Khittah.co, Makassar – Koordinator Kopertais Wilayah VIII Sulawesi, Maluku, dan Papua, Prof. Hamdan Juhannis, Ph.D., kembali hadir dalam prosesi Wisuda ke-86 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Rabu 08 Oktober 2025 di Balai Sidang Muktamar 47.
Sebanyak 1.566 wisudawan dari jenjang D3, S1, S2, hingga S3 dikukuhkan dalam rapat senat terbuka yang dipimpin Rektor Unismuh Makassar, Dr. Ir. H. Abd. Rakhim Nanda, MT, IPU. Prosesi berlangsung khidmat, diselingi momen haru dan gelak tawa, terutama saat Prof. Hamdan menyampaikan orasi ilmiahnya yang penuh humor sekaligus refleksi kehidupan.
Dalam pidatonya, Rektor UIN Alauddin Makassar yang juga penulis buku Melawan Takdir itu mengajak para lulusan menjadi “sarjana organik”—sebutan bagi sarjana yang tidak hanya hidup dari ijazah, tetapi terus tumbuh dan berdaya guna di tengah masyarakat.
“Sarjana organik itu tidak pernah mati. Ia menguasai bidang ilmunya, tapi juga bisa memberi pengaruh pada bidang lain. Kalau mendengar pidato, dia tidak sibuk buka HP, tapi serius menyimak,” ujar Prof. Hamdan disambut tawa para wisudawan.
Lima Pesan Menjadi Sarjana Sejati
Prof. Hamdan kemudian membekali para wisudawan dengan lima pesan penting agar mampu menjadi sarjana organik yang sejati.
Pertama, jangan jadi sarjana omong doang. “Sarjana omong doang itu seperti sarjana kuttu—banyak bicara tapi minim aksi,” ujarnya.
Kedua, mampu menyelesaikan masalah tanpa mengulang masalah yang sama. Menurutnya, kemampuan ini menunjukkan kedewasaan berpikir dan tanggung jawab moral terhadap ilmu yang dimiliki.
Ketiga, selesaikan pekerjaan dengan tuntas tanpa menimbulkan masalah baru. Ia mengingatkan agar para lulusan tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara sosial.
Keempat, bangun jejaring yang sehat. Ia mengajak para wisudawan menjalin “koalisi bersih” dalam kehidupan, bukan persekongkolan yang merusak integritas.
Dan kelima, pahami makna di balik fakta, seraya menyinggung teori verstehen Max Weber—pendekatan sosiologis yang memahami makna subjektif di balik tindakan manusia.
“Kalau pesan-pesan ini dijalankan, alumni Unismuh akan menjadi sarjana dambaan masyarakat—bahkan calon mertua,” katanya sambil tersenyum, memancing tawa dan tepuk tangan dari seluruh hadirin.
Sarjana yang Membumi dan Mencerahkan
Pidato Prof. Hamdan yang komunikatif dan bernuansa reflektif itu menutup rangkaian acara dengan pesan moral yang kuat. Ia menekankan bahwa keberhasilan akademik bukan tujuan akhir, melainkan awal dari tanggung jawab sosial yang lebih besar.
“Sarjana sejati adalah mereka yang terus belajar, tetap rendah hati, dan menjadikan ilmunya cahaya bagi orang lain,” ujarnya.
Wisuda Unismuh Makassar kali ini menjadi simbol lahirnya generasi baru intelektual muda yang diharapkan mampu menjadi pelopor perubahan, membawa semangat Islam berkemajuan ke berbagai lini kehidupan masyarakat.