Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
ArsipOpiniTokoh

Kenangan Bersama Pak Kiai Bahar

×

Kenangan Bersama Pak Kiai Bahar

Share this article

Oleh: Abdul Rachmat Noer

(Ketua IMM Cabang Kotamadya Ujung Pandang 1991-1993 dan  Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel 2006-2010)

KHITTAH.co – Saya mengenal beliau ketika masih aktif di IMM sekitar tahun 1986. Pak Kiai sering mengisi pengajian anak-anak IMM khususnya untuk pemantapan Materi Ibadah khusus instruktur IMM.  Setiap dimintai kesediaan mengisi acara pengajian,  beliau selalu mengiyakan.  Jarang sekali permintaan kami ditolaknya kecuali sudah ada jadwal yang lebih dulu diterima.

Hubungan saya lebih dekat lagi dengan Pak Kiai Bahar ketika saya terpilih sebagai Ketua Umum PC IMM Kotamadya Ujung Pandang (sekarang Makassar) pd thn 1991. Saat itu beliau sebagai Ketua PDM Makassar.  Sebagai Ketua Ortom “yang nakal”, beliau dengan penuh kesabaran menghadapi kami saat itu yang sedang mengalami gejolak jiwa muda,  meletup-letup dan kritis.  Justru dengan kesabarannya itulah akhirnya kami anak-anak IMM yang saat itu memiliki jiwa pemberontak berhasil dibina utk tetap berjuang sesuai Khittah Perjuangan Muhammadiyah.

Setelah lama meninggalkan lingkungan Ortom Muhammadiyah,  saya akhirnya kembali aktif setelah terpilih sebagai Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel pd tahun 2006. Saat itu beliau menjabat Ketua PW Muhammadiyah Sulsel.  Ini pertemuan kedua saya dengan beliau selaku pimpinan Ortom.

Saya merasa nyaman bergaul dengan beliau karena Pak Kiai sdh mengenai sifat dan karakter saya.  Dan alhamdulillah, dengan sifat sabar dan kebijaksanaan yang Pak Kiai miliki,  saya dapat menunaikan amanah sebagai Ketua PWPM Sulsel sampai thn 2010 dengan sejumlah prestasi yang diukir oleh Pemuda Muhammadiyah Sulsel.

Menurut saya,  beliau adalah seorang ulama besar tetapi sangat sederhana, zuhud dan tawadhu.  Hal itu dapat kita lihat dan rasakan dari kehidupan kesehariannya. Beliau seorang pemimpin yang sabar dan bijaksana yang mampu menjiwai orang yang dipimpinnya.  Beliau adalah seorang guru yang tidak suka menggurui tetapi lebih banyak memberi tauladan.  Pak Kiai sosok yang jika berbicara selalu menyentuh akar masalah dan memberi solusi.

Tak banyak figur seperti Pak Kiai Bahar yang saya kenal dalam kehidupan saya. Selamat jalan Pak Kiai,  tak terhitung petuah dan nasehat kepada kami anak-anakmu.  Hanya doa yang dapat kami persembahkan utk membalas kebaikanmu.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu.

 

_*

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply