KHITTAH.CO, TANA TORAJA– Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Abd. Rakhim Nanda mengungkapkan, ada empat metode dakwah Muhammadiyah sebagai perwujudan dari perintah Quran, yad’una.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan amanah dalam pembukaan Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Tana Toraja, pada Sabtu, 27 Mei 2023 di Pasar Seni Makale.
Pertama, dakwah itu mengajak ke jalan Allah. “Jadi jika ada yang mengajak tidak ke jalan Tuhan, pastikan itu bukan ajakan Muhammadiyah,” kata dia.
Kedua, cara menyampaikannya adalah dengan bil hikmah, bijaksana. Ia menerangkan, dakwah bil hikmah merupakan simpulan dari sikap pemahaman terhadap sumber yang baik, yaitu Quran dan Sunah.
“Yang disebut bilhikmah itu akhirnya melahirkan kecerdasan dalam berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan,” kata dia.
Ketiga, nasihat yang baik atau mauidzaa hasanah. Nasihat yang baik itu adalah nasihat yang berbobot.
Ia menerangkan, kata hasanah sekelas dengan ahsan, yang posisinya setingkat di atas bersikap adil.
“Kemudian, wajadilhum billati hiya ahsan. kalau harus sampai kepada diskusi, maka, berdiskusilah dengan cara santun (ahsan), cara yang berbobot,” ungkap Rakhim.
Ia menegaskan, bahwa metode Muhammadiyah itu merujuk pada Quran Surah An-Nahl ayat 125.
Hal yang juga tidak kalah penting untuk selalu disadari adalah dakwah Persyarikatan ini bersifat universal.
“Dakwah Muhammadiyah tidak hanya untuk kalangan sendiri, tapi seluruh manusia. Prinsip dakwah Muhammadiyah adalah menghimpun semua elemen dalam kehidupan alam semesta untuk bersama-sama menyatukan pengabdian kepada Tuhan. Itu dalam Alquran Surah Al Hujurat ayat 16,” ungkap dia.
Ia melanjutkan, Allah menjadikan manusia bersuku-suku, berbangsa-bangsa untuk saling mengenal.
Li’ta’arafu atau ta’aruf kata Rakhim, bukan sekadar saling sapa, mengenal nama, jabatan, tetapi mengenal potensi satu sama lain dan menyinergikannya dalam menggerakkan demi tujuan bersama.
Rakhim Nanda mengatakan, dalam konteks Tana Toraja, tafsiran ayat Li’ta’arafu itu sesuai dengan yang dipesankan oleh Bupati Tana Toraja dalam sambutannya.
Sementara itu, Bupati Tana Toraja (Tator) Theofilus Allorerung meminta kepada warga Muhammadiyah Tator agar tetap berkolaborasi dengan pemerintah dalam menjalankan misinya.
Ia mengatakan, dirinya merasakan betul kiprah Muhammadiyah dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Ia juga mengakui bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi yang berkontribusi besar dalam kemajuan negara dan daerah, termasuk di Toraja.
“Saya berharap, teruskanlah itu, majukan Tana Toraja lewat pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Itu sejalan dengan visi pemerintah Kabupaten Tana Toraja, ‘Bangkit Produktif, dan Tangguh Menghadapi Tatanan Kehidupan yang Baru’,” ucap dia.
“Perihal memajukan Tana Toraja, saya kira Muhammadiyah tidak diragukan lagi. Kiprahnya dalam pembangunan negara dan daerah ini kita tidak ragukan kehadiran Muhammadiyah terutama bidang pendidikan, kesehatan dan sosial,” kata Theofilus disambut tepuk tangan.
Selain itu, Theofilus juga menekankan kepada ‘Aisyiyah agar agenda kerja yang akan dijalankan tetap beriringan dengan pemerintah.
Ia juga berharap ‘Aisyiah Tator bekerja sama dengan PKK serta institusi keperempuanan pemerintah untuk melakukan pembinaan yang intensif.
“Bangunlah kerja sama kepada ibu-ibu kita, ada tantangan yang sungguh luar biasa besar, mulai dari dalam rumah hingga ke pasar, termasuk pembinaan terhadap anak-anak kita adalah satu hal yang penting,” kata dia.
Theofilus menceritakan kisah beberapa kelompok ibu-ibu di daerah lain yang enggan memperhatikan gizi anak-anak mereka.
Karena itu, ia meminta ‘Aisyiyah Tator untuk menggandeng para ibu rumah tangga agar lebih perhatian terhadap kesehatan diri dan anak-anaknya.
“Sekarang ini saya target minimal 95 persen ibu-ibu di Toraja datang ke Puskesmas, saya yakin kalau ‘Aisyiah turun tangan, jadi ini barang. Olehnya mari ‘Aisyiah kita bergerak bersama PKK, Posyandu, dan para tokoh masyarakat, Insya Allah kualitas manusia Toraja kita ke depan akan semakin baik,” pinta Theofilus.