KHITTAH.CO, SURABAYA – Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMA Muhammadiyah 7 Makassar melaksanakan Educational Trips For Student (Edutrip) ke Surabaya. Kunjungan belajar itu melibatkan 14 orang yang terdiri dari tiga pendamping dan 11 pelajar dan berlangsung selama empat hari, 6-10 November 2024.
Diketahui, Edutrip adalah program tahunan SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan akhlak pelajar. Harapannya, hasil belajar dari lokasi-lokasi yang dikunjungi membangun mental siswa untuk menjadi pelopor kemajuan.
Di Surabaya, mereka mengunjungi situs-situs sejarah dan kebudayaan. Salah satunya adalah Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 November Surabaya.
Menurut Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 7 Makassar, Sabri menyebut konsep kegiatan itu menggabungkan aktivitas wisata dan edukasi dan dilakukan di luar lingkungan sekolah.
“Tentu agar pengetahuan, dan keterampilan peserta didik kami semakin berkembang,” ujar Sabri.
Sementara itu, salah satu pendamping bernama Ilham Supiana menyebut peserta didiknya menyerap banyak pengalaman dan pengetahuan, termasuk juga budaya, dan persaudaraan para pahlawan.
“Tak hanya peserta didik, kami pun sebagai pendamping belajar banyak. Kota Surabaya ini adalah kota Pahlawan,” ujar Ilham.
Setelah berkeliling di tempat-tempat sejarah, mereka mengunjungi kantor PDM Surabaya dan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
“Di situ kita belajar dan saling berbagi tentang penerapan yang dilakukan saat proses pembelajaran,” tutur dia.
Sementara itu, Ketua PR IPM SMA Muhammadiyah 7 Makassar, Nur Fhadilah mengaku bahagia dan bangga. Menurut dia, Edutrip di luar Sulawesi memiliki keistimewaan tersendiri, terlebih karena di Surabaya.
“Dibalik kegiatan yang keren ini, ada peran Kepala Sekolah dan guru-guru yang hebat. Mereka mengarahkan dan mendampingi kami selama berkegiatan, menuntut ilmu. Hebanya lagi, para pendamping terus bersemangat selama kegiatan,” ujar dia.
Selain itu, Fhadilah juga menyebut melintas ke luar pulau Sulawesi bukanlah perjalanan yang dekat. Namun, setelah sekolah mempertimbangkan banyak hal, Surabaya akhirnya dipilih sebagai tempat belajar.
“Waktu kami berkunjung ke Monumen Kapal Selam, saya kaget, ternyata didalamnya memang ada kapal selam. Ini adalah pengetahuan baru bagi saya. Semoga dengan kegiatan ini, rasa nasionalisme dan kecintaan kami terhadap tanah air semakin bertumbuh. Semoga kita semua menghargai jasa pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga mereka demi mempertahankan NKRI,” tandas Fhadilah. (Rls)