Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Nilai–Nilai Muhamadiyah untuk Optimis Hadapi Pandemi

×

Nilai–Nilai Muhamadiyah untuk Optimis Hadapi Pandemi

Share this article

Oleh: Veny Atsila Salsa Billa*

Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia dan seluruh dunia adalah masalah yang harus kita hadapi bersama. Pandemi Covid-19 memang membuat seluruh dunia berduka dan mengalami hal-hal berat. Namun demikian, kita semua harus selalu optimis dalam menghadapinya. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dalam pidato Milad Muhammadiyah ke-109, menyampaikan, pandemi Covid-19 mulai melandai. Namun semua pihak harus tetap waspada, karena pandemi ini belum dapat dipastikan kapan berakhirnya.

Ia optimis pandemi Covid-19 bisa diselesaikan jika semua pihak bersatu dan tidak bercerai-berai. Indonesia akan gagal bangkit dan maju manakala para pihak bercerai-berai dan silang-sengketa atau egoisme kelompok. Indonesia harus dibawa maju bersama dalam semangat persatuan Indonesia dan kepribadian bangsa.

Prof Haedar Nashir juga menyampaikan dalam menghadapi pandemi ini kita dapat menerapkan nilai-nilai utama dalam kehidupan. Nilai utama yang harus diterapkan dan dikembangkan di antaranya meliputi nilai tauhid kemanusiaan, nilai pemuliaan manusia, nilai persaudaraan dan kebersamaan, nilai kasih saying, nilai kesungguhan berikhtiar, nilai keilmuan, nilai kemajuan, dan nilai kemanusiaan. Dengan menerapkan nilai-nilai utama tersebut dapat menjadi landasan kehidupan yang lebih baik dalam menghadapi pandemi.

Nilai tauhid dari musibah covid-19 menguatkan keyakinan tauhid kaum beriman bahwa segala sesuatu di alam semesta ini adalah kekuasaan Allah, hidup dan mati dengan segala yang terjadi berada dalam genggaman-Nya. Selain hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama manusia dalam menghadapi pandemi juga perlu diperhatikan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan nilai pemuliaan manusia. Nilai pemuliaan manusia pada pandemi covid 19 memberikan arti tentang pentingnya memuliakan manusia agar saling menghargai, jangan menyia-nyiakan, dan jangan saling merendahkan.

Nilai persaudaraan dan kebersamaan dalam menghadapi pandemi ini adalah setiap orang tidak bisa egois dan merasa bebas dari wabah, diperlukan jiwa persaudaraan dan kebersamaan dalam menghadapinya baik dalam menghadapi pandemi maupun masalah bangsa. Jika masalah ditanggung bersama maka akan lebih mudah sebagaimana pepatah berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Bila terdapat perbedaan maka dicari titik temu karena kita adalah bersaudara. Sikap saling tenggang rasa, toleran, lapang hati dan kerjasama diperlukan demi membangun kehidupan milik bersama. Kita harus menjauhkan diri dari tindakan memaksakan kehendak merasa paling benar agar persatuan Indonesia semakin erat.

Nilai kasih sayang mengajarkan kita untuk memiliki sikap hidup rendah hati terhadap sesama atau cinta kasih yang lahir menjalin silaturahmi dalam wujud kepedulian, empati, simpati, kerjasama dan kebersamaan. Jika tidak mau membantu sesama jangan bertindak semaunya, dan jika tidak dapat memberi solusi atas masalah yang dihadapi maka jangan menjadi bagian dan menambah masalah yang ada. Muhammadiyah dalam menghadapi pandemi Covid-19 maupun berbangsa dan bernegara mengembangkan wawasan atau sikap pandangan yang adil dan tidak radikal.

Nilai kesungguhan berusaha usaha mengatasi pandemi merupakan komitmen dan tanggung jawab bersama. Kita harus melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan oleh pemerintah dengan konsisten, disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk seluruh warga, melakukan vaksinasi dan berbagai langkah lainnya. Hal tersebuta dilakukan untuk mengatasi pandemi ini. Segala ikhtiar dan doa maksimal harus terus dilakukan sebagai jalan jihad mengakhiri musibah ini dan menyelesaikan masalah pandemic di dunia ini.

Nilai keilmuan atau ilmiah dalam menghadapi pandemi pandemi merupakan pentingnya manusia bersandar pada ilmu-ilmu yang mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan. Kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada para ahli epidemiologi, anti-virus, kedokteran, ahli vaksin dan para ilmuwan lainnya telah memberi temuan berharga dalam memahami dan dan menghadapi virus yang mengguncang dunia ini. Bangsa Indonesia harus menghargai ilmu sebagai jalan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut perlu disertai dengan mengambil hikmah agar tidak mengarah pada keangkuhan ilmuwan dan kebenaran ilmu dan pikiran manusia.

Nilai kemajuan mengajarkan manusia untuk belajar memahami masalah secara mendalam dan kuat serta membangkitkan diri untuk maju. Musibah boleh jadi merupakan jalan Tuhan agar manusia terus mengungkap rahasia ciptaannya yang sangat luas dan tak terbatas. Manusia harus bersyukur atas segala nikmatnya serta mengakui kemahakuasaan-Nya. Itulah pentingnya membangkitkan nilai dan etos kemajuan bagi seluruh manusia atas musibah yang mewabah di seluruh muka bumi ini. Setiap musibah bisa jadi salah satu cara Tuhan agar manusia terus mengungkap rahasia ciptaan-Nya yang sangat luas dan tak terbatas. Tujuannya agar manusia bersyukur atas segala nikmat-Nya, serta mengakui Kemahakuasaan-Nya.

 

* Mahasiswa S1 Kebidanan Semester 3A Universitas Aisyiyah Yogyakarta

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply