KHITTAH.CO, Lamongan – Dua kader muda Muhammadiyah, Alifatus Zahroh dan Fathan Faris Saputro, menerbitkan sebuah buku berjudul “Bagaimana Jika Aku Tidak Berhasil?”. Buku inspiratif ini diterbitkan oleh Kaneomedia dan menjadi wujud nyata semangat generasi muda dalam mengolah kegelisahan menjadi kekuatan melalui tulisan.
Alifatus Zahroh, yang lahir pada 16 September 2003, merupakan mahasiswi aktif Program Studi S1 Ekonomi Syariah di Universitas Muhammadiyah Lamongan. Pada Masa Taaruf Mahasiswa, ia dianugerahi sebagai Mahasiswa Terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta berhasil meraih posisi Runner Up 1 Duta Kampus. Pada tahun 2023, ia juga berhasil menjadi Juara 2 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) tingkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) oleh PUSPRESMA PTMA Tahun 2025.
Bagi Alifatus, buku ini merupakan karya perdana yang sangat berkesan. Ia mengaku, “Kesan bisa menerbitkan buku ini sebagai buku pertama yang pasti terharu dan bangga. Perjalanan dalam bidang kepenulisan yang cukup sulit. Awalnya dulu merasa takut untuk menulis dan tidak cukup mahir untuk mengembangkan ide, namun berkat support dan dukungan lingkungan yang positif dan suportif dari teman-teman dan para dosen di kuliah menjadikan saya berani untuk mencicipi dunia kepenulisan melalui berbagai lomba kepenulisan, seperti karya ilmiah, essay dan lain-lain,” paparnya pada Jumat, 9 Mei 2025.
Ia juga menambahkan bahwa salah satu pengalaman penting dalam perjalanannya adalah saat bergabung sebagai reporter di Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) PDM Lamongan. “Mulai dari situ, saya lebih berani untuk menekuni dunia kepenulisan. Oleh karena itu, lahirnya buku ini juga implikasi dari berbagai pengalaman yang telah dilewati, dan tidak lupa suppport dan dukungan dari berbagai pihak,” ungkapnya. “Melalui menulis, saya merasa bahwa segala memori dan keluh kesah bisa tersalurkan dan menjadi peredam kegundahan.”
Sementara itu, Fathan Faris Saputro yang lahir pada 28 Februari 2000, adalah Koordinator Divisi Pustaka dan Informasi di MPID Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan serta anggota Bidang Pustaka dan Literasi Kwarda HW Lamongan.
Ia menyampaikan bahwa kehadiran buku “Bagaimana Jika Aku Tidak Berhasil?” bukan hanya sebagai ungkapan rasa dan refleksi pribadi, tetapi juga sebagai upaya menyuarakan keresahan anak muda tentang kegagalan dan harapan. “Buku ini adalah refleksi dari suara-suara sunyi yang jarang terdengar. Ia bukan tentang keberhasilan semata, tapi juga tentang luka, ragu, dan pencarian makna,” ujar Faris.
Apresiasi juga datang dari Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan, Prof. Dr. A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kep. Ns., M.Kes., yang dalam pengantarnya menyampaikan, “Setiap orang pernah bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan besar tentang hidup: Bagaimana jika aku tidak berhasil? Bagaimana jika semua perjuangan ini hanya berujung pada kegagalan? Namun, tidak banyak yang mampu menuangkan kegundahan itu ke dalam kata-kata dengan begitu indah dan mendalam seperti yang dilakukan oleh Alifatus Zahroh dan Fathan Faris Saputro dalam buku ini,” paparnya.
Ia melanjutkan, “Sehimpun puisi yang tersaji dalam buku ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan jalinan perasaan yang jujur dan tulus. Para penulis membawa kita menyelami berbagai dimensi ketidakpastian hidup, rasa takut, kehilangan, keraguan, dan juga harapan. Mereka mengajarkan kita bahwa meski langkah tertatih, meski kegagalan sering datang menghampiri, selalu ada ruang untuk bangkit, selalu ada makna yang bisa ditemukan dalam perjalanan,” tambahnya.
“Sebagai pembaca, saya merasakan bahwa buku ini lebih dari sekadar kumpulan puisi. Ini adalah sahabat bagi mereka yang sedang mencari pijakan, pelipur lara bagi yang merasa tersesat, dan pengingat bahwa tidak ada usaha yang sia-sia. Kata-kata dalam buku ini bagaikan cermin bagi kita semua, memantulkan perasaan yang mungkin selama ini sulit diungkapkan. Saya mengapresiasi bagaimana buku ini tidak hanya berbicara tentang kekecewaan, tetapi juga tentang keberanian untuk terus melangkah. Sebab, dalam setiap kegagalan, ada pelajaran yang membentuk kita menjadi lebih kuat,” pungkasnya.