Oleh: Nur Azizah Putri*
KHITTAH.CO, – Lingkungan keluarga ialah lingkungan awal bagi semua orang di mana ia pertama hadir di sana dan berasal dari sana. Lingkungan keluarga adalah tempat mendapatkan pendidikan pertama setelah kita terlahir atau berada di dunia ini. Lingkungan keluarga sangat memengaruhi perilaku dan sikap seseorang. Didikan keluarga sangat berperan penting bagi setiap orang. Lingkungan keluarga mempunyai andil besar dalam mencapai tujuan pendidikan karena keluarga di sini adalah sekolah atau madrasah pertama bagi seorang anak atau seseorang yang baru saja lahir di dunia ini.
Selepas dari lingkungan keluarga ada yg namanya lingkungan sekolah. Ini menjadi tempat kedua untuk memeroleh pendidikan setelah terlepas dari lingkungan keluarga.lingkungan persekolahan ini diwajibkan dari jenjang taman kanak kanak hingga jenjang sekolah menengah atas dan jika ada rejeki lebih maka bisa memasuki kejenjang pergururan yang lebih tinggi (universitas).
Dalam lingkungan keluarga ada banyak sekali macam cara mendidik karena secara otomatis. Setiap keluarga memiliki cara mereka tersendiri untuk mendidik anak atau generasi penerusnya, tidak ada keluarga atau orang tua yg menginginkan anak mereka salah jalan atau menderita. Semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk mereka, tetapi tidak banyak orang tua yang salah memberikan keinginan mereka kepada anak, mereka.contohnya menginginkan anaknya selalu juara pertama di lingkungan sekolah (kelas) sehingga mereka sangat mengontrol anak mereka mengenai pelajarannya bahkan waktu untuk bermainnya sangat dibatasi.
Memang baik jika waktu bermain anak itu dibatasi agar mereka tidak hanya terfokus dengan permainan saja, tetapi,jangan juga terlalu menekan anak tersebut dengan hanya belajar, belajar, dan belajar saja. Menjadi kutu buku dan selalu berhadapan dengan sesuatu yg menyangkutkannya dengan pelajaran sehingga ia merasa bosan, tertekan dengan hal itu, yang pasti hal itu akan sangat mengganggunya. Apa lagi pola pikirnya, dan ada juga keuarga yang selalu mengikuti kemauan anaknya atau bisa dikatakan memanjakan anaknya. Ini juga sebenarnya tidak bagus. Mengapa dikatakan demikian,karena jika sang orangtua selalu memberikan atau menuruti kemauan anaknya ini, maka anaknya akan selalu bergantung kepadanya, akan selalu berpikiran dan beranggapan bahwa apa yang ia inginkan akan selalu dituruti dan diberikan oleh orang tuanya tanpa ia berusaha apa apa ia hanya meminta.
Ada pepatah yang berkata bahwa buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Ini secara tidak langsung berkata bahwa sikap seorang anak itu tidak jauh beda dengan sikap orang tuanya. Iya, saya setuju dengan hal itu, bahwa sikap seorang anak tidak jauh dari sikap orang tuanya, tetapi banyak juga sikap seorang anak melenceng atau bertolak belakang sekali dengan sikap orang tuanya. Bahkan kadang ada seorang anak yang tidak menginginkan sikapnya atau perilakunya mengikuti jejak orangtuanya, semisal dengan sikap turunan beristri banyak.
Dalam sebuah keluarga ada yang mempunyai sifat turunan beristri banyak. Ada seorang anak laki laki (penerus keempat) dalam keluarga tersebut, ia sangat tidak ingin sikap tersebut menurun kepadanya disebabikan ia memiliki pikiran bahwa ia memiliki seorang ibu dan seorang kakak perempuan. Ia tidak menyakiti perempuan, ia ingin menjaga perempuan dan dirinya pun takut jika di masa yang akan datang selepas ia beristrim durubta mempunyai anak perempuan dan anak perempuannya di sakiti oleh pria lain (di duakan) karena menduakan wanita adalah bentuk menyakiti secara tidak fisik dan itu termasuk titik lemah seorang perempuan dan ia tidak mau itiu terjadi. Keluarga laki laki ini pun selalu mengajarkan cara menghargai dan menjaga wanita agar anak laki laki ini tidak seperti generasi sebelumnya yang mempunyai istri lebih dari satu dan termasuk ayah dari anak laki laki ini yang mempunyai istri lebih dai satu dan ibunyalah yang menjadi salah satunya.
Adapun keluarga yang bisa dikatakan bukan keluarga sehat yang di mana keluarga itu mempunyai 4 orang anggota, yakni terdiri atas ayah, ibu serta anak perempuan pertama dengan anak keduanya laki laki.dalam keluarga ini mereka semua memang seatap satu tempat tinggal tapi mereka berasa asing. bisa dipahami bahwa setiap anggota keluarga mempunyai kesibukan mereka entah itu ayah yang sibuk bekerja atau ibu yang sibuk mengurus pekerjaan rumah dan anak yang sibuk dengan sekolah atau pergaulannya.
Pendidikan di dalam keluarga yang seperti ini, bisa disinyalir kurang atau apapun istilah yang tepat. Ibunya yang selalu menasehati dan memberikan saran yang baik kepada anak-anaknya tetapi seorang ayah yang selalu memberikan hal dan contoh yang tidak baik kepada anak anaknya. Dari hal ini, kadang memebuat bimbang, tetapi, dalam keadaan apapun peran seorang ibu sangat penting bagi keluarga baik itu secara kekeluargaan atau pun pendidikan karena keluarga sama sama penting dan bisa diiibaratkan sebagai madrasah atau sekolah pertama bagi generasi selanjutnya atau penerus berikutnya.
* Mahasiswa Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar