Oleh : Firdaus Abdullah*
KHITTAH.CO, – 1 April 2022 merupakan hari peringatan Hari Penyiaran Nasional atau disingkat Harsiarnas ke-89 dengan mengusung tema “Transformasi penyiaran Era digita”, menjadi gerbang penyiaran masuk era digital. Tentu semangat tema yang diangkat tahun ini adalah untuk mengsyiarkan bahwa saat ini dunia penyiaran telah bertransformasi. Meski demikian, tantangan penyiaran akan semakin besar, sebab digitalisasi informasi akan semakin mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi yang mana membutuhkan pengawasan secara berimbang.
Kebutuhan akan adanya keterbukaan dan kecepatan informasi sangat dibutuhkan terutama era saat ini memasuki masa era digital. Di mana masyarakat dapat dengan cepat memeroleh informasi serta dengan sangat mudah memproduksi informasi, selain itu dengan cepat menyebarluaskan informasi. Penyiaran era digital saat ini memunculkan lebih banyak saluran televisi dan terjadi persaingan serta kompetesi konten. Tumbuh suburnya penyiaran era digitalisasi saat ini bisa dilihat banyak TV streaming bermunculan. TV steaming ini merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi. Tapi, Tv streaming ini bukan arti bagian dari TV digital. Tentu tidak ada yang salah dengan keberadaan TV streaming memang telah menjadi tuntutan zaman sehingga tantangan ini harus siap dihadapi media penyiaran konvensional.
Suka atau tidak suka industri media penyiaran saat ini sudah memasuki babak baru sehingga harus bertransformasi, sebab pada sisi lain penyiaran harus memengang prinsip berkeadilan dengan menerapkan digital over the top (OTT). Saat ini masyarakat mesti memahami juga bahwa saat ini telah memasuki era digital sudah terjadi perubahan teknologi dalam dunia penyiaran yakni yang semula analog menjadi digital. Penyiaran sendiri penting untuk senantiasa diikuti perkembangannya. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang cepat. Sebab penyiaran adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat seperti apa yang kita dengar maupun yang ditonton.
Sejatinya industri penyiaran menjadikan momentum Harsiarnas 2022 ini sebagai titik awal mengtransformasikan diri “berjamaah” masuk era digitalisasi, tentu dengan semangat serta bentuk komitmen meneguhkan tujuan penyiaran yaitu untuk memperkukuh integrasi nasional. Selain itu, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demoktratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia (pasal 3 UU Penyiaran).
Bagi stakeholder penyiaran, momentum transformasi penyiaran di era digital menaruh harapan pada media penyiaran baik televisi maupun radio mampu menghadirkan konten siaran yang baik dan inspiratif, terutama memasuki tahap pertama digital switch on. Selain itu, masyarakat pun juga tetap harus teredukasi sehingga semakin cerdas dan kritis dalam memilah serta menyikapi informasi yang diterima akan tidak termakan akan informasi yang tidak benar atau hoax. Media penyiaran masih tetap dapat menjadi sumber rujukan yang kredibel. Media penyiaran telah memainkan peran sebagai media penjernih informasi (the clearance of information) di saat banjirnya informasi “keruh” yang banyak ditemukan di media sosial (medsos).
Dengan penataan ekosistem media penyiaran yang berkelanjutan, penulis menyakini media penyiaran akan semakin tangguh dan maju, serta semakin diminati masyarakat dengan tampilan dan konten siaran yang semakin berkualitas, mencerdaskan, dan sejuk. Sehingga diharapkan dunia penyiaran senantiasa meproduksi konten-konten siaran yang berkualitas sesuai semangat mencerdaskan kehidupan bangsa. Momentum harsiarnas ini penting untuk mengingat secara historis penyiaran itu sendiri, apalagi Indonesia memasuki era digitalisasi.
Penulis berharap persaingan dan kompetensi konten dapat menghasilkan siaran yang berkualitas. Dalam perkembangannya media penyiaran tentu harus mampu beradaptasi menghadapi gempuran penyiaran melalui platform digital. Keberadaan media platform YouTube hingga melahirkan pembuat konten (content creator) vidieo berhasil menarik perhatian khalayak atau masyarakat. Selain itu munculnya beragam media penyiaran yang berbasis aplikasi seperti TV streaming baik televisi maupun radio tentu menjadi tantangan tersendiri bagi media penyiaran konvensional.
Sosialisasi migrasinya televisi teresterial dari analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) yang akan memasuki tahap pertama 30 April 2022, terkhusus provinsi Sulawesi Barat masuk pada tahap pertama. Kebijakan ini sudah harus dipahami masyarakat secara detail termasuk cara mendapatkan Set Top Box (STB) secara gratis dari pemerintah dan termasuk cara pemasangan STB itu sendiri. Ini momentum strategis untuk mendorong masyarakat untuk beralih ke siaran digital, mengingat akan diakhiri siaran TV analog tahap pertama yakni pada tanggal 30 april 2022.
*Dewan Pembina Forum Masyarakat Peduli Media Sulawesi Barat. Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Barat.