Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaDaerah

Kepala LP2AIK: Gerakan IMM Lillahi Ta’ala

×

Kepala LP2AIK: Gerakan IMM Lillahi Ta’ala

Share this article

KHITTAH.CO, ENREKANG – Pimpinan Komisariat (Pikom) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Buya Hamka dan Faruq Altruis Universitas Muhammadiyah Enrekang (UME) menggelar kegiatan Diksuswati di Aula Kampus 1 UME, Ahad (21/08/2021).

Diksuswati ini merupakan kegiatan pertama dua Pikom IMM UME yang dilakukan bersama.

Kepala Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan (LP2AIK) UME, Saidang S hadir memberikan sambutan pada kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya, Saidang mengatakan, di kalangan mahasiswa banyak corak dan warna. Ada mahasiswa ekstrem kanan, ada pula yang ekstrem kiri.

“Gerakan mahasiswa ada yang berdasarkan filosofi agama bahkan ada yang berhaluan ideologi tertentu. Sehingga seringkali gerakan mahasiswa antara satu dengan yang lain saling berseberangan, Ada  Gerakan mahasiswa yang ekstrem kanan, ada juga yang ekstrem kiri,” terang Saidang.

Saidang menegaskan bahwa IMM sebagai gerakan mahasiswa Islam memiliki tugas meluruskan ideologi umat khususnya di kalangan mahasiswa. Olehnya, IMM harus hadir mengusung dakwah gerakan berkemajuan untuk mewujudkan cita-cita Muhammadiyah.

“IMM harus berdiri di tengah yang berfungsi menetralkan dan sekaligus mengusung dakwah gerakan berkemajuan,” tegas Kepala LP2AIK ini.

Lebih jauh, Saidang menjelaskan bahwa IMM sebagai organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah harus menjadikan kepribadian Muhammadiyah sebagai fondasi perjuangan IMM dalam menggerakkan dakwah di kalangan mahasiswa.

“Oleh karena itu, IMM dalam gerakannya sebagai akademisi melekat di perguruan tinggi. Semua anggota IMM otomatis memiliki latar belakang perguruan tinggi yang berbeda. Dakwah IMM harus menyentuh kelompok mahasisiwa dari latar belakang keilmuan yang berbeda-beda,” kata Saidang.

Di hadapan peserta Diskusiwati, Saidang berpesan agar kader-kader IMM tidak boleh bangga dengan jumlah anggota yang dimilikinya. Kader IMM harus fokus memikirkan langkah strategis dalam menjalankan misi dakwah Muhammadiyah di kalangan mahasiswa.

“Kita jangan bangga dengan jumlah yang ada sekarang, tetapi menjadi tantangan kita ke depan adalah bagaimana mengusung dakwah Muhammadiyah di kalangan mahasiswa,” tutur Saidang.

Selain itu, Ia juga berpesan bahwa seorang kader IMM harus memperkaya dirinya dengan ilmu, sehingga gerakan dakwah yang dilakukan bisa diterima baik oleh umat. Tidak hanya itu, kader IMM perlu membangun kultur ilmiah dengan prinsip berilmu amaliah dan beramal ilmiah.

“IMM adalah lillahi taala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat. Karena kita (IMM) memiliki konsekuensi sebagai bagian masyarakat yang meduduki kelas akademisi,” pungkasnya.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply