KHITTAH.CO, MAKASSAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mendampuk Riri Kurniawan sebagai salah satu wisudawan terbaik angkatan 83. Capaian itu menguatkan tekad Riri untuk melanjutkan studi di luar negeri lalu kembali berkiprah untuk Muhammadiyah.
Riri menyampaikan itu saat ditemui di lokasi wisuda, tepatnya di Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah ke-48, Unismuh Makassar, Selasa, 8 Oktober 2024. Mahasiswa asal Prodi Fisika ini telah merencanakan lanjut studi itu jauh hari sebelum masa wisuda tiba.
“Planning saya kedepannya adalah melanjutkan jenjang S2, kemudian ingin kembali ke Universitas Muhammadiyah Makassar untuk mengabdikan diri. Soal S2, saya sudah merencanakan untuk kuliah di luar negeri,” tutur Riri yakin.
Dinamika Selama Mahasiswa
Sejak lulus SMA, Riri telah melakukan penelusuran tentang beasiswa yang bisa didapatkan saat kuliah. Akhirnya, ia berhasil meraih beasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar dan lulus pada Prodi Fisika.
Namun karena satu dan lain hal, beasiswa Riri berganti menjadi KIP Kuliah saat masih semester dua. Dari situ, ia semakin giat belajar agar mimpi-mimpinya bisa tercapai, termasuk menjadi wisudawan terbaik.
“Sebagai mahasiswa dari keluarga yang terbatas ekonomi, saya harus mencari beasiswa dulu. Awalnya saya masuk kuliah itu sebagai penerima beasiswa Unismuh Makassar tapi ditengah perkuliahan saya terkendala ekonomi, akhirnya saya diberi kesempatan untuk menerima beasiswa KIP Kuliah,” kisah Riri.
Selama melakoni masa kuliah, ia merasa jika aktivitas belajar di Prodi Fisika sangatlah padat. Menariknya, ia berani mengambil peran di berbagai organisasi termasuk IMM. Tak tanggung-tanggung, Riri pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Pikom IMM FKIP Unismuh Makassar.
“Memang kalau berlembaga sambil kuliah mesti dibarengi dengan kedisiplinan berbagi waktu, termasuk jika berbenturan dengan jadwal kuliah. Saya harus memprioritaskan yang paling penting,” tutur dia.
Saat agenda organisasi bersamaan dengan kesibukan akademik, Riri menimbang kegiatan yang paling penting untuk ia ikuti. Jika kesibukan akademik dianggap lebih penting, Riri akan mendelegasikan tugas dan tanggungjawab organisasi kepada koleganya. Jika sebaliknya, Riri akan meminta izin kepada dosennya untuk menghadiri kegiatan organisasi.
“Dinamikanya sangat banyak, saya kan dari Prodi Fisika yang kesibukannya tidak hanya praktikum tapi juga tugas kuliah dari dosen apalagi saya terlibat pengabdian dan penelitian. Saya juga join di IMM sebagai Bendahara Umum, tapi kan di IMM itu ada yang namanya tim bendahara, jadi saya koordinasi dengan mereka untuk mengambil alih pekerjaan saya jika memang saya sudah tidak sempat lagi, artinya kerja efektif. Saya beberapa kali meminta izin kepada dosen untuk mengikuti kegiatan organisasi jika saya menganggap agenda itu sangat penting,” papar Riri.
Sumbangsi Kampus
Riri sendiri tak menampik peran kampus dalam memberdayakan mahasiswa, bahkan yang telah alumni. Ia mengaku aktif berkoordinasi dan menjalin komunikasi dengan salah satu lembaga di Unismuh Makassar. Riri melakukan itu untuk mendukung rencana prestasi yang ingin ia torehkan.
“Peran kampus sangat besar, Unismuh Makassar ini kita ketahui bersama, kita tahu di Unismuh itu ada Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni, itu sangat memberikan kontribusi atas prestasi yang saya torehkan hari ini, mulai dari pendampingan, apresiasi berupa publikasi di sosial media adalah kebanggaan juga bagi kami, jika berprestasi dan dipublish di media kampus. Saya merasa terbantu oleh pimpinan Prodi, Fakultas dan Universitas,” jelas dia.
Saat kampus memberinya gelar wisudawan terbaik, Riri merasa usahanya selama ini berhasil sesuai rencana. Sebab sejak awal, Riri telah mengupayakan syarat-syarat gelar itu agar terpenuhi.
“Selain dari jenjang kekaderan, kampus juga memperhitungkan mahasiswa berprestasi, terutama dalam konteks karya tulis ilmiah, penulisan jurnal, prestasi nasional dan internasional, alhamdulillah saya memenuhi kriteria tersebut,” ucap dia.
Mahasiswa Harus Ikut Organisasi
Meski dikenal sebagai mahasiswa yang rajin kuliah, Riri menegaskan pentingnya mahasiswa ikut organisasi, baik internal maupun eksternal kampus. Alasannya, kata dia, berbagai prestasi berhasil ia capai berkat rekomendasi dari organisasi.
“Untuk adik-adik angkatan di bawah saya, semua bergantung kepada diri kita sendiri, tergantung bagaimana cara kita mengembangkan diri kita, termasuk join organisasi intra maupun eksternal kampus. Saya sendiri sudah merasakan bahwa impact dari organisasi sangat besar. Saya bisa menorehkan prestasi nasional dan internasional itu karena rekomendasi organisasi, mewakili organisasi dan mewakili kampus. Menurut saya, 80 persen pengalaman hidup kita dapatkan di organisasi, 20 persennya itu dari perkuliahan,” kata Riri.
Ia juga mengajak adik tingkatnya untuk merefleksi aktivitas selama menyandang status mahasiswa. “Berkuliah itu bukan hanya tentang berdiskusi di kelas bersama dosen, tapi memiliki tugas berat untuk membawa perubahan, karena itu lulus tepat waktu dan di waktu yang tepat,” tandas dia.