KHITTAH.CO, Makassar- Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Mawardi Pewangi akhirnya meraih gelar doktor dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Hal tersebut setelah Mawardi sukses mempertahankan disertasinya dalam Ujian Promosi Doktor Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Selasa, 31 Januari 2023.
Hal yang menarik dari sidang promosi tersebut, disampaikan oleh Irwan Akib, Direktur Program Pascasarjana Unismuh, yang juga bertindak sebagai penguji.
Irwan Akib menyebut bahwa ada tiga orang Mantan Sekretaris Umum DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra) dalam sidang promosi yang dihelat di Aula Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unismuh ini.
Mereka adalah Ambo Asse yang bertugas sebagai ketua sidang, Mawardi Pewangi sebagai promovendus, dan Irwan Akib sebagai sekretaris sidang.
“Ada tiga mantan Sekretaris DPD IMM dalam sidang ini, baik penguji maupun yang diuji. Pak Mawardi ini menggantikan Prof Ambo sebagai Sekretaris Umum DPD IMM, kemudian saya yang menggantikan Pak Mawardi,” ungkap Irwan disambut tepuk tangan hadirin.
Seusai sidang, Irwan Akib mengungkapkan bahwa Mawardi Pewangi adalah instruktur Irwan dalam pengaderan IMM.
“Dari sini kita bisa ambil pelajaran, bahwa dalam proses menimba ilmu pengetahuan itu, ya, saling berganti lah. Beliau yang ajari saya di Muhammadiyah, sekarang saya yang bertanya lagi,” ungkap Irwan tertawa kecil.
Menurut Sekretaris PWM Sulsel ini, Mawardi Pewangi adalah tokoh Muhammadiyah dengan pengetahuan yang cukup kompleks.
“Pak Mawardi ini menekuni Sejarah Peradaban Islam, kemudian menekuni ilmu pendidikan, dan yang pastinya, menurut saya, Pak Mawardi adalah orang yang sangat memahami sejarah Muhammadiyah,” ujar Irwan.
“Bahkan, Pak Mawardilah yang paling memahami mau di bawa ke mana pendidikan Muhammadiyah ini ke depannya. Apalagi Pak Mawardi ini wakil ketua yang membidangi bidang pendidikan di PWM Sulsel,” lanjut dia.
Tidak hanya itu, Irwan membeberkan, pemahaman Mawardi Pewangi yang mendalam terkait pendidikan Muhammadiyah karena pengalaman yang panjang.
“Pak Mawardi ini, ketika Gombara gonjang-ganjing, beliau kepala tsanawiyah, saya ditunjuk menjadi guru. Jadi, Pak Mawardi ini selalu menjadi atasan saya,” ungkap Irwan.
Karena itulah, Irwan Akib mengaku banyak mendalami disertasi Mawardi Pewangi ini dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa memberikan gambaran riil dan aktual terkait pendidikan Muhammadiyah.
Terlebih, kini, Irwan Akib diamanahi sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi pendidikan dan kebudayaan.
Dalam ujian promosi ini, Irwan hanya mengajukan satu pertanyaan pamungkas. Irwan menanyakan terkait ketercapaian visi misi pendidikan Muhammadiyah oleh sekolah-sekolah dan langkah konkret untuk pencapaian tersebut.
Jawaban Mawardi Pewangi diakui Irwan Akib sangat memuaskan. “Jawaban Pak Mawardi itu menjadi masukan untuk saya sebagai ketua yang membidangi pendidikan. Saya sengaja bertanya seperti itu untuk mendapatkan gambaran kondisi pendidikan kita di Sulawesi Selatan,” ungkap Irwan.
Dalam simpulan disertasi yang berjudul “Implementasi Nilai Al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan (AIK) pada Supervisi Pendidikan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di Sekolah Muhammadiyah Kabupaten Gowa”, Mawardi menyebut terdapat empat nilai AIK yang dihadirkan dalam kegiatan supervisi.
Integrasi nilai tersebut yaitu nilai ihsan, keikhlasan, keteladanan, dan nilai tajdid. Integrasi nilai tersebut dalam supervisi kepala sekolah berhasil meningkatkan kinerja guru.
Salah satu hal yang menarik dalam disertasi Mawardi adalah penerapan nilai tajdid. Mawardi mengungkapkan, indikator operasional nilai tajdid oleh guru, yaitu bersikap terbuka dan dinamis, melakukan perubahan positif, berpikir maju, kritis, kreatif, dan inovatif.
Mawardi juga menyebut bahwa guru yang memiliki tajdid harus menunjukkan keberanian melakukan purifikasi dan reinterpretasi, memberikan respons cepat dan tepat terhadap masalah, serta berjiwa gerakan atau siap menjadi penggerak perubahan dan kemajuan dalam masyarakat.