Oleh: Maulidia Istiqomah*
109 tahun yang lalu, persyarikatan bernama Muhammadiyah berdiri dan dideklarasikan di muka bumi. Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Sebuah organisasi yang didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan merupakan sosok kyia yang memahami kitab-kitab yang sukar, dan memiliki keistimewaan berupa rasa khauf (takut) terhadap hari akhir.
K.H. Ahmad Dahlan juga merupakan ulama yang mengajarkan Islam tidak hanya sebatas transfer ilmu pangetahuan tetapi juga mendidik murid untuk mempraktekkan/ mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an yang dipelajari. Menurut K.H. Ahmad Dahlan mengamalkan ajaran Islam tidak perlu menunggu mengetahui semuanya, tetapi apa yang telah diketahui terus dipraktekkan, dimulai dari yang sedikit dan kecil. Untuk itulah beliau sering dikatakan kyai yang memiliki prinsip berilmu amaliyah dan beramal ilmiah.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, sejak awal berdirinya telah membawa misi dakwah dan tajdid yang memiliki karakter utama berkemajuan. Arti maju dalam istilah sehari-hari adalah bergerak ke depan dan berada di posisi pertama. Sedangkan makna berkemajuan ialah, langkah pemikiran dan mental yang terus-menerus berusaha berada di posisi terbaik dari waktu ke waktu.
Makna berkemajuan secara lebih luas adalah alam pikiran yang senantiasa menggerakkan seluruh elemen persyarikatan untuk terus melangkah ke depan. Dan jika ada orang lain yang bergerak ke depan, Muhammadiyah harus selangkah lebih baik. “Jangan sampai kita bergerak ke belakang alias berkemunduran lawan dari berkemajuan,”tegas Haedar Nashir dalam program Ketua Umum Menyapa Suara Muhammadiayh TV (SMTv), Ahad, 15 Agustus 2021”.
Dakwah dan tajdid yang dipahami Muhammadiyah adalah jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman. Islam yang berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan. Islam berkemajuan menyemai benih benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia.
Pandangan Islam berkemajuan bermuara pada pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan sebagai wujud dari islam yang berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan dan ketidakadilan hidup umat manusia.
Islam berkemajuan dan pencerahan adalah peneguhan dan pengayaan Muhammadiyah pada urusan akidah, ibadah, dan akhlak serta mu’amalat duniawiyah yang membawa perkembangan hidup. Islam dalam pergumulan dengan kehidupan sepanjang zaman harus diwujudkan dalam amal. Islam sangat menjunjung tinggi amal sejajar dengan iman dan ilmu, sehingga islam hadir dalam paham keseimbangan sekaligus membumi dalam kehidupan.
Bagi Muhammadiyah, berkemajuan memiliki beberapa proporsi. Pertama, berkemajuan di dalam pemikiran keagamaan. KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah telah berhasil mendobrak situasi zaman yang pada saat itu tertinggal, cenderung stagnan, dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hidup berkemajuan. Sehingga ketika beliau mencoba membenarkan arah kiblat, mendirikan sekolah modern, memprakarsai berdirinya rumah sakit, banyak dari kalangan umat Islam sendiri yang menentang. Walaupun dalam perjalanan beliau banyak mengalami penentangan masyarakat, KH Ahmad Dahlan tetap dan terus berbuat.
Kedua, berkemajuan di dalam pemikiran yang bersifat kemasyarakatan. Sebagaimana menculnya lembaga pendidikan, gerakan ekonomi yang membedayakan, lahirnya gerakan perempuan berkemajuan, dan terbitnya majalah Suara Muhammadiyah sebagai gerakan literasi yang mencerdaskan. Semua ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah sangat kental dengan alam pikiran modern.
Ketiga, berkemajuan di dalam perbuatan dan tindakan. Menurut Haedar, umat Islam tidak akan maju jika tidak memiliki karya dan tindakan nyata yang melembaga.
Muhammadiyah dalam usia lebih satu abad alhamdulillah makin berkemajuan. Lebih khusus dalam keberhasilan membangun amal usaha pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, pembinaan masyarakat di akar-rumput atau jamaah, serta usaha-usaha lain sebagai perwujudan dakwah dan tajdid. Banyak pihak dari luar menilai dan menaruh kepercayaan yang positif terhadap gerakan yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan ini.
Muhammadiyah hadir bukan hanya sebagai organisasi keagamaan yang bergerak di ranah internal Islam. Tetapi juga bentuk gerakan yang mengarah ke ranah masyarakat secara umum. Gerakan tersebut bisa kita lihat diberbagai bidang. Diantaranya bidang sosial, pendidikan dan kesehatan. Gerakan ini pada akhirnya juga menjadikan Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang membantu usaha Indonesia dalam memberantas kebodohan serta membebaskan masyarakat dari kemiskinan.
Hal tersebut merupakan wujud dari gerakan dakwah Muhammadiyah untuk memberikan sumbangsihnya bagi Indonesia. Muhammadiyah juga telah menyiapkan beragam wadah sebagai pembantu perluasan dakwah dalam bentuk lembaga-lembaga. Pada bidang sosial, Muhammadiyah mendirikan panti asuhan, panti jompo dan lembaga lainnya. Pada bidang pendidikan digagas lembaga-lembaga pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi. Pada bidang kesehatan, Muhammadiyah telah banyak mendirikan rumah sakit yang tersebuar luas hampir di sebagian besar wilayah Indonesia.
* Mahasiswa S1 Kebidanan Semester 3 Universitas Aisyiyah Yogyakarta