Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
LiterasiOpini

Umat Dahulu dalam Al-Quran

×

Umat Dahulu dalam Al-Quran

Share this article

Oleh: Muhammad Chirzin*

Allah swt menurunkan kepada Nabi Muhammad saw ayat-ayat Al-Quran yang memberi penerangan, dan contoh dari orang-orang dahulu sebelum kita, serta pelajaran bagi mereka yang bertakwa.

Allah Penguasa cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti  lubang tak tembus, di dalamnya pelita besar. Pelita itu di dalam kaca, seakan bintang bercahaya bagai mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon berkah, pohon zaitun, yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat; minyaknya saja hampir menerangi, walaupun tak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala. (QS 24:34-35)

Tuhan berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu semua kepada Adam,” lalu mereka sujud, kecuali iblis. Dia berkata, “Akankah aku sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah? Inikah orang yang Engkau muliakan atas diriku? Jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.”

Tuhan berfirman, “Pergilah, siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, neraka Jahanam balasan kamu semua. Rayulah siapa pun yang kamu sanggup di antara mereka dengan ajakanmu, kerahkanlah pasukan berkuda, dan pasukanmu yang berjalan kaki, serta bersekutulah dengan mereka pada harta, dan anak-anak, dan beri janjilah mereka. Tak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka. Sesungguhnya kamu tidak dapat berkuasa atas hamba-hamba-Ku. Cukuplah Tuhanmu sebagai Penjaga.” (QS 17:61-65)

Apabila Allah berikan kesenangan kepada manusia niscaya ia berpaling, dan membelakang dengan sombong, dan bila ditimpa kesusahan, niscaya ia berputus asa. (QS 17:83). Siapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk, dan siapa yang Dia sesatkan, sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong bagi mereka selain dari Dia. Allah akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat. Tempat kediaman mereka neraka jahanam. Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Allah tambah lagi bagi mereka nyalanya. (QS 17:97).

Bersabarlah bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan dunia ini, dan jangan ikuti orang yang hatinya telah dilalaikan dari mengingat Allah, serta menuruti hawa nafsunya dan melewati batas.

Katakanlah, “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka siapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan siapa yang ingin kafir biarlah ia kafir.” Allah sediakan bagi orang zalim neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman paling buruk dan tempat istirahat paling jelek.

Siapa yang beriman dan beramal saleh, Allah tidak sia-siakan pahala amalannya dengan baik. Bagi merekalah surga Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya, dihiasi dengan gelang mas dan memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal. Mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. (QS 18:28-31).

Allah swt mengumpamakan orang yang mengambil pelindung selain Allah seperti laba-laba yang membuat rumah, padahal rumah paling lemah adalah rumah laba-laba. Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah. Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tiada yang memahami perumpamaan Allah kecuali orang yang berilmu. (QS 29:41-43)

Allah swt mengajukan pertanyaan kepada manusia, “Apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana derita orang sebelum mereka?” Orang-orang itu lebih kuat daripada mereka, dan telah mengolah tanah, serta memakmurkannya lebih banyak daripada yang telah mereka makmurkan.

***

Rasul-rasul Allah swt telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti nyata. Allah swt tidak bertindak zalim kepada mereka, tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.” Akibat kejahatan adalah azab, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan memperoloknya. (QS 30:9-10).

Allah swt muliakan anak-anak Adam, mengangkut mereka di daratan dan di lautan, memberi rezeki yang baik, dan melebihkan mereka atas kebanyakan makhluk ciptaan-Nya. Suatu hari nanti Dia panggil tiap umat dengan pemimpinnya. Siapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanan, mereka akan membaca kitabnya itu, dan tidak dianiaya sedikit pun. Dan siapa yang buta hatinya di dunia ini, niscaya di akhirat nanti akan lebih buta, dan lebih tersesat. (QS 17:70-72)

Allah swt mengulang bermacam-macam perumpamaan dalam Al-Quran untuk manusia. Manusia adalah makhluk paling banyak membantah. Tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia dari beriman, dan memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali keinginan menanti datangnya hukum Allah pada umat dahulu atau datangnya azab atas mereka.

Allah swt mengutus rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, tetapi orang-orang kafir membantah dengan batil, agar dapat melenyapkan yang hak, dan menganggap ayat-ayat Allah dan peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan. Siapakah yang lebih zalim daripada mereka? Allah swt  meletakkan tutup di atas hati mereka, sehingga tidak memahaminya, dan meletakkan pula sumbatan di telinga mereka. Walaupun kamu seru, mereka niscaya tidak akan mendapat petunjuk selamanya. (QS 18:54-57)

Allah telah membinasakan banyak kota yang penduduknya zalim. Tembok-tembok kota itu roboh menutupi atap-atapnya. Berapa banyak pula sumur dan istana tinggi yang telah ditinggalkan. Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu memahaminya dengan hati, dan mendengarkannya dengan telinga? Sungguh, bukan mata itu yang buta, tetapi hati yang di dalam dada. (QS 22:45-46)

Berapa banyak penduduk negeri yang telah dibinasakan Tuhan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya. Tempat kediaman itu tidak didiami lagi sesudah mereka, kecuali sebagian kecil. Allahlah Pewarisnya. Tuhan tidak membinasakan kota-kota itu sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat-Nya. Dia tidak pernah pula membinasakan kota-kota, kecuali penduduknya melakukan kezaliman. (QS 28:58-59)

***

Allah membacakan kepada Nabi Muhammad sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman. Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka, dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.

Allah hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi Mesir itu dan menjadikan mereka pemimpin dan pewaris bumi. Dia teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, dan Dia perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan. (QS 28:3-6)

Tuhan memerintahkan kepada Nabi Musa untuk pergi kepada Fir’aun, karena ia telah melampaui batas. Musa pun memohon, “Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, Harun saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih, dan mengingat Engkau. Sungguh, Engkau Maha Melihat keadaan kami.” Allah menjawab, “Kuperkenankan permintaanmu, hai Musa, dan Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain.” (QS 20:24-37)

Musa takut. Allah swt pun berfirman, “Jangan takut, kamulah yang unggul. Lemparkan tongkatmu, niscaya ia menelan apa yang mereka perbuat. Itu adalah tipu daya tukang sihir belaka. Tukang sihir itu tidak akan menang, dari mana pun ia datang.” Tukang-tukang sihir itu pun menyungkur sujud, seraya berkata, “Kami beriman kepada Tuhan Harun dan Musa.” Fir’aun berkata, “Apakah kamu beriman kepada Musa sebelum aku izinkan? Dia adalah pemimpin yang mengajarkan sihir kepadamu. Akan kupotong tangan dan kaki kamu sekalian bersilang timbal balik, dan aku salib kamu pada pangkal pohon kurma. Kamu akan tahu siapa  yang lebih pedih siksanya.”

Para tukang sihir Fir’aun berkata, “Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata, yang telah datang kepada kami, maka putuskanlah semaumu. Kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. Kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami. Allah lebih baik pahala-Nya dan lebih kekal azab-Nya.” (QS 20:67-73)

****

Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Luth berkata, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Aku adalah seorang rasul kepercayaan yang diutus kepadamu. Bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu. Upahku hanyalah dari Tuhan semeta alam. Mengapa kamu mendatangi lelaki, dan kamu tinggalkan isteri-isterimu? Kamu melampaui batas!” Mereka menjawab, “Hai Luth, jika kamu tidak berhenti, kamu termasuk orang yang diusir.” Luth berkata, “Aku sangat benci terhadap perbuatanmu.”

Luth berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari akibat perbuatan yang mereka kerjakan.” Allah menyelamatkan Luth beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua, isterinya, termasuk yang dibinasakan. Allah menghujani mereka dengan batu. Amat jelek hujan yang menimpa mereka. Kebanyakan mereka tidak beriman. Tuhan benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS 26:160-175)

Allah swt memberikan hikmah dan ilmu kepada Luth, dan Dia selamatkan Luth dari azab yang menimpa penduduk kota yang mengerjakan perbuatan keji. Mereka kaum yang jahat lagi fasik. Allah swt masukkan Luth ke dalam rahmat-Nya, karena ia termasuk orang yang saleh. Kisah Nuh sebelum itu, ia berdoa, dan Allah swt perkenankan doanya, lalu Dia selamatkan Nuh beserta keluarganya dari bencana yang besar, dan Dia menolongnya dari kaum yang mendustakan ayat-ayat-Nya. Kaum yang jahat itu Allah tenggelamkan semuanya. (QS 21:74-77)

Bilamana perintah Allah datang dan dapur memancarkan air, Dia berfirman kepada Nuh, “Muatkanlah ke dalam perahu itu dari masing-masing binatang sepasang, jantan dan betina, dan keluargamu, serta orang-orang yang beriman.” Nuh berkata, “Naiklah ke dalam perahu dengan menyebut nama Allah saat berlayar dan berlabuh. Tuhan benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Perahu itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung.

****

Nuh memanggil anaknya yang berada di tempat jauh terpencil, “Hai anakku, naiklah ke perahu bersama kami, dan janganlah berada bersama orang kafir.” Anaknya menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab selain Allah saja Yang Maha Penyayang.” Gelombang menjadi penghalang antara keduanya. Maka anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. Tuhan pun berfirman, “Hai bumi, telanlah airmu, dan, hai langit, berhentilah hujan.” Air pun surut, perintah selesai, dan perahu itu pun berlabuh di atas bukit Judi. “Binasalah orang-orang yang zalim.”

Nuh berseru kepada Tuhan sambil berkata, “Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” Allah berfirman, “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu yang dijanjikan akan diselamatkan; perbuatannya tidak baik. Janganlah memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak tahu hakikatnya. Aku peringatkan supaya kamu tidak termasuk orang yang tidak berpengetahuan.” Nuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahuinya. Sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang yang merugi.”

Difirmankan, “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat mukmin dari orang-orang yang bersamamu. Ada pula umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka dalam kehidupan dunia, kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.” (QS 11:40-48)

*****

Mereka bertanya kepada Nabi Muhammad tentang Dzulkarnain. Allah memberikan jawaban, “Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di muka bumi, dan memberikan jalan untuk mencapai segala sesuatu. Maka dia pun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan didapatinya di situ segolongan umat. “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.”  Dzulkarnain berkata, “Orang yang aniaya kelak akan kami azab, kemudian ia dikembalikan kepada Tuhan, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang dahsyat. Adapun orang yang beriman dan beramal saleh, baginya pahala terbaik.

Dzulkarnain menempuh jalan lain, hingga sampai ke tempat terbit matahari, dan dia dapati matahari itu menyinari segolongan umat tanpa perlindungan. Kemudian dia menempuh suatu jalan lain lagi, hingga sampai di antara dua buah gunung. Didapatinya di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka pun berkata, “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami membayar kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”

Dzulkarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku adalah lebih baik. Tolonglah aku membuat dinding antara kamu dan mereka; berilah aku potongan-potongan besi. Apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu, tiuplah api itu. Bila besi itu sudah menjadi merah seperti api, berilah aku tembaga mendidih agar kutuangkan ke atas besi panas itu.” Maka mereka tidak bisa mendakinya dan tidak bisa pula melubanginya. Dzulkarnain berkata, “Dinding ini rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu benar!” (QS 18:83-98)

Allah swt memberikan tanda-tanda kekuasaan di tempat kaum Saba, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri. Dia berfirman, “Makanlah dari rezeki yang dianugerahkan Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS 34:15)

Sungguh telah berlalu sebelum kamu sunah Allah, maka berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang yang mendustakan rasul. (QS 3:137). Demikianlah Allah adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat besar untuk melakukan tipu daya dalam negeri itu. Mereka tidak memperdaya melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadari. (QS 6:123)

Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah diusahakan dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan. Kamu tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS 2:134, 141). Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhan, serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS 18:46)

Telah tertulis di dalam Zabur sesudah ditulis di Lauh Mahfuzh, bahwa bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba Allah yang saleh. Apa yang disebutkan dalam surat ini benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah-Nya. Allah tiada mengutus Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS 21:105-107).

Mudah-mudahan bangsa Indonesia tidak menjadi seperti umat dahulu yang dibinasakan Tuhan karena kelalaian mereka.

* Guru Besar Tafsir Al-Qur’an UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sumber ilustrasi: wordpress.com

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply