Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaMuhammadiyahNasionalPolitik dan HukumTokoh

Ini Alasannya Din Syamsuddin Tolak Tawaran Posisi Ketua Tim Sukses Jokowi-Ma’ruf

×

Ini Alasannya Din Syamsuddin Tolak Tawaran Posisi Ketua Tim Sukses Jokowi-Ma’ruf

Share this article
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban – Din Syamsuddin

KHITTAH.CO, JAKARTA – Nama ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)–Ma’ruf Amin sampai hari ini belum juga diumumkan. Sejumlah nama sebelumnya sempat beredar untuk menempati posisi tersebut, mulai dari kalangan politikus hingga pengusaha.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin, pun pernah ditawari posisi ketua tim sukses Jokowi–Ma’ruf. Dia mengaku beberapa waktu lalu sempat dihubungi oleh Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Staf Khusus Kepresidenan Ruhaeni Dzuhayatin mengenai tawaran itu.

“(Teten dan Ruhaeni) membawa pesan presiden ingin saya dijadikan ketua timses nasional. Namun saya belum percaya kalau tidak Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin sendiri menyampaikan kepada saya. Makanya saya tak jawab waktu itu,” ujarnya di Kantor MUI, Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2018.

Din menuturkan, kalaupun saat itu Jokowi langsung yang menawari posisi ketua tim sukses itu, dia juga akan menolaknya. Itu karena dia sebagai mantan ketua umum Muhammadiyah yang saat ini masih memiliki jabatan ketua Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta Selatan, tidak diperkenankan terlibat politik kekuasaan.

“Maka saya tidak terlibat dalam dukung-mendukung kubu mana pun. Karena itu, saya jaga betul yang saya teladankan sebagai warga Muhammadiyah, sekarang harus saya teladankan. Maka saya tak mungkin menjadi atau masuk sebagai apa pun, sebagai tim sukses pasangan mana pun,” tuturnya sesuai dilansir inews.id, Kamis, 30 Agustus 2018.

Alasan lain penolakan tersebut, Din menyatakan bahwa saat ini dia juga berada dalam gerakan lintas agama dan suku. Oleh karena itu, dia harus menjaga keseimbangan antara orang-orang yang berada di organisasinya tersebut.

“Dan alasan ketiga saya, saya ini PNS dosen, guru besar di UIN Jakarta. Jadi tidak boleh ikut politik kekuasaan. Maka yang ngajak-ngajak saya ikut timses manapun harus tahu saya ini PNS. Tidak boleh (terlibat timses), lebih bagus begini saja,” ucapnya.

Din lupa kapan persisnya Teten menyampaikan pesan Jokowi itu kepadanya. Namun, dia ingat bahwa pesan tersebut disampaikan sebelum Jokowi–Ma’ruf mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Saat itu saya tidak jawab. Tapi belakangan beliau bilang kemarin mau dihubungi untuk dilibatkan dalam timses, itu istilahnya Pak Teten. Kalau ada suara lain membawa pesan presiden untuk diminta kesediaan menjadi ketua timses gitu, saya kan tidak boleh percaya gitu-gitu,” ungkapnya.(*)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply