Catatan Jelang Pelantikan IPM Sulsel
KHITTAH.CO– Bila tak ada aral melintang, esok hari IPM Sulsel akan menggelar event pelantikan dan baitul arqam pimpinan sebagai forum yang strategis dan representatif dalam merefleksikan langkah IPM saat ini serta menyiapkan gagasan menghadapi tantangan gerakan ikatan ke depan.
Berkaitan dengan hal itu, IPM Sulsel ke depan harus terus mengamati pola hidup dan perkembangan peradaban manusia kontemporer maka perlu menjadi perhatian kita dengan lebih serius.
Dewasa ini, peradaban semakin berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan teknologi, kebebasan pers dan informasi ditambah globalisasi pasar yang telah membawa dampak yang sangat signifikan terhadap gaya hidup dan pparadigma berpikir dalam diri manusia dalam hal ini remaja yang notabone pelajar.
Globalisasi yang terbangun sampai saat ini seakan tanpa batas, informasi semakin cepat kita dapat dengan hanya menggunakan mesin pencari seperti google, komunikasi tidak lagi cukup dengan cara yang klasik atau tradisional namun telah dirambah dengan berbagai alat seperti ponsel dan internet.
Menyaksikan kemajuan yang semakin pesat itu disatu sisi memberikan dampak positif dengan memberikan kemudahan akses tetapi juga mempunyai dampak negative justru memperumit situasi dan keadaan yang ada. Persoalan moralitas yang saat ini semakin memprihatinkan, kesadaran social yang semakin merosot, penghayatan kehidupan agama yang semakin dangkal dan kering akan ilmu agama.
Termasuk dalam kehidupan dalam berbangsa yang rasa persatuan dan kesatuan tidak lagi utuh dan terasa tipis membuat IPM menghadapi persoalan yang berat dan kompleks berkaitan dengan tujuan dan kiprahnya dalam menggarap suatu kelompok generasi yang merupakan asset peradaban bangsa Indonesia yang berkemajuan ke depan.
Dalam Anggaran Dasar IPM telah jelas bahwa IPM adalah gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar yang bergerak dikalangan pelajar yang tentunya mempunyai tanggungjawab yang besar dalam upaya penanganan dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas “luar-dalam”.
Dengan demikian mereka akan mampu bersaing dalam percaturan dunia yang global dengan jiwa kemandirian yang mempunyai jati diri sebagai manusia. Yaitu sosok manusia yang mempunyai tanggungjawab untuk membangun peradaban, menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan sebagai khalifah dimuka bumi sekaligus menyadari dirinya sebagai sebuah bangsa yang memiliki harkat dan martabat dihadapan bangsa lain.
Sebagai gerakan dakwah haruslah membumikan agenda-agenda aksinya, sebagaimana yang diputuskan dalam Musyawarah Wilayah XXI di Makassar. Apalagi dalam membumikan agenda-agenda aksinya itu diperlukan “keikhlasan” dalam setiap gerak langkahnya tanpa yang satu ini semua akan sia-sia saja.
Oleh karena itu, sekedar mengingatkan apa yang pernah dikatakan oleh KH. Ahmad Dahlan bahwa keikhlasan adalah dasar hidup sosial dalam mencapai tujuan berdasar teori dan keterampilan. Jika hal itu telah terpatri dalam hati dan sanubari setiap pimpinan di IPM maka yang muncul adalah kebahagiaan. Mengapa demikian, sebab kebahagiaan adalah sikap ikhlas, tidak lupa kematian dan menempatkan ilmu sebagai kunci kemajuan dan kebahagiaan bersama.
Mungkin banyak yang bertanya, apa sih “pelajar berkemajuan” itu? Mengapa harus mengambil istilah “berkemajuan”? Kata “pelajar berkemajuan’ mengandung arti pelajar “dapat menjadi maju”, ingin menjadi maju”, sekaligus “berbuat, bergerak atau bekerja menjadi maju”. Pelajar “maju” dan “berkemajuan” karena sifatnya ideal merupakan proses yang tiada akhir dari satu generasi berikutnya sampai akhir zaman.
Kata “berkemajuan” mengandung makna proses sekaligus tujuan atau tujuan sekaligus proses yang tiada akhir itu. Sehingga, penambahan terma “Gerakan” adalah sangat tepat. Gerakan IPM tidaklah mengenal lelah untuk bergerak menuju kemajuan. (Azaki Khairudin, Pelajar Bergerak Menuju Indonesia Berkemajuan: 117).
Kiranya telah jelas bahwa IPM sebagai “Gerakan” tentunya harus tetap berak dinamis dalam menembus peradaban yang kompleks sehingga IPM tidak boleh “diam ditempat”, atau berputar hanya di internal saja. IPM dewasa ini telah memasuki fase dimana IPM pertumbuhan kader yang mempunyai loyalitas dan militansi terhadap organisasi untuk siap berkarya nyata dalam aspek kepelajaran.
Agenda-agenda aksi hasil Musyawaarah Wilayah XXI harus dijewantahkan dalam karya nyata dan mengoptimalkan konsep-konsep tersebut menuju Sulawesi Selatan Berkemajuan seperti tema dalam Musywil XXI di Makassar. Akhirnya, inilah sekelumit harapan dan doa agar IPM eksis dalam mengawal pergerakannya.
Selamat dan Sukses Pelantikan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sulawesi Selatan periode 2016 – 2018.