meneguhkan peran mahasiswa sebagai agen perubahan. Dari teladan nabi, kepemimpinan IMM belajar bahwa perjuangan menuntut kesabaran, pengorbanan, serta keyakinan pada janji Allah, sehingga setiap gerakan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tidak hanya bernilai sosial, tetapi juga ibadah.

Dalam konteks pergerakan mahasiswa, kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menuntut integritas yang kuat dan keberanian untuk berdiri di garda terdepan dalam menghadapi persoalan umat, bangsa, dan kemanusiaan. Kader IMM terlebih lagi Pemimpin IMM diharapkan mampu melahirkan gagasan segar, membangun tradisi intelektual yang kritis, serta menggerakkan kader agar selalu peka terhadap realitas sosial. Kepemimpinan ini tidak berhenti pada ruang kampus, tetapi menjadi ladang pengabdian yang luas, berkontribusi untuk perubahan sosial yang lebih adil dan berkemajuan. Maka mari kita semua memanfaatkan momentum musyawarah cabang ikatan mahasiswa Muhammadiyah Kota Makassar untuk bagaimana mewujudkan nilai-nilai dasar islam yang mengedepankan kebersamaan, keadilan, ukhuwah sehingga nantinya menghadirkan keberkahan.

IMM meyakini bahwa kepemimpinan bukanlah sekadar jabatan, melainkan amanah untuk menuntun, melayani, dan memberdayakan. Dari situlah, pemimpin IMM akan selalu berusaha melahirkan kader yang cerdas, berintegritas, dan siap melanjutkan estafet kepemimpinan umat dan bangsa. Dan yang terpenting adalah kader IMM bisa menjadi qurratul uyun (sumber bahagia) di manapun dia berada.

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply