KHITTAH.CO, Makassar – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., menekankan pentingnya penguatan kaderisasi tarjih sebagai upaya menjaga kesinambungan ijtihad Muhammadiyah yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Hal ini disampaikannya saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Pelatihan Kader Tarjih Tingkat Nasional Angkatan Pertama di Hotel Aryaduta Makassar, Rabu, 28 Mei 2025.
Dalam sambutannya, Prof. Ambo Asse mengapresiasi Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai tuan rumah pelatihan, seraya menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang telah mempercayakan penyelenggaraan kegiatan berskala nasional ini di Makassar.
Ia menyoroti pentingnya proses ijtihad yang berkelanjutan dalam tradisi tarjih Muhammadiyah, yang selama ini tidak bersifat statis. “Ijtihad Muhammadiyah tidak paku mati. Dulu kita mulai dari rukyat, lalu bergeser ke hisab, wujudul hilal, dan sekarang Kalender Hijriah Global Tunggal atau KHGT,” ujarnya.
Lebih jauh, Ambo Asse menyinggung pengalamannya dalam lembaga hisab dan rukyat, termasuk upayanya mendirikan observatorium di Universitas Muhammadiyah Makassar. Ia menyebut, pengembangan fasilitas astronomi tersebut bukan hanya mendukung aktivitas hisab-rukyat, tetapi juga menjadi laboratorium pendidikan bagi mahasiswa.
Menanggapi isu perbedaan penetapan awal Ramadan dan Idul Fitri antara Muhammadiyah dan pemerintah, ia menegaskan bahwa dalam perkara ibadah, ketaatan utama adalah kepada Allah, bukan kepada negara. “Penetapan ibadah itu untuk taat kepada Allah, bukan kepada pemerintah,” ujarnya tegas.
Di akhir sambutannya, Prof. Ambo Asse mendorong agar ke depan seluruh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dapat mengirimkan satu peserta dalam pelatihan tarjih ini. Ia menilai pentingnya pemahaman tarjih yang mendalam agar setiap daerah memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan mempraktikkan manhaj tarjih Muhammadiyah secara tepat.
“Ini penting agar kita tidak hanya memahami tarjih, tapi juga KHGT dan perbedaan matlak. Kalau tidak, setiap tahun kita akan dihadapkan pada polemik yang sama,” ujarnya.
Pelatihan Kader Tarjih Tingkat Nasional Angkatan Pertama ini diselenggarakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, serta diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah di Indonesia Timur.