KHITTAH.CO, Gowa – Maraknya praktik politik uang pada Pemilu dan Pilkada diamini semua pihak, tidak terkecuali petani muda di Gowa, Sulawesi Selatan.
Hal itu menjadi perhatian Ketua Bidang Buruh, Tani, Nelayan dan ESDM, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Gowa, Sudirman S.P. M.M. Menurut nya, petani muda adalah garda terdepan menolak segala bentuk praktek politik uang, terutama di desa masing-masing.
Selain itu, lanjutnya, keberanian serta daya kritis petani muda juga mampu mencipta kesadaran serta budaya demi kemajuan desa dan daerah.
“Jika politik uang dianggap hal biasa, maka yang datang setelahnya hanyalah keburukan dana kejahatan. Sebab, akan merusak budaya orang desa yang mendahulukan keakraban dibanding materi,” tegas Sudirman, Jum’at (21/11/2020).
Ia menambahkan, terdapat beberapa alasan praktik politik uang harus dilawan. Pertama, praktik tersebut merendahkan martabat manusia karena menukar nurani dan kehendak rakyat dengan materi yang tidak seberapa.
Kedua, politik uang adalah jebakan. Rakyat tidak lagi menjadi prioritas pembangunan, mengingat politisi akan fokus mengembalikan uang yang ia keluarkan sebelumnya. Akibatnya, anggaran daerah dan negara yang harusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat, justru disunat demi keuntungan pribadi politisi.
Ketiga, politisi yang terpilih karena politik uang menandakan ia tidak memiliki kompetensi kepemimpinan, pengetahuan, dan keterampilan untuk membangun daerah termasuk wilayah di pedesaan.
Keempat, politik uang berpotensi memenjarakan masyarakat karena baik pemberi maupun penerima dapat dipidana. Sebagaimana Pasal 187 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 mengatur.
Oleh karena itu, Sudirman selaku PD Pemuda Muhammadiyah Gowa mengajak petani muda berperan aktif melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, termasuk menolak praktik politik uang.
“Petani muda, khususnya di Gowa wajib menjadi pionir perubahan dan membawa kemanfaatan demi kemajuan desa dan daerah,” pungkasnya.