Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Muhamadiyah sebagai Gerakan Nasional

×

Muhamadiyah sebagai Gerakan Nasional

Share this article

Oleh: Diyas Indah Pakerti*

Muhamadiyah sebagai gerakan nasional, Muhamadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama nabi Muhammad saw , sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Muhammadiyah memiliki arti pengikut Nabi Muhammad.

KH. Ahmad Dahlan adalah adalah pendiri Muhamadiyah. Ia mendirikan Muhamadiyah karena Muhamadiyah adalah organisasi pemersatu Bangsa. tujuan Muhammadiyah adalah menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sementara itu, Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid (pembaruan tentang pokok ajaran Islam) yang bersumber pada al-Qur’an dan al-Sunnah al-Sahihah.

Muhammadiyah didirikan pada masa penjajahan Belanda masih menduduki bumi Indonesia. Gerakan ini dicurigai oleh pemerintah Belanda. Beberapa kali izin mendirikannya ditolak atau digagalkan. Namun, usaha dari K.H. Ahmad Dahlan bersama tokoh kebangkitan nasional lainnya tidak pernah berhenti. Penjelasan KH. Dahlan dan tokoh-tokoh Budi Utomo pada pemerintah Belanda mempu meyakinkan wacana tujuan gerakan ini.

Tujuan dari gerakan ini yaitu membantu pemerintah mencerdaskan bangsa, terutama umat Islam. Walaupun bergotong-royong pemerintah Belanda tentu tidak menghendaki bangsa Indonesia menjadi cerdas dan pandai. Namun akhirnya, usaha dia atas rida Allah SWT, izin dari pemerintah Belanda bisa diperoleh. Dengan catatan wilayah gerak persyarikatan ini hanya di Pulau Jawa.

Muhammadiyah sebagai suatu pergerakan yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan tanah air Indonesia dalam bidang-bidang kehidupan. Maka dikenallah oleh setiap orang dan tokoh nasional perilaku dan abjad K.H. Ahmad Dahlan beserta latar belakang perjuangannya. Itulah awal dikenal dan ditetapkan Muhammadiyah sebagai pergerakan nasional Indonesia. Banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berperan besar dalam pergerakan yang bersifat nasional. Beberapa di antaranya yaitu Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Mas Mansur, Jenderal Sudirman, Kasman Singodimeja, dan Buya HAMKA.

Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional adalah:
1. KH. Ahmad Dahlan
2. Siti Walidah (Nyai Dahlan/Istri KH. Ahmad Dahlan)
3. Prof. KH. Kahar Muzakir (Termasuk Penandatangan Piagam Jakarta)
4. Mulyadi Djoyomartono (Menteri Sosial RI Pertama)
5. KH. Mas Mansur
6. Prof. DR. Haji Abdul Malik Karim Amrullah/HAMKA (Ketua MUI pertama)

Sebagaimana ditegaskan oleh Prof. Haedar  Nasir bahwa “Muhammadiyah dalam memperingati Milad ke-109 niscaya bergerak makin dinamis dalam membangkitkan para anggota dan seluruh institusinya agar mampu melakukan langkah-langkah perubahan yang mendorong usaha-usaha strategis dan melahirkan pusat-pusat keunggulan serta perluasan jelajah perjuangan Persyarikatan menuju Muhammadiyah berkemajuan di berbagai bidang dan ranah kehidupan. Jadikan momentum terbaik ini sebagai pintu mengembangkan dakwah, tajdid, dan ijtihad kolektif guna mendorong semangat al-tagyīr (perubahan), al-tanwīr (pencerahan), dan al- taqaddum (kemajuan) untuk membangun Muhammadiyah yang unggul berkemajuan di ranah lokal, nasional, dan global”.

Selain itu Haedar Nashir pun berharap agar “para pimpinan Muhammadiyah dari seluruh lapisan niscaya gigih memajukan umat dan bangsa melalui amal usaha dan kerja-kerja unggulan seraya terus belajar, memperkaya, mengembangkan, serta mempromosikan pemikiran-pemikiran maju. Menanggapi atau berdialog dengan pemikiran yang berbeda dari berbagai kalangan mesti dilakukan dengan pemikiran dan ilmu yang mendalam dan berhorizon luas, bukan dengan pikiran-pikiran dangkal dan apologia. Para pimpinan Muhamamdiyah di seluruh tingkatan dapat menjadi suluh kemajuan dengan jiwa ilmu dan hikmah disertai “uswah ḥasanah”.

Dan Haedar Nashir pun optimis bahwa “Para kader Muhammadiyah dengan integritas iman, kepribadian, dan nilai-nilai utama yang diajarkan Islam dan tradisi Kemuhammadiyahan yang berkemajuan niscaya mampu berdiaspora di berbagai lapangan dan ramah kehidupan”.

Sebagai  mahasiswa, milad Muhamadiyah yang ke- 109 dapat menjadi motivasi agar Mahasiswa selalu optimis dalam menghadapi segala sesuatu. Dan juga Pandemi ini mahasiswa  belajar untuk memahami masalah secara mendalam dan luas serta membangkitkan diri untuk maju pasca musibah.

Manusia diajari Tuhan dengan berbagai cara. Musibah boleh jadi merupakan cara Tuhan agar manusia terus mengungkap rahasia ciptaan-Nya yang sangat luas dan tak terbatas, bersyukur atas segala nikmat-Nya, serta mengakui Kemahakuasaan-Nya. Di sinilah pentingnya membangkitkan nilai dan etos kemajuan bagi seluruh manusia atas musibah yang mewabah di seluruh dunia ini.

Pandemi tidak menjadi halangan bagi Muhamadiyah untuk terus menebar kebaikan. Muhammadiyah telah menunjukkan kiprah yang telah dirasakan oleh bangsa dan negara Indonesia. Muhamadiyah dapat terus melanjutkan kiprahnya untuk umat. Muhamadiyah juga diharap tetap istiqomah dengan perjuangan-perjuangan yang telah dilakukannya selama ini. “Dalam kaitan dengan Covid-19, Muhammadiyah sejak awal konsisten terus berusaha dengan segala kemampuan yang dimiliki, sumber dana, sumber daya dan sistem yang kita gerakkan, untuk hadir ikut menjadi bagian memberi solusi dan sekaligus optimisme dalam menghadapi pandemi yang sangat berat ini,” Selain masyarakat tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.

Saya bangga menjadi bagian dari Muhamadiyah, karena Muhamadiyah sebagai organisasi islam yang terus berkembang terus setiap tahun nya. Milad Muhamadiyah yang ke 109- dapat diikuti oleh seluruh masyarakat, baik mahasiswa, dosen, karyawan, petani, dll. Milad  Muhamadiyah ini mampu dimengerti oleh setiap Masyarakat.

Sosok prof.Dr. Haedar Nashir, M. Si. Adalah sosok yang sangat bijak dan tegas, penuh dengan semangat. Hal yang dapat saya lakukan adalah untuk memotivasi seluruh masyarakat agar termotivasi , terutama di bidang kesehatan adalah dengan cara membiasakan agar tetap displin, bertanggung jawab, jujur dan juga relegius.

 

* Mahasiswa Kebidanan S1 semester 3 Universitas Aisyiyah Yogyakarta

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UIAD

Leave a Reply