Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Spirit, Karakter, dan DNA Sukses

×

Spirit, Karakter, dan DNA Sukses

Share this article


Oleh: Agusliadi Massere*
Tulisan ini terinspirasi setelah saya didatangi oleh dua orang Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Bulukumba (keduanya sebagaimana pada gambar ilustrasi tulisan ini) untuk melakukan wawancara terkait tugas kuliahnya Psikolinguistik “. Substansi dari pilihan tersebut kurang lebih menginspirasi semangat, dan modal apa yang dimiliki oleh tokoh-tokoh inspiratifnya sehingga bisa sampai pada posisi atau titik capaiannya hari ini. Pada kesempatan itu saya sedikit menawarkan untuk sementara tak usah disebut sebagai “Tokoh Inspiratif”, cukup dan itu pun berlebihan sebagai “Pemuda Inspiratif” saja.

Sukses adalah dambaan setiap orang. Defenisi, perspektif, refleksi bahkan indikator kesuksesan dari setiap orang yang kita temui dalam kehidupan yang berbeda beda. Begitupun cara mencapai kesuksesan tersebut.

bukan hanya milik orang yang memiliki latar belakang kehidupan yang sudah mapan, serba berkecukupan, memiliki segudang prestasi akademik dan deret yang melengkapi namanya. kehidupan dalam muara dari proses yang tunggal, melainkan akumulasi dari multidimensi yang melatari dan mengiringi kehidupan. Dari aspek ini pula, termasuk bahwa manusia berawal dari robot sehingga adagium “hasil tidak akan ada proses”, saya kurang tertarik untuk menjadikan semangat perjuangan karena hal itu termasuk kesadaran akan kehadiran Allah dalam perjuangan mencapai suatu kesuksesan.

Apa yang saya capai hari ini, dengan penuh kesadaran harus mengakui itu adalah “kesuksesan” agar tidak kufur nikmat, berangkat dari latar belakang kehidupan yang serba berkecukupan. Kehidupan keluarga saya adalah menelusuri “artefak arkeologi”, yang ditentukan berdasarkan sejarah kehidupan tersebut masih dapat dikonfirmasi secara sah.

Masih terpahat dalam ingatan bagaimana menjalani masa sekolah SD sampai SMK, belajar dan mengerjakan tugas sekolah/PR di rumah dibalik sepercik cahaya redup di tengah kehidupan yang terang benderang bermandikan cahaya. Rumah kehidupan itu seolah tak mampu menjadi pelindung suasana sesuai harapan kami. Satu hal yang menjadi kunci ukuran beasiswa menjadi penyelamat penyelamat.

Minimal keunikan mungkin yang memantik kesadaran dua orang mahasiswi tersebut sehingga menjatuhkannya ke saya untuk menentukan kendali atas keputusan tersebut. Andaikan bukan karena keunikan tersebut, dapat dipastikan ada banyak sosok yang telah mencapai kesuksesan, dan terutama jika menghitung banyak hal yang lebih dari saya. Lalu apa, seperti apa, bagaimana dan mengapa bisa sampai di titik capaian ini? Jawaban dari ini yang sedikit mengungkapkan untaian narasi berikutnya. Dan sesungguhnya capaian ini, masih merupakan jalan menuju capaian lain yang menjadi impian besar.

Hijrah

Hijrah, dan bahkan telah ditesiskan bahwa puncak dari semua peradaban pun yang ada di dunia berawal dari sebuah proses “hijrah”. Dan seperti yang diulas oleh Ali Syariati, yang melihat hijrah bukan hanya dari perspektif geografis dan teologis tetapi termasuk melihat dari perspektif sosial dan politik. Dan terinspirasi dari teori DNA, saya pun melihat bahwa proses hijrah mampu menciptakan “DNA Sukses” dan menghancurkan pahatan relief pesimistik dalam jiwa.

Meskipun kategori hijrah yang saya lakukan sangat sederhana, awalnya hanya berpindah ke wilayah pergaulan namun jujur ​​​​mengakui, itu bisa memulai perjalanan kehidupan yang semakin optimis. Semakin “Biofili” mencintai hal hal memiliki makna, meminjam istilah Erich Fromm pakar psikoanalis dari Jerman. Berhijrah, bergabung, menjadi kader, menjadi aktivis dan mencelupkan diri dalam suasana psikologis, semangat ideologi Islam Berkemajuan Ikatan Remaja Muhammadiyah Bantaeng. Di sini, saya merasakan sebuah proses “becoming” untuk meningkatkan spirit, DNA, dan karakter sukses.

Hijrah yang sederhana ini, tentu saja bukan kejutan di atas tangan. butuh langkah kaki setiap hari selama kurang lebih delapan tahun. Setiap hari saya harus berjalan kaki, karena sepeda pun tidak ada untuk menempuh jarak dari rumah ke kompleks Masjid Raya Muhammadiyah Bantaeng (lokasi sekretariat IRM Bantaeng pada saat itu).

Konversi perasaan pun, saya harus lakukan untuk mewujudkan komitmen hijrah ini karena harus melawan hawa nafsu menunda godaan suasana produktif-material sebagai kebutuhan dekat keterbatasan yang seolah-olah mencapai titik nadir krisis kebutuhan. Komitmen ini juga seorang pekerja oleh sepaket kerelaan, restu/izin, do’a dan harapan (saat itu, bapak tidak bersama keluarga atau ibu kami) yang merelakan anak lelaki satu satunya untuk tidak perlu membantu dirinya memenuhi kebutuhan pokok kami yang mendesak setiap hari .

Dari proses hijrah sederhana ini, saya menemukan modal psikologis, modal sosial, modal religius-spritualistik, modal intelektualitas sebagai satu paket modal mencapai titik saat ini yang dalam ruang harapan dan impian besar penulis, ini masih merupakan jalan menuju harapan atau impian besar lainnya.

Manusia robot, sehingga bisa memegang “hasil tidak akan merekam proses”. Sukses dan suksesnya, hasil dari sebuah proses yang dilihat dari aspek prosedural yang tunggal sebagai dimensi kerja fisik-biologis dan materi semata. Namun merupakan akumulasi dari multidimensi.

Visi, impian, cara “to see” menjadi bagian penting. Hanya saja visi bahkan misi kecuali “to see” sangat dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki. Begitupun konsep diri yang ada adalah hasil internalisasi dari hanya ilmu, motivasi/inspirasi, pengalaman dan interaksi sosial yang tidak dialami, dibaca secara dangkal tetapi perlu diselami, dipahami, bahkan dijiwai. To See (Melihat)  Melihat hal di sini melihat dalam pengertian bukan melihat dengan mata kepala tetapi melihat hal dengan “mata batin”. Visi adalah refleksi konkret dari proses melihat melalui mata batin.

Cerita (belum bisa dikategorikan sebagai fabel secara utuh) burung Rajawali adalah salah satu refleksi tentang pentingnya konsep diri. Burung Rajawali dalam cerita ini tidak bisa terbang karena tidak memahami siapa dirinya. Meskipun (baru saja) kurang enam tahun cerita ini menjadi bagian dari inspirasi hidup saya, namun sesungguhnya jauh sebelumnya, sejak dini keyakinan keyakinan bahwa ini hanya skenario Allah, dilahirkan dalam keluarga yang serba kekurangan tetapi Allah menyimpan selaksa potensi agar dikemudian hari bisa “terbang” melejit menggapai impian yang ada.

visualisasi

Visualisasi sebagai sebuah mekanisme psikis untuk mencapai sesuatu menjadi hal penting yang sejatinya dilakukan setiap hari. Apa yang ingin dicapai sejatinya jauh sebelum benar-benar mencapainya secara nyata dalam kehidupan empiris, kita telah mencapainya dan merasakannya dengan sangat jelas di alam mental. Sukses dalam pikiran merupakan narasi yang mengeksplorasi visualisasi tersebut.

Pikiran, jika merujuk pada temuan akademik Ibrahim Elfiky, sang maestro motivator dunia muslim dari Mesir. Pikiran bisa menjadi pemantik seperti apa bentuk kehidupan yang kita rasakan dan alam pada masa yang akan datang. Pikiran bisa menarik hal-hal sesuai, berdasarkan yang sering kita pikiran bahkan tanpa dikonfirmasi terlebih dahulu “apakah anda suka/tidak?” Jadi impian dan harapan besar kita sejatinya berharap terus menerus.

harus terus, dan bahkan jika merujuk pada teori Erbe Sentanu, penemu teori teknologi Quantum Ikhlas, pikiran terhadap kesuksesan akan melahirkan karakter sukses dan bahkan bermuara pada “Nasib Sukses”. Dan masih merujuk teori Erbe Sentanu, pada dimensi, ruang quanta, energi vibrasi antara diri kita, impian dan harapan harapan besar yang dimiliki tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dengan jenis kesuksesan yang kita harapkan.

Mencapai atau perjalanan menuju sukses tidak melewati “jalan tol”, namun tidak sedikit antara kita melewati berbagai rintangan, badai, suara yang meremehkan, pesimistik yang diarahkan pada diri sang pejuang kesuksesan. Olehnya itu, dalam mencapai kesuksesan, bukan hanya membutuhkan dan harus memiliki modal psikologis, sosial sebagaimana telah dideskripsikan di atas, namun juga membutuhkan modal religius dan spiritualitas.

Keimanan

Keimanan kepada Allah, adalah merupakan fundamen utama, fundamen paling mendasar yang dibutuhkan dalam suatu perjuangan mencapai sukses. Allah adalah pemilik tunggal makrokosmik dan mikrokosmik. Tidak akan jatuh sehelai rambut pun tanpa izin Allah. Bahkan kepada siapa pun kemuliaan dan kemuliaan, itu menjadi hak prerogatif Allah, namun tentunya Allah juga Maha Melihat, Maha Adil dan Maha Berhitung yang telah mengalkulasi sebesar zarra pun kita selama ini, bahkan menghargai arti kehidupan. Ini yang dalam perspektif saya yang disebut dengan “Benteng Psiko-Religius-Spiritualistik” yang bisa membangkitkan semangat dan bahkan melahirkan ketenangan yang melampaui dimensi ruang dan suatu meskipun dalam keadaan kritis atau darurat.

Benteng ini sangat kokoh. Dengan benteng yang dalam perspektif saya sebut “Benteng Psiko-Materialis-Pragmatik” yang mudah jebol bahkan bisa menggiring diri kita pada sosok yang dikategorisasikan sebagai “pecundang”.

Mencapai sukses dalam dimensi kehidupan profan, meskipun tidak sedikit berdimensi “miracle” (keajaiban), maka sebagai manusia biasa sejatinya berjalan dalam dimensi normal dan wajar. Untuk hal tersebut tentunya dibutuhkan modal intelektualitas dan skill. Sebagai contoh Bagi pendaftar CPNS akan melewati tes CAT, idealnya Jangan Menunggu bahwa Tanpa komputer Yang digunakan sebagai telah dipakai CAT muncul sebuah miracle, langsung ada penilaian panitia dengan skor memuaskan.

persiapan modalitas dan keterampilan membutuhkan rentang waktu yang cukup. Mulai dari sebuah mekanisme pikiran terkait dengan pola pikir yang kita bangun kebutuhan modal intelektualitas dan keterampilan tersebut. Memenuhi hal tersebut bukan hanya menjadi tugas dan berada dalam dimensi otak dan fisik biologis, namun kita harus memahami substansi sunnatullah yang Allah telah ciptakan baik pada makrokosmik maupun mikrokosmik.

Kekuatan Otak

Kekuatan otak, membangunkan kedahsyatan otak memiliki relevansi dengan suasana hati, suasana hati yang sangat relevan dan terintegrasi dengan do’a, dzikir, shalat termasuk shalat tahajud. Otak pun kekuatannya bisa dicapai dengan visualisasi yang diintervensi dengan hal Materialistik-Pragmatik.

Bahkan sebagai modal sosial, kekuatan dan pemanfaatan media sosial dengan baik bisa menjadi bagian dari proses mencapai kesuksesan. Jadi pada dasarnya sukses muara dari proses tunggal yang sederhana.

Sukses bagian dari pemahaman dan refleksi konkret dari firman Allah “Allah mengangkat orang beriman dan berilmu (QS. Al-Mujadalah ayat 11)”. Jadi sukses bukan hanya milik yang bertitel bahkan Allah sama sekali tidak disebutkan namun tentunya tidak berarti bahwa tidak perlu memiliki gelar melalui proses akademik, melainkan capailah dengan cara yang baik dan bangku kuliah tempat paling tepat untuk mencapai keberhasilan dan keilmuan yang lebih matang.

Seorang yang berjuang menuju sukses harus yakin jika merasakan skenario Allah, maka kuatkan optimisme, terus melangkah, khawatir dan menghadapi ancaman badai. Tutup telinga dan mata dari hal negatif.

Ini sekilas gambaran terkait semangat, DNA dan karakter sukses, tentunya tidak cukup ruang untuk membahas lebih sistematis dan mendalam. Jika penasaran dan ingin memahami lebih dalam kita bisa diskusi langsung.

* Mantan Ketua PD. Pemuda Muhammadiyah Bantaeng. Komisioner KPU Kabupaten Bantaeng Periode 2018-2023

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply