KHITTAH.CO, MAKASSAR — Puncak peringatan Milad ke-108 ‘Aisyiyah digelar meriah oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan di Gedung Serbaguna ‘Aisyiyah, Jalan Jenderal M. Jusuf, Makassar, Rabu, 29 Mei 2025. Momentum bersejarah ini juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara ‘Aisyiyah dan Lazismu Sulawesi Selatan untuk memperkuat kolaborasi strategis ke depan.
Ketua Panitia Milad, Dr. Hj. Andi Sumrah, AP., M.Si., dalam sambutannya menjelaskan bahwa rangkaian Milad tahun ini telah diisi dengan berbagai kegiatan edukatif dan pemberdayaan masyarakat. “Kami telah melaksanakan lomba edukatif dan kreatif, bakti sosial, pelatihan pemberdayaan ekonomi, hingga pelatihan keterampilan rumah tangga. Alhamdulillah, masyarakat dan para tokoh memberikan apresiasi positif atas kontribusi ‘Aisyiyah selama 108 tahun,” ujarnya.
Mengusung tema “Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Desa Qaryah Thayyibah Menuju Ketahanan Nasional”, ‘Aisyiyah meneguhkan komitmennya sebagai bagian dari gerakan perempuan berkemajuan yang mandiri dan terus memberi kontribusi nyata bagi bangsa.
Ketua Lazismu Sulsel, Prof. Dr. H. Mahmuddin, M.Ag., menegaskan pentingnya sinergi antara lembaga filantropi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dalam memperkuat gerakan dakwah sosial. “MoU ini menjadi penanda awal bagi kolaborasi lebih kuat antara Lazismu dan ‘Aisyiyah. Ke depan, gerakan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) akan lebih dimaksimalkan untuk mendukung program-program ‘Aisyiyah di Sulawesi Selatan,” ujar Guru Besar UIN Alauddin Makassar bidang Manajemen Dakwah itu.
Sementara itu, Ketua PW ‘Aisyiyah Sulsel, Dr. Mahmudah, M.Hum., dalam pidato Miladnya menegaskan bahwa konsep Desa Qaryah Thayyibah merupakan fondasi untuk mewujudkan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
“Gerakan ini harus dimulai dari struktur dasar negara yaitu keluarga. Jika keluarga sakinah terbentuk, maka masyarakat berkualitas akan lahir, termasuk dalam penguatan ketahanan pangan melalui pertanian terpadu dan terbarukan,” jelasnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., turut memberikan apresiasi terhadap kiprah ‘Aisyiyah. Ia menekankan pentingnya peran perempuan dalam pengelolaan pangan keluarga, sekaligus mengingatkan soal perilaku konsumsi dan pengelolaan sampah rumah tangga.
“Kita harus ubah pola pikir, termasuk soal makanan. Kadang kita malu kalau menghabiskan makanan di piring, padahal itu bentuk syukur. Ini soal akhlak, bukan gengsi,” ujarnya sambil menatap tajam para peserta yang hadir.
Ia juga menyampaikan rasa bahagianya atas konsistensi ‘Aisyiyah sebagai organisasi otonom yang terus memberikan dampak signifikan di usia lebih dari satu abad.