Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Unismuh Makassar Kembangkan Model Citraloka, Kolaborasi Bahasa dan Kewarganegaraan

×

Unismuh Makassar Kembangkan Model Citraloka, Kolaborasi Bahasa dan Kewarganegaraan

Share this article

Khittah.co, Makassar – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi pembelajaran di tingkat pendidikan tinggi melalui kegiatan Workshop Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) untuk pengembangan Model Citraloka. Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional Bantuan Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Berbasis Proyek Tahun 2025.

Dalam sambutannya, Ketua panitia pelaksana, Prof. Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum, sekaligus Koordinator Mata Kuliah Wajib Kurikulum [MKWU) menjelaskan bahwa kegiatan ini menghadirkan sepuluh dosen perwakilan pengampu kedua mata kuliah. Tujuannya adalah untuk merumuskan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) terintegrasi yang menggabungkan capaian pembelajaran dari kedua bidang secara kontekstual dan berdampak.

“Tema kegiatan ini adalah Penyusunan RPS Terintegrasi Citraloka untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dan Kewarganegaraan. Fokus utamanya adalah merumuskan capaian pembelajaran yang menumbuhkan literasi kritis, kesadaran berbangsa, serta pemahaman terhadap nilai-nilai HAM, demokrasi, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional,” jelas Prof. Rahman.

Lebih jauh, ia berharap kegiatan ini memberikan dampak positif, khususnya dalam meningkatkan kapasitas pedagogik para dosen dalam merancang pembelajaran berbasis proyek yang relevan dengan isu-isu kebangsaan masa kini. Model Citraloka sendiri hadir sebagai jawaban atas kebutuhan integrasi antar mata kuliah kebangsaan agar lebih kontekstual dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Selain memperkuat substansi nilai-nilai kebangsaan dalam pembelajaran, workshop ini juga diarahkan untuk menyelaraskan antara Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), metode, media, dan asesmen yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Sementara itu, Wakil Rektor I Unismuh Makassar, Prof. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengembangan model pembelajaran ini lahir dari semangat partisipasi aktif kampus dalam mendorong pembelajaran yang kontekstual dan berdampak.

“Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 35 UU No. 12 Tahun 2012, empat mata kuliah wajib—Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia—memiliki posisi strategis dalam membentuk karakter mahasiswa. Sayangnya, realitas di banyak perguruan tinggi menunjukkan bahwa MKWK masih diperlakukan sekadar pelengkap, tanpa pengelolaan yang inovatif,” ujarnya.

Model Citraloka dirancang sebagai solusi atas tantangan tersebut. Dengan memadukan mata kuliah Bahasa Indonesia dan Kewarganegaraan, pendekatan berbasis proyek yang diusung dalam model ini mendorong mahasiswa untuk tidak hanya memahami konsep secara teoritis, melainkan juga menerapkannya secara langsung dalam konteks kehidupan nyata. Fokus pembelajaran mencakup isu-isu kebangsaan, literasi kritis, kesadaran berkonstitusi, dan kohesi sosial di era digital.

Lebih lanjut, Prof. Andi Sukri menekankan bahwa pengembangan model ini juga merupakan bagian dari dukungan terhadap arah kebijakan Asta Cita dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, terutama dalam memperkuat ideologi Pancasila, demokrasi, hak asasi manusia, serta pembangunan SDM unggul.

“Program ini bukan sekadar aktivitas akademik. Ini adalah bagian dari ikhtiar kolektif kita mencetak mahasiswa sebagai good citizenship—berpikir kritis, bertindak solutif, dan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat,” tambahnya.

Workshop ini menjadi langkah awal dari proses penyusunan RPS inovatif yang tidak hanya menyusun Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan metode pembelajaran, tetapi juga merancang proyek nyata yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Keluaran dari kegiatan ini diharapkan meliputi dokumen RPS, video implementasi, serta testimoni sebagai bagian dari penguatan praktik baik dalam pendidikan tinggi.

Mengakhiri sambutannya, Prof. Andi Sukri mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan workshop ini sebagai ruang dialog terbuka dalam menyempurnakan rancangan pembelajaran, demi membentuk mahasiswa yang unggul dalam literasi kritis dan kebangsaan.

“Kegiatan ini menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa proses pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dan menyentuh realitas sosial mahasiswa di era digital,” tutupnya.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner ITKESMU SIDRAP

Leave a Reply