KHITTAH.CO, PINRANG – Prof Arifuddin Ahmad, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, menyampaikan khutbah Idul Fitri 1446 H di pelataran Masjid Mujahidin Muhammadiyah Pinrang, Senin (31/3/2025). Dalam khutbahnya, ia menekankan pentingnya memanifestasikan nilai-nilai Ramadan melalui tiga dimensi: spiritual, aksional, dan institusional, sebagai bentuk penyempurnaan ibadah pascabulan suci.
“Ramadan adalah madrasah ruhiyah (sekolah spiritual) yang mengajak kita untuk tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga membersihkan jiwa, menguatkan iman, serta membangun kesalehan sosial dan kelembagaan,” ujar Prof Arifuddin, yang juga Guru Besar Ilmu Hadis Universitas Alauddin Makassar.
Dimensi Spiritual
Dalam dimensi spiritual, ia menjelaskan Ramadan sebagai momentum untuk mentazkiyah an-nafs (penyucian diri) melalui puasa, shalat, dan zakat. “Puasa bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sarana mengembalikan fitrah manusia sebagai hamba Allah (Abdillah) yang lahir dengan potensi zikir dan akal,” tegasnya. Ia mengutip QS Al-Baqarah:183 tentang tujuan puasa meningkatkan ketakwaan, serta mencontohkan keteladanan Rasulullah SAW yang memperbanyak iktikaf dan tahajud di sepuluh malam terakhir Ramadan.
Dimensi Aksional
Pada dimensi aksional, Prof Arifuddin menyerukan agar nilai Ramadan diwujudkan dalam tutur kata, perilaku, dan kepedulian sosial. “Puasa melatih kita mengendalikan syahwat, menghindari ucapan kotor, serta peka terhadap penderitaan sesama,” ujarnya. Ia mengingatkan hadis Rasulullah SAW tentang bau mulut orang berpuasa yang lebih harum di sisi Allah daripada minyak kasturi, serta pentingnya zakat fitrah sebagai penyucian diri dan bantuan bagi kaum dhuafa.
Dimensi Institusional
Pada tingkat institusional, ia mendorong umat Islam membangun sistem yang mendukung pelaksanaan ibadah. “Shalat khusyuk membutuhkan masjid yang nyaman, zakat memerlukan sistem ekonomi produktif, dan puasa harus menginspirasi penguatan SDM unggul,” paparnya. Menurutnya, institusi keagamaan, pendidikan, dan sosial harus bersinergi untuk mewujudkan visi Islam sebagai khayra ummah (umat terbaik).
Prof Arifuddin juga mengajak jamaah berdoa agar dosa-dosa diampuni, pemimpin diberi hidayah, dan solidaritas umat semakin kuat. “Ya Allah, jadikan kami bagian dari hamba-Mu yang istikamah, menjadi teladan dalam kebaikan, dan dijauhkan dari siksa dunia-akhirat,” ucapnya dalam penutup khutbah.
Kegiatan salat Id diikuti ribuan jamaah dari berbagai daerah di Pinrang. Usai salat, warga bersilaturahmi dan saling memaafkan, mengimplementasikan pesan Idul Fitri sebagai hari kemenangan kembali ke fitrah.