Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Ketika Kafilah Dagang Menguji Keimanan: Refleksi Dr Abbas Baco Miro di Masjid Kampus Unismuh

×

Ketika Kafilah Dagang Menguji Keimanan: Refleksi Dr Abbas Baco Miro di Masjid Kampus Unismuh

Share this article

Khittah.co, Makassar  — Suasana khutbah Jumat di masa Rasulullah SAW pernah diwarnai peristiwa menarik yang menyimpan pesan mendalam tentang prioritas iman dan godaan duniawi. Peristiwa itu dikisahkan kembali oleh Direktur Pesantren Ulil Albab Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr KH Abbas Baco Miro, saat mengisi kultum zuhur di Masjid Subulussalam Al-Khoory, Kampus Unismuh Makassar, Senin (6/10/2025).

Dr Abbas mengisahkan, suatu hari Rasulullah SAW sedang berkhutbah Jumat. Pada masa itu, khutbah dilakukan setelah shalat Jumat. Para sahabat duduk tenang dan khusyuk mendengarkan khutbah Rasulullah. Namun, ketenangan itu mendadak terusik ketika datang kafilah dagang milik Dihyah bin Khalifah dari Syam.

“Dalam riwayat Jabir bin Abdillah disebutkan, saat kami shalat bersama Nabi Muhammad SAW, datang rombongan dagang yang membawa makanan. Maka banyak di antara sahabat berpaling menuju rombongan itu, hingga hanya tersisa dua belas orang bersama Rasulullah,” tutur Dr Abbas mengutip hadis riwayat Bukhari.

Menurutnya, sahabat yang semula tekun mendengarkan khutbah mulai goyah ketika genderang tanda dimulainya perdagangan ditabuh. Barang dagangan yang dibawa Dihyah—berupa makanan dan barang-barang khas Syam yang jarang ditemui di Madinah—terlalu menggoda untuk dilewatkan.

“Sebagian sahabat mungkin berpikir, jual beli itu penting untuk nafkah keluarga. Mereka lupa, saat itu Rasulullah masih menyampaikan pesan langit. Hingga akhirnya, turunlah surah Al-Jumu’ah ayat 11 sebagai teguran dan pengingat,” ujar Dr Abbas.

Ayat tersebut berbunyi, “Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri berkhutbah. Katakanlah, apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan, dan Allah Pemberi rezeki yang terbaik.”

Melalui kisah ini, Dr Abbas mengingatkan jamaah agar tidak terbuai oleh urusan duniawi, betapapun menggoda, karena keberkahan sejati terletak pada keikhlasan mendengarkan dan mengamalkan pesan ilahi.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply