Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaPendidikan

Dekan FKIP Unismuh: Profil Mendikbud Relevan dengan Tantangan Revolusi Industri 4.0

×

Dekan FKIP Unismuh: Profil Mendikbud Relevan dengan Tantangan Revolusi Industri 4.0

Share this article
Dekan FKIP Unismuh Makassar, Erwin Akib, Ph.D.

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Salah satu sosok yang paling banyak dibicarakan dalam Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf adalah Nadim Makarim. Betapa tidak, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini adalah menteri termuda (35 tahun), dengan latar belakang profesi pengusaha moda transportasi online Gojek.

Sekilas latar belakang usia dan pengalaman kerja tersebut, membuat berbagai kalangan meragukan kapasitas Mendikbud baru ini dalam menata lembaga pendidikan, mulai TK hingga perguruan tinggi. Apalagi ia harus memimpin puluhan ribu guru dan dosen, termasuk para guru besar yang tersebar di berbagai perguruan tinggi.

Namun pandangan berbeda disampaikan Dekan FKIP Unismuh Erwin Akib. Ia berpendapat, justru sosok Mendikbud baru cukup relevan dengan tantangan pendidikan di era disrupsi saat ini.

“Kita berada di era revolusi industri 4.0. Tantangan yang kita hadapi berbeda dengan dekade-dekade sebelumnya. Kita butuh sosok leader di bidang pendidikan yang memahami zaman baru ini,” jelas Erwin, di Kampus Unismuh Makassar, Kamis 24 Oktober 2019.

Target Presiden Jokowi menunjuk Nadiem Makarim sebagai Mendikbud, sambung Erwin, agar terjadi kesesuaian antara kompetensi alumni lembaga pendidikan dengan kebutuhan dunia industri.

“Kami memahami cara pandang Pak Jokowi, yang ingin pendidikan dikelola secara out of the box. Tidak terpasung dengan rutinitas dan tradisi selama ini. Kita harus melakukan lompatan,” kata alumni S3 Universitas Teknologi Malaysia ini.

Meski demikian, Erwin tetap mengingatkan agar Mendikbud baru tetap menjaga keseimbangan antara kesinambungan dan perubahan.

“Analoginya, Kemendikbud ini pesawat Boeing, besar dan banyak penumpang. Bukan pesawat tempur seperti F16. Jika ingin melakukan perubahan, harus betul-betul dengan kajian matang, agar sesuai dengan kebutuhan semua stakeholder. Bukan pula kebijakan yang sekadar bersifat sensasional,” pungkas nakhoda FKIP Unismuh ini.

Secara khusus di level pendidikan dasar dan menengah, Erwin mengingatkan sejumlah tantangan dan masalah yang harus ditangani Mendikbud, mulai dari masalah-masalah klasik hingga kontemporer.

“Pak Nadiem harus menjawab soal nasib guru honorer, maksimalisasi sertifikasi guru, pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, serta sebaran tenaga pendidik,” urai Erwin.

Selain itu, pihaknya juga mendorong pemerataan akses teknologi dan informasi bagi seluruh jenjang pendidikan, khususnya di kawasan 3T. Pengembangan dan penguatan SMK (vocational school) juga perlu mendapat dukungan maksimal.

Dekan FKIP Unismuh ini juga berharap agar pendidikan karakter tetap menjadi orientasi penguatan dari Mendikbud.

“Pendidikan karakter itu pondasi bagi peserta didik dalam menghadapi tantangan abad 21. Sedangkan penguasaan Iptek adalah pilarnya,” ungkapnya.

Erwin meyakini bahwa berbagai tantangan tersebut, dapat diselesaikan Mendikbud Nadiem Makarim. “Selamat bekerja sang Menteri milenial,” tutupnya.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UIAD

Leave a Reply