Oleh: Eril (Ketua Umum PD IPM Sinjai 2013-2015)
KHITTAH.CO, OPINI – Puasa merupakan salah satu ibadah maghdah yang diwajibkan oleh setiap muslim yang rutin kita Tunaikan setiap tahun. Sebagaimana perintah Allah dalam al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibabkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Momentum Ramadhan hendaknya menjadikan puasa yang kita jalankan dapat kita jadikan sebagai perisai terhadap godaan-godaan dalam membentuk kita menjadi semakin baik dan semakin bertakwa kepada Allah.
Puasa yang kita lakukan bukan hanya semata-mata menahan diri dari lapar dan dahaga, tetapi juga juga sebagai perisai yang menjadikan kita sebagai insan yang bertakwa, sehingga puasa yang kita jalankan mampiu membentuk diri kita menjadi semakin bersih, suci lahir dan batin, dalam artian bahwa puasa adalah proses menaklukkan seluruh hawa nafsu kita sebagai proses mencapai ketekwaan yang sesunggunya.
Kita harusnya lebih memahami Ramadhan, dengan memperbanyak amalan-amalan yang dapat meningkatkan keimana dan ketakwaan kita kepada ALLAh swt. Dalam hal ini selain puasa yang harus kita jadikan sebagai perisai dalam membersihkan jiwa lahir dan batin, puasa yang kita jalankan juga perlu dirangkaikan dengan ibadah-ibadah sunnah yang lain, seperti Qiyamul Lail, membaca Al-qur’an dan senantiasa beramal sholeh dengan bersedekah.
Puasa ramadhan yang lakukan setiap tahun tidak cukup hanya sebagai ritual indivudual semata, tetapi harus memancarkan diri kita menjadi uswah khasanah (teladan yang baik) dalam kehidupan. Yaitu dengan menjadikan puasa sebagai perisai atau penahan diri dari hal-hal yang dapat menguragi ibadah kita.
Termasuk mampu memfilter kita dari penggunaan media sosial seperti memposting atau membuka sesuatu yang bermanfaat, Baik itu berupa quote islami, nasihat islami, maupun video islami. Akun-akun tersebut diharapkan bisa membantu menjadikan kita mau kembali untuk sholat, menjalankan puasa dengan sepenuh hati, rajin membaca quran dan berdzikir.
Karena Menjaga lisan bagi orang yang berpuasa tidak lagi sebatas ketika berbicara secara langsung, melainkan juga saat beraktivitas di medsos, seperti menulis status, berkomentar. Olehnya itu mari menjaga hati, lisan dan pikiran kita terhadap hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa yang kita jalankan.
Mari menjadikan puasa kita sebagai perisai yang dapat menjadikan kita menjadi hamba uswah khasanah dalam hal keselarasan kata dan tindakan. Semoga ibadah puasa kita menajdikan kita La Allakum Tattaqun (agar kamu menjadi orang-orang yang bertakwa).