Penyimpangan seksual adalah perilaku pemenuhan kebutuhan seksual dengan cara yang tidak sewajarnya. Salah satu contohnya yaitu Homoseksual.
Homoseksual adalah kelainan seksual berupa disorientasi pasangan yang ditandai dengan menyukai sesama jenis. Menyukai sesama pria disebut gay, menyukai sesama wanita disebut lesbi.
Seperti kasus yang baru-baru ini tengah hangat diperbincangkan pada stasiun televisi dan media di Indonesia, yaitu gay penyuka sesama jenis (pria dengan pria) yang memunculkan berbagai komentar heboh masyarakat.
Faktor terjadinya gay ini, menurut para ahli yang menanganinya, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu gangguan psikologi, pengalaman sewaktu kecil, faktor genetik, pergaulan, dan bahkan ada yang beralasan bahwa lebih aman berhubungan dengan sesama jenis dibandingkan dengan lawan jenis yang dapat menyebabkan yaitu hamil.
Namun, nyatanya, hal tersebut sangatlah keliru. Pelaku gay memiliki banyak dampak negatif dari segi kesehatan, yaitu penyakit kanker anus, kanker serviks, dan penularan HIV/AIDS.
Dari segi sosial atau lingkungan, pelaku gay ini akan menimbulkan rasa kecewa dan juga berpotensi menimbulkan pertikaian sesama anggota keluarga, bahkan besar kemungkinan dijauhi oleh keluarga dan kerabat.
Jika kehadiran pelaku gay ini dibiarkan saja atau dianggap biasa saja pada lingkungan kita, maka akan mempengaruhi anak-anak yang tumbuh dalam rumah tangga atau keluarga yang terlibat.
Menurut saya ini membahayakan keamanan anak-anak.
Dari segi ekonomi, pelaku gay terancam lebih sulit menemukan pekerjaan karena beberapa lahan pekerjaan tidak menerima oarang-orang yang berperilaku seperti ini.
Dari segi agama, terutama agama Islam, tentu perilaku ini adalah kemaksiatan yang akan membuat kerusakan di muka bumi.
Telah diceritakan dalam Al-Qur’an, kasus seperti ini yaitu pada kaum Nabi Luth a.s yang melakukan hubungan dengan sesama jenis, yang kemudian diberi azab oleh Allah SWT di antaranya dihujani dengan batu.
Ini sesuai firman Allah dalam Qs. Az-Zariyat: 33-34 :
لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِّن طِينٍ
“ agar kami menimpa mereka dengan batu-batu dari tanah (yang keras) “. (Qs. Az-Zariyat : 33)
مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ
“ yang ditandai dari Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas”. (Qs. Az-Zariyat : 34).
Dan gempa bumi yang sangat dahsyat hingga kota tersebut semuanya hancur dan tidak tersisa dari kaun Nabi Luth a.s Qs. Hud:82 :
فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ
“ Maka ketika keputusan kami datang kami menjungkirbalikkanya negeri kaum Nabi Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar”. (Qs. Hud : 82)
Hukuman dunia, pelaku homo dihukum bunuh, Dari Ibnu Abbas Radiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam bersabda :
“ Siapa yang menjumpai orang yang melakukan perbuatan homo seperti kelakuan kaum Nabi Luth maka bunuhlah pelaku dan objeknya!” (HR. Ahmad 2784, Abu Daud 4462, dan disahihkan al-Abani).
Itulah mengapa Allah SWT telah mengatur kehidupan di dunia ini dengan sedemikian rupa. Kita manusia diciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, seperti yang terkandung dalam Qs. An-Najm : 45 yang artinya :
وَاَنَّه خَلَقَ الزَّوۡجَيۡنِ الذَّكَرَ وَالۡاُنۡثٰىۙ
“ dan sesungguhnya Dialah (Allah) yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan”.
Berpasangan antara laki-laki dan perempuan dalam hal ini pun yaitu dalam ikatan halal suami istri agar kebutuhan seksual terpenuhi dengan benar dan sesuai ajara Islam.
Selain itu, manusia mendapat keturunan untuk melanjutkan tugas menjadi khalifah di muka bumi dan hidup kita merasa tenang, seperti yang terkandung dalam Qs. Ar-Rum:21 yang artinya :
وَمِنْ اٰيٰتِه اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir”
Maka dari itu tetaplah berpegang teguh pada aturan dan perintah Allah agar hidup kita tentram dan terhindar dari hal-hal yang buruk, menjaga diri, keluarga dan lingkungan kita. Semoga Allah melindungi kita semua. Aamiin.
Ditulis oleh:
Mila Febrtianti
Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIM Sinjai