Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Refleksi Historis 112 Tahun Muhammadiyah (08 Zulhijah 1330 H – 08 Zulhijah 1442 H)

×

Refleksi Historis 112 Tahun Muhammadiyah (08 Zulhijah 1330 H – 08 Zulhijah 1442 H)

Share this article

Oleh: Dr KH Mustari Bosra MA

(Sejarawan Universitas Negeri Makassar, dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel)

KHITTAH.CO – Bahwa Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912, hal itu telah diketahui secara umum oleh sebagian besar warga Negara Indonesia, terutama yang pernah belajar Sejarah Indonesia, baik di SLTP maupun di SLTA.

Tetapi, bahwa Muhammadiyah didirikan pada 08 Zulhijah 1330, hal itu hanya diketahui oleh warga Muhammadiyah, itu pun terbatas hanya mereka yang pernah belajar Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, serta mereka yang pernah membaca atau mendengar Sejarah Muhammadiyah.

Mengapa KH. Ahmad Dahlan memilih tanggal 08 Zulhijjah sebagai tanggal peresmian berdirinya Muhammadiyah? Mengapa dia memberinya nama Muhammadiyah? Dan, mengapa dia menggunakan lambang matahari dengan dua belas pancaran cahayanya?

Dalam uraian berikut, akan dikemukakan interpretasi terhadap fakta historis yang sampai kepada kita. Dalam metodologi sejarah, interpretasi terhadap fakta sejarah adalah hak bagi setiap sejarawan, bahkan bagi setiap orang.

Mengapa 08 Zulhijjah?

Pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan memilih tanggal 08 Zulhijah sebagai tanggal peresmian berdirinya Perkumpulan Muhammadiyah karena terinspirasi oleh tertib waktu pelaksanaan rukun Islam yang kelima, yakni ibadah haji.

Pada tanggal 08 Zulhijah, jamaah haji yang biasanya berasal dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Kota Makkah dan bersiap-siap menuju Padang Arafah untuk melaksanakan rukun haji yang paling utama, yaitu wukuf di Arafah pada tanggal 09 Zulhijah. Dalam terminologi agama Islam, tanggal 08 Zulhijah itu disebut sebagai yawmu tarwiyah (hari persiapan).

Ahmad Dahlan berharap, kiranya organisasi yang didirikannya pada tanggal 08 Zulhijah 1330 H. itu menjadi wadah, tempat berkumpulnya umat Islam Hindia Belanda (sekarang Indonesia) untuk secara bersama-sama menjunjung tinggi agama Islam berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah.

Muhammadiyah juga telah, sedang dan akan terus melakukan pemurnian tauhid, melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, memberantas kemusyrikan, takhayul, bidah, dan khurafat, serta secara bersama pula membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan, kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan lainnya.

Jika apa yang diusahakannya itu berhasil, tentu terangkatlah derajat umat Islam Indonesia ke atas puncak kemajuan (berkemajuan).

Mengapa Bernama ‘Muhammadiyah’ dan Berlambang Matahari?

Untuk menguatkan harapannya terhadap perkumpulan yang didirikannya itu, KH. Ahmad Dahlan memberinya nama Muhammadiyah, yang secara etimologis berarti pengikut Muhammad. Pemberian nama ini tentu dengan harapan pula, kiranya umat Islam Indonesia mau bergabung dan berkumpul di Persyarikatan Muhammadiyah.

Siapa pun juga, kalau dia seorang muslim maka pada hakekatnya, secara etimologis adalah Muhammadiyah (pengikut Nabi  Muhammad saw.), meskipun dia bukan anggota atau simpatisan Muhammadiyah.

Untuk lebih menguatkan lagi harapannya, agar Muhammadiyah menjadi wadah tempat berhimpun dan memberi manfaat sebasar-besarnya kepada umat Islam dan segenap bangsa Indonesia, KH. Ahmad Dahlan memilih matahari sebagai lambang bagi organisasi yang didirikannya itu.

Secara kronologis berdasarkan metode historis, pemilihan matahari sebagai lambang Muhammadiyah itu karena dia telah memperoleh inspirasi dari apa yang dilihat dan disaksikannya selama mukim menuntut ilmu di Tanah Suci Makkah al-Mukarramah, yakni gambar ornamen yang terdapat di pintu Ka’bah.

Gambar ornamen dimaksud adalah lambang matahari berbentuk lingkaran bulat penuh dengan 12 pancaran sinar cahayanya yang secara sepintas lalu persis sama dengan lambang Muhammadiyah.

Bedanya, karena di tengah lambang Muhammadiyah tertulis kata Muhammadiyah dalam tulisan Arab, sedangkan gambar ornament yang terdapat di pintu Ka’bah tertulis kata Allah dalam tulisan Arab. Perbedaan lainnya adalah di seputar lingkaran pada lambang Muhammadiyah terdapat tulisan dua kalimat syahadat dalam bahasa Arab.

Harapan dan cita-cita KH. Ahmad Dahlan menggunakan lambang matahari, “meniru” atau terinspirasi dari lambang ornamen yang terdapat di pintu Ka’bah adalah agar Muhammadiyah dapat didatangi, diikuti, dan dijadikan “kiblat” pemahaman agama bagi segenap umat Islam, sebagaimana Ka’bah (termasuk pintu dan gambar ornamennya) yang dikunjungi dan ditawafi oleh umat Islam yang datang untuk beribdah haji yang berasal dari segenap penjuru dunia.

Kecuali itu, KH. Ahmad Dahlan tentu berhap pula semoga Muhammadiyah dapat memancarkan sinarnya menerangi persada Indonesia dan menjadi sumber energi yang dengannya menjadikan semua makhluk hidup memperoleh manfaat darinya.

Pencapaian 112 Tahun

Pada miladnya yang ke-112 hari ini, sebagian dari harapan dan cita-cita KH. Ahmad Dahlan ketika mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah itu, alhamdulillah telah terwujud. Organisasi yang didirikannya 112 tahun yang lalu itu, saat ini telah menjadi organisasi sosial keagamaan terbesar, bukan saja di Indonesia, tetapa di seluruh dunia, tentu dilihat dari aspek amal usahanya.

Tidak ada organisasi soasial keagamaan di dunia ini, di manapun juga, yang memiliki sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi-bisnis sebesar yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Oleh karena itu, maka bersyukur dan berbahagia kita yang saat ini menjadi pimpinan, anggota, dan simpatisan Muhammadiyah. Allah berfirman: Lain syakartum laadzidannakum wa lain kafartum inna adzabi lasyadid.

Sebagai wujud dari kesyukuran kita, mari kita terus-menerus menjaga, memelihara, dan merawat dengan sebaik-baiknya Persyarikatan kita ini. Mari kita menjadikan Muhammadiyah kita ini sebagai wadah untuk berkumpul, menyatukan pikiran, dan menata langkah bersama untuk lebih membesarkannya lagi.

Mari menjadikan wadah Muhammadiyah kita ini sebagai tempat menyalurkan bakti kita dan menunaikan ibadah kita kepada Allah dengan penuh keikhlasan semata-mata mencari ridha-Nya.

“Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu, hidup hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah”. Demikian pesan KH. Ahmad Dahlan.

Saya, Mustari Bosra, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan mengucapkan “Selamat Milad ke- 112 Muhammadiyah!”

Sehubungan hari ini, 18 Juli 2021, juga merupakan hari lahir Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), saya juga ucapkan “Selamat Milad ke-60 IPM!”

 

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply