KHITTAH.CO, GOWA– Muhammadiyah harus selalu meningkatkan kualitas gerakan, karena demikianlah ciri Muhammadiyah yang bergerak dan maju.
Muhammadiyah sejak berdiri telah mengalami perkembangan spektakuler. Bahkan satu tahun sebelum sang pendiri, KH Ahmad Dahlan wafat, Muhammadiyah sudah menyebar ke seantero tanah air. Hingga Muhammadiyah pun masuk di Sulsel tahun 1926.
Demikian disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir, pada pembukaan kegiatan Expo Cabang Ranting LPCR PP Muhammadiyah di Limbung, Gowa, 28 November 2019.
Menurut Haedar, kegiatan cabang Ranting Expo juga dilakukan untuk mendorong pada kemajuan.
“Perubahan sosial masyarakat yang cepat, apalagi dengan era informasi dan komunikasi, harus diikuti dan Muhammadiyah harus hadir untuk memandu itu, sehingga masyarakat tidak tercerabut dari akar sosial dan budayanya,” terangnya.
Haedar menambahkan Ranting sebagai pondasi gerakan Muhammadiyah harus maju. Ia pun menjelaskan, indikator ranting maju, bahwa bagaimanapun berkembangnya, pondasinya tetap adalah Islam.
“Kemudian rapatnya tetap hidup dan punya kantor pertemuan. Pimpinannya harus aktif mengurus organisasi. Bukan pengurus yang diurus,” sambungnya.
Selanjutnya kata dia, seluruh elemen organisasi aktif. Semua organisasi otonom ada dan aktif. “Ia juga harus selalu ada pengajian. Dulu Muhammadiyah hidup karena pengajian,” lanjutnya.
Kemudian, punya usaha dan amal usaha. Usaha luas termasuk usaha gerakan literasi. Ranting katanya, harus ada gerakan membaca, karena orang Indonesia masih sangat lemah dalam membaca.