KHITTAH.CO, MAKASSAR – Anggota Komisi IX DPR RI Ashabul Kahfi menjadi narasumber Seminar Nasional Kesehatan bertema “Stunting Ancaman Bonus Demografi?”. Kegiatan yang digelar Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (UMI) ini dihelat di Auditorium Al-Jibra, Kampus UMI Makassar, Ahad (12/1/2020).
Pembicara lainnya, Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Bachtiar Baso. Hadir pula Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI Dr.M.Ikhtiar, SKM.
Dalam pemaparannya, Ashabul Kahfi menjelaskan bahwa stunting (gagal tumbuh) atau kurang gizi kronis yang kerap disebut gizi buruk telah menjadi masalah serius yang tengah dihadapi Indonesia.
Legislator DPR RI ini mengemukakan lima pilar penting yang harus dilakukan agar semua program pengentasan stunting bisa sukses berjalan. Lima pilar tersebut adalah komitmen presiden, kampanye, konvergensi program, akses pangan bergizi dan monitoring progam.
“Komitmen dan visi Presiden dan Wakil Presiden terhadap Percepatan Pencegahan Stunting diharapkan akan mengarahkan, mengoordinasikan, dan memperkuat strategi, kebijakan, dan targe pencegahan stunting,” tegas Kahfi.
Pilar kedua, lanjut Kahfi, yaitu kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku. “Penyuluhan dan pendidikan dalam hal ini sangat penting, untuk menyadarkan masyarakat pola hidup, khususnya pola makan sehat. Ini kunci kunci keberhasilan penangulangan dan pencegahan stunting di Indonesia,” katanya.
Strategi ketiga, yaitu konvergensi program pemerintah pusat, daerah, dan desa. Konvergensi merupakan pendekatan penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, dan bersama-sama untuk mencegah stunting kepada sasaran prioritas.
Selanjutnya pilar keempat, kata Kahfi, Pemerintah berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan pangan. “Makanan bergizi tidak mesti mahal. Banyak kandungan gizi dari sumber makanan yang dekat dari lingkungan sekitar kita,” terang Anggota Komisi IX DPR RI ini.
“Terakhir, pemantauan dan evaluasi adalah upaya untuk memastikan bahwa apa yang sedang dijalankan benar-benar berjalan sesuai apa yang telah direncanakan,” jelas Ketua DPW PAN Sulsel ini.
Seminar ini diikuti ratusan mahasiswa FKM UMI. “Kegiatan mahasiswa ini patut diapresiasi, karena mendiskusikan tema yang memang menjadi persoalan riil di masyarakat,” tutup Kahfi.