Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Menuju Generasi Muda Maju dan Islami

×

Menuju Generasi Muda Maju dan Islami

Share this article

Oleh: Rina Oktaviani*

Milad ke-109 Muhammadiyah tahun ini dilaksanakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dihadiri oleh berbagai tamu undangan, bahkan milad tahun ini dilakukan via media zoom serta live streaming YouTube. Harapannya meskipun saat ini masih dalam kategori pandemi Covid-19 semua kalangan yang ingin menyaksikan resepsi milad Muhammadiyah masih bisa menyaksikannya meskipun hanya melalui media visual.

Meskipun melalui media virtual milad Muhammadiyah ini tetap dimeriahkan dan dihadiri oleh dosen, mahasiswa, karyawan, bapak/ibu guru dari berbagai daerah yang senantiasa ingin menyaksikan milad Muhammadiyah. Hal ini dibuktikan dengan adanya peserta zoom maupun para pemirsa live streaming YouTube yang menghiasi kolom komentar. Bukan hanya itu, milad Muhammadiyah pun di hadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo secara virtual.

Pidato Milad ke-109 Muhammadiyah ini dibawakan oleh Ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. Dan dari banyaknya topik penting yang Haedar sampaikan ada beberapa topik yang menarik perhatian saya di sini, yaitu mengenai optimistik generasi muda untuk mencapai generasi yang maju. Kata Haedar Nashir bahwa untuk mencapai negara yang maju harus ada generasi muda yang memiliki pola pikir untuk terus berkembang. Semua masyarakat diharapkan memiliki tekad dan kesungguhan yang kuat, ketulusan, kecerdasan, kepercayaan yang kuat, bukan hanya menjadi generasi muda yang maju dalam masa penanggulangan Covid-19 namun untuk berbagai hal, untuk diri sendiri, orang-orang terdekat, maupun untuk bangsa Indonesia ini.

Selain memiliki sikap optimistisme, kita juga harus memiliki nilai ketauhidan untuk kemanusiaan, seperti hal nya yang dijelaskan pada surah Al-Ma’un. orang disebut mendustakan agama karena tidak peduli pada kaum miskin dan anak yatim. Allah memperingatkan, kerusakan di muka bumi akan terjadi bila tidak ada relasi antara “hablun min Allāh” dan “hablun min al-nās” (Q.S. Ᾱli ‘Imrān: 112). Nabi bersabda,  ” bahwa tidak beriman seseorang hingga dia terbukti mencintai sesamanya sebagaimana mencintai dirinya” (H.R. Muslim). Tauhid, iman dan taqwa berkaitan dengan urusan kemanusiaan dan kehidupan.

Sebagai manusia apa lagi kita masih muda harus memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang-orang sekitar sebab kemajuan sebuah bangsa ada di tangan generasi generasi mudanya. Sesuai dengan ajaran kemuhammadiyahan kita generasi muda Muhammadiyah harus memiliki pola pikir yang maju dan tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnahnya.

Nilai kasih sayang antar manusia terhubung dengan kasih sayang tuhan, sebagaimana sesuai dengan hadis Nabi yang artinya: “Orang-orang yang penyayang itu akan dikasihi oleh yang Maha Penyayang dan yang Maha Suci lagi Maha Tinggi, maka sayangilah makhluk yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh makhluk yang ada di langit” (H.R. ‘Abdullah bin‘Amr r.a.).

Kasih sayang bukan hanya kita berikan untuk manusia, melainkan bisa kepada hewan peliharaan, maupun tumbuhan di sekitar, dengan memberi makan pada setiap makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan, dan hewan sama halnya dengan kita menyayangi mereka. Jangan pernah saling menyakiti antar sesama, sungguh kita hidup dengan bergantung antar satu orang dengan orang yang lainnya.

Dalam hal ini kita belajar banyak melalui lingkungan sekitar kita, peran Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sejauh ini sudah membuktikan kinerjanya secara nyata seperti pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Jika dihitung semua amal usaha yang dibangun oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ini lebih dari 10.000 jumlahnya.

Dari berbagai macam amal usaha yang didirikan, seharusnya kita bisa lebih giat lagi agar menjadi generasi muda Muhammadiyah-Aisyiyah yang dapat mengembangkan lebih banyak lagi amal usaha dan sosialisasi untuk masyarakat untuk kehidupan generasi-generasi muda berikutnya. Tanpa pandang bulu terhadap sesama manusia. Berbuatlah kebaikan antar sesama umat, saling menghargai dalam segala hal, saling mengingatkan jika ada yang salah, menjadi generasi yang memiliki rasa empati tinggi sungguh sangat di butuhkan oleh bangsa ini.

Sungguh, Allah Bersama Orang-orang yang Berbuat Baik. “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al – ‘Ankabut ayat 69).

Rasa persaudaraan dan kebersamaan harus membersamai kita senantiasa, sebab kita adalah manusia sosial yang saling  membutuhkan, saling support terhadap keluarga maupun teman dan orang-orang sekitar akan menumbuhkan sikap positif di dalam diri kita. Mungkin kita berfikir tidak membutuhkan orang lain, namun bagaimana dengan orang-orang di sekitar kita? Jadi, ayo lunakkan rasa egois mari kita bantu sesama dan wujudkan generasi muda yang maju serta menjunjung nilai-nilai islami!.

 

* Mahasiswa D3 Kebidanan Semester 3A Universitas Aisyiyah Yogyakarta

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply