Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
LiterasiNasionalOpiniPolitik dan Hukum

Selfie di Tahun Politik

×

Selfie di Tahun Politik

Share this article

Oleh: A.Hendra Dimansa

(Direktur Centre For Indonesian Political Studies)

 

Dalle, mendadak viral di media sosial akibat unggahan foto selfinya bareng kandidat calon kepala daerah. Seolah-olah Dalle sontak mengalami perubahan sosial akibat foto selfinya, padahal selama ini ada banyak foto selfi unggalan Dalle di media sosial. Tetapi baru kali ini menjadi buah bibir, bahkan lagi ngetrennya Dalle, banyak malah calon kepala daerah yang lain ikut mengajaknya selfi bareng.

 

Ada sebuah ungkapan, bahwa setiap musim memiliki berkahnya tersendiri, sebagaimana musim hujan yang keberkahannya juga turut membasahi penjual payung. Di musim panas penjual topi juga menikmati berkahnya terik matahari, lalu di tahun 2018 yang merupakan musim pilkada bila berhitung secara statistik peluang deret keberkahan akan mengarah kemana ? .

Di musim ini ada sebuah “kata” yang amat memikat, walau “kata” itu sebenarnya sering kali singgah bertengger dan mementaskan suara di pangkal lidah. Tetapi, cuaca dan iklim lebih memilih bersahabat dan bersama dengannya, saya dan anda tentu tak asing dengan “kata” itu. Yang kemahsyurannya mengalahkan dirinya yang sesungguhnya, bila sewaktu-waktu ada kesempatan berpapasan dengan lalu lintas “kata” dengannya, maka pantulan bayangannya jauh lebih dikenali dibandingkan dengan dirinya yang asli.

Pada musim ini pulalah, dirinya keluar masuk memenuhi sesaknya lalu lintas kehidupan dan nadi kehidupan. Kakinya belajar berpijak pada gemerlap gedung-gedung mewah tempat namanya yang sering kali dipentaskan. Tetapi, dirinya yang sesungguhnya sangat jauh dari nama dan bayangan pementasan akan dirinya. Yang menjadi satu-satunya kesempatan bagi dirinya membela apa yang telah dilekatkan pada namanya bukan pada dirinya yang sesungguhnya, itu terjadi hanya pada orbit lima tahunan. Bila ada banyak orang merayakan tahun baru dengan ceria, malah sebaliknya tahun orbit dirinya seharusnya membuatnya bahagia. Tetapi, bahagia bisa menjadi barang yang amat jauh dari garis edarnya.

Sesungguhnya tulisan ini berkehendak untuk mengetuk rumahnya serta menemuinya, sebab di musim ini rumah saya (begitu pula rumah anda), secara umum rumah kita semua adalah rumahnya. Tetapi, setiap kali memasuki rumah, saya maupun anda, tak pernah berjumpa secara fisik dengannya. Padahal baik saya maupun anda, tidak pernah menemuinya di rumah yang sama tempat saya dan anda berdiam. Lalu, adakah kesempatan bagi saya maupun anda menemuinya di rumah tempat kita berdiam ? yang menarik walaupun tak ada yang bisa menemuinya di rumah, tetapi malah begitu banyak orang yang ingin menemui di rumah. Karena, semua berharap ingin bertemu, pada hal sudah begitu lama mereka saling berpapasan.

Siapa gerangan “kata” yang hendak ditemui ? tetapi tidak dijumpai. “kata” itu dari saya, oleh anda dan untuk kita tak lain adalah “rakyat”. Sebagaimana Dalle telah begitu sering mengunggah foto selfinya, tetapi baru di tahun politik menjadi viral hingga menjadi buah bibir. Elit politik telah lama bertemu dengan rakyat, tetapi baru di tahun politik berkeinginan menemui rakyat.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply