Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Tragedi Kanjuruhan, Yang Terburuk di Dunia

×

Tragedi Kanjuruhan, Yang Terburuk di Dunia

Share this article

KHITTAH.CO, Jakarta- Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu menewaskan 125 orang.

Tidak hanya itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Effendy juga merinci, sebanyak 302 korban mengalami luka ringan dan 21 orang luka berat.

Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abd Rohim Ghazali menyebut ini sebagai tragedi kemanusiaan. Menurut dia, bahkan ini merupakan yang terburuk kedua di dunia, setelah tragedi Estadio Nacional (National Stadium), di Lima, Peru, 24 Mei 1964 yang menewaskan 328 orang.

“Bukan hanya terburuk dalam sejarah sepakbola Indonesia, Tragedi Kanjuruhan jauh lebih buruk dari tragedi Hillsborough, Sheffield, Inggris, 15 April 1989 yang menewaskan 96 orang dan disebut-sebut sebagai sejarah terkelam dalam sejarah sepakbola Eropa,” ujar dia dalam rilis pers yang diterima Ahad, 2 Oktober 2022.

Menurut dia, tragedi ini merupakan bukti masih adanya masalah yang serius dalam pesepakbolaan nasional. Setelah tragedi Kanjuruhan, persepakbolaan nasional harus introspeksi, tidak saling menyalahkan.

“Kementerian Pemuda dan Olahraga, PSSI, klub-klub sepakbola, penyelenggara kompetisi, suporter, dan seluruh pemangku kepentingan sepakbola Indonesia harus mengevaluasi diri, termasuk pihak aparat keamanan,” tegas dia.

Untuk itu, kata dia, langkah tepat perlu diambil, misalnya dengan pemberian sanksi berat terhadap klub, suporter, dan penyelenggara kompetisi yang terlibat dalam kerusuhan.

“Sanksi berat diperlukan untuk membuat efek jera bagi semua pihak yang terlibat, dan bisa menjadi pelajaran penting bagi stakeholder sepakbola yang lain. Agar kerusuhan di lapangan sepakbola tidak terjadi lagi,” kata dia.

Sebelum kompetisi dan pertandingan dilakukan, ia juga menekankan, perlu langkah-langkah antisipatif yang komprehensif agar lapangan sepakbola tetap menjadi hiburan, tidak berubah menjadi kuburan.

“Kemenangan dan kekalahan adalah hal yang biasa, jangan ubah sukacita menjadi ajang dukacita,” kata Rohim.

Respons Muhammadiyah

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir juga menyatakan prihatin dan menyampaikan duka mendalam atas kematian sangat besar dalam kerusuhan dan tragedi Kanjuruhan ini.

“Kami menyesalkan petistiwa tragis tersebut, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya, padahal satu jiwa saja sangat berharga yang harus dijaga,” tutur Haedar pada Ahad, 2 September 2022 dalam siaran persnya.

Haedar mendorong digelarnya investigasi yang objektif dan tuntas dari berbagai aspek atas kerusuhan ini.

“Terjadinya korban jiwa yang besar. Kasusnya bukan hanya nasional tetapi sudah berskala global. Tragedi ini mengoyak marwah bangsa dan negara Indonesia,” tutup Haedar.

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) juga mengambil sikap serupa. Sekretaris Bidang Seni Budaya dan Olahraga (SBO DPP IMM, Samsul Arifin, mendesak pemerintah segera melakukan investigasi.

Ia mendorong pemerintah mengambil langkah tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat kerusuhan untuk dapat bertanggung jawab.

Samsul menilai Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak mampu mengelola panitia pelaksana pertandingan dengan baik dan sistematis, sehingga kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Ini karena pengurus PSSI yang tidak kompeten.

“Tragedi kemanusiaan ini menurut saya buntut dari gagalnya PSSI mengelola liga sepakbola Indonesia. Sebab, pertama, PSSI tidak mampu berkoordinasi dengan baik kepada panpel sehingga aksi anarkis dapat terjadi dalam stadion usai pertandingan,” ujar Samsul.

Penanganan keamanan di stadion pun menurut Samsul dinilai berlebihan. Sebab, Kepolisian mengambil langkah di luar prosedur baku dengan menembakkan gas air mata ke arah penonton.

Samsul melanjutkan, Kapolri harus melakukan evaluasi kinerja terhadap Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur.

“DPP IMM mendesak Kapolri beserta jajaran melakukan investigasi penembakan gas air mata itu, murni inisiatif aparat dilapangan atau berasal dari instruksi pimpinannya. Kalau terbukti instruksi, maka kita minta Kapolri pecat saja Kapolda Jatim saat ini dari jabatannya”, tambah Samsul.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner ITKESMU SIDRAP

Leave a Reply