KHITTAH.CO, MAJENE – Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Makassar mengaku diadang dan dijarah saat akan memberi bantuan korban gempa Sulawesi Barat (Sulbar) di perbatasan Kabupaten Mejene – Kota Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1).
Karena khawatir dengan keselamatan diri, para petugas relawan tersebut membiarkan logistik itu diambil warga hingga habis.
Informasi itu disampaikan Wakil ketua MDMC Makassar Agus Salim, kepada KHITTAH, Sabtu (16/1/2021).
Agus mengatakan awalnya tim memulai perjalanan dari Makassar, Sulawesi Selatan kemarin sore. Sebagai Ketua Tim Relawan, Agus mengatakan bahwa timnya berjumlah 20 orang dengan lima mobil. Logistik yang dimuat berupa beras, air mineral, mi instan, dan susu.
Tiba di perbatasan Kecamatan Malunda, Majene dan Kecamatan Tappalang, Mamuju, Sabtu pagi, rombongan kendaraan dihadang oleh sekitar 20 orang lelaki dewasa.
Ambulans yang ada dalam rombongan sempat bisa lolos dari hadangan. Namun kendaraan lain tak bisa lolos dari hadangan warga.
Agus mengatakan, warga bahkan ada yang membawa senjata tajam dan mengancam relawan.
“Mungkin karena mereka lihat spanduk di mobil jadi tahu ada logistik di atas mobil,” kata Agus.
Para relawan sempat bertahan dan menyampaikan barang itu untuk bantu korban gempa, namun para pengadang tetap ngotot.
“Karena sudah membahayakan akhirnya mereka kita biarkan ambil logistik itu,” kata Agus Salim.
Agus mengakui rombongan tidak berkoordinasi dengan TNI dan Polri saat mengirim bantuan tersebut.
Meski bantuan logistik sudah ludes, tim tetap melanjutkan perjalanan.
“Nanti kalau ada pasar, kita akan turun beli logistik lagi. Kita tidak minta pengamanan ke TNI, Polri karena dirasa kalau jalur Mamasa itu cukup aman,” kata Agus Salim.
Dia berpesan kepada tim- tim relawan yang akan menuju lokasi korban gempa, sebaiknya berkoordinasi dengan pihak TNI dan Polri untuk menghindari kejadian tidak diinginkan.