Oleh: Poetra Juhar*
KHITTAH.CO,- Melaut merupakan salah satu mata pencaharian yang unik bagi masyarakat yang mendiami wilayah pesisir, tidak terlepas untuk wilayah teluk saleh khususnya Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, NTB.
Umumnya, orang mengenal melaut dengan berbagai macam cara mulai dari memancing, menjala ikan, pukat dan ada satu teknik yang unik sekaligus menarik, biasa dilakukan masyarakat Langgudu terkhusus di wilayah Karumbu, Dusun Rimba; kegiatan melaut, masyarakat menyebutnya dengan sebutan “Bagang“. Barangkali terdengar asing bagi khalayak ramai namun bagi masyarakat Langgudu dan masyarakat Bima pada umumnya, Bagang merupakan salah satu kegiatan atau mata pencaharian yang telah hadir dan tumbuh melekat dari jejak nenek moyang sampai dengan masa sekarang.
Jika kita perhatikan dari tata letak wilayah, Kecamatan Langgudu yang terdiri dari dua wilayah yaitu daerah daratan dan pesisir (lautan). Bagi kebanyakan orang, melaut selalu identik dengan hasil tangkapan. Tapi melaut itu bukan hanya berbicara tentang mendapatkan hasil tangkapan untuk mereka yang telah berpengalaman. Lebih dari itu, melaut merupakan kegiatan yang cukup rumit.
Mengapa demikian? Sebab seorang nelayan mesti mampu membaca keadaan yang berkaitan dengan arah angin dan desir pukulan ombak yang kadangkala tak beraturan arahnya. Biota laut dan karang yang berwarna lebih indah dari gambar HD (High Definition) dan aroma tubuh laut itu seperti masa lalu dan sekaligus masa depan. Memberi pengalaman dan harapan bagi seorang pelaut, pun nelayan Bima.
Terlepas daripada itu, sebagai daerah penghasil ikan (basah ataupun kering) yang bisa dikatakan cukup tersohor untuk wilayah kota dan kabupaten di Bima, sapaan unik selalu disematkan kepada desa kecil ini dengan sebutan “uta karamba Karumbu” selalu familiar. Uta karamba Karumbu artinya ikan hasil laut masyarakat Karumbu, Kecamatan Langgudu yang ditangkap langsung dari kemegahan air lautnya yang begitu jernih dan segar.
Ada sedikit kegelisahan hari-hari ini, penulis membaca situasi dan kondisi Karumbu yang sekarang terhadap pendapatan hasil laut bagang yang dibahas di atas cukup menurun drastis ketimbang bulan-bulan lalu.
Hal ini disebabkan oleh keadaan laut yang tidak terawat dengan baik semisal banyaknya oknum-oknum tangan usil yang selalu melakukan pemboman liar dan pembuangan sampah secara sembarangan. Biota laut dan makhluk hidup yang bersemayam di dalam samudera Langgudu itu kini menjadi kian sulit ditangkap.
Jika kita mau bersabar sedikit saja, maka kita akan justru bisa menikmati hasil laut yang melimpah. Lebih dari hasil kita mengebom ikan, atau kegiatan-kegiatan merusak lainnya yang tidak pernah efektif untuk membawa perubahan pada ekonomi masyarakat nelayan.
Maka dari kegelisahan demikian itu tulisan ini hadir. Penulis mengharapkan kepada pemerintah desa dan kecamatan dan masyarakat umum, mari sama-sama merangkul dan menjaga alam (tak kalah penting salah satunya, laut) sebagai wadah mata pencaharian agar ke depannya hasil laut yang diharapkan bisa membantu kembali menormalkan ekonomi masyarakat. Kita sadar, maka kita hidup makmur.
*Pemerhati Laut