Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaOrtom

Pinta Ambo Asse di Rakerwil IPM Sulsel: Prioritaskan Pengkaderan-Lawan Bujuk Rayu Kekuasaan

×

Pinta Ambo Asse di Rakerwil IPM Sulsel: Prioritaskan Pengkaderan-Lawan Bujuk Rayu Kekuasaan

Share this article
Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse saat menyampaikan sambutan di Rapat Kerja Wilayah PW IPM Sulsel. (Sumber foto: HZ)

KHITTAH.CO, JENEPONTO – Ketua PW Muhammadiyah Sulawesi Selatan (Sulsel) Ambo Asse meminta kader IPM agar memprioritaskan program kerja kaderisasi. Menurut Ambo, kaderisasi adalah cara untuk mencetak generasi yang berprinsip dan berkomitmen mengemban amanah Persyarikatan.

Dia menyampaikan itu saat sambutan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PW IPM Sulsel di Jeneponto, Jumat, 20 September 2024, kemarin. Ambo menekankan itu agar kader-kader tak mudah termakan bujuk rayu duniawi.

“Jadi masa depan bangsa itu ada di tangan generasi masa kini, karena itu harus menjadi kader yang kuat, punya komitmen dan prinsip. Jangan mudah dipengaruhi oleh macam-macam pengaruh seperti kekuasaan dan harta benda,” tegas Ambo.

Terlebih, kata dia, ada fenomena kader Persyarikatan yang menggunakan nama besar Muhammadiyah untuk meraih jabatan tertentu. Karena itu, Ambo menekankan perlunya kader merenungkan kembali sifat kepemimpinan Islam yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

“Tidak boleh goyang, jangan mengorbankan organisasi hanya karena jabatan, apalagi mengorbankan prinsip hanya karena harta. Prinsip yang harus kita pegang adalah kejujuran, amanah, fathanah,” tutur Ambo.

Menurut Ambo, kader IPM perlu merenungkan hal itu sebab statusnya sebagai generasi penerus Muhammadiyah. Apalagi, kata Ambo, mendidik generasi yang kuat adalah perintah Allah melalui Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat sembilan.

“Kader-kader IPM ini adalah harapan masa depan Persyarikatan, bangsa dan negara. Kami bertugas dan bertanggungjawab untuk menjamin keberlangsungan generasi ini. Sebagaimana Allah perintahkan dalam Al-Qur’an,” jelas Ambo.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang baik dan benar,” sambung Ambo.

Selain prinsip-prinsip Islam itu, Ambo juga menerangkan konsep berdemokrasi di Indonesia. 

“Kalau prinsip-prinsip Islam yang harus kita pegang adalah kebenaran, kemerdekaan, persamaan, keadilan dan persaudaraan. Prinsip ini harus kita pertahankan, tidak boleh dikorbankan hanya karena kepentingan,” kata dia.

Selain prinsip itu, dia juga menekankan pentingnya kader IPM mengamalkan nilai-nilai persaudaraan dan persatuan. Hanya dengan itu, kata Ambo, visi yang diperjuangkan Muhammadiyah bisa terwujud.

“Firman Allah ‘Kita harus bersatu agar kita menjadi kuat’. Dengan itu, Muhammadiyah bisa berkembang. Harapan kami dari Pimpinan Wilayah adalah pengkaderan menjadi prioritas program. Sebab, kita tidak bisa membentuk generasi yang kuat kalau programnya lemah,” terang Ambo.

Ambo Asse Kenang Dinamika IPM Masa Lalu

Ambo bercerita tentang dinamika kader IPM yang pernah ia saksikan di Sulsel. Katanya, IPM sangat getol menolak aktivitas masyarakat yang bertentangan dengan syariat Islam.

“Biasa kalau ada agak militan kelihatan, ah itu anak IPM. Militan menghadapi kemungkaran, kalau ada hal-hal aneh di masyarakat itu lebih dulu anak IPM bertindak, kalau mahasiswa barangkali masih ada pertimbangan, kalau anak IPM, tidak ada, langsung tampil,” tutur Ambo.

Dia juga mengenang kisah lain IPM yang dulunya sangat eksis di sekolah-sekolah negeri. Ambo lalu berseloroh kalau IPM kini, bahkan di sekolah Muhammadiyah pun terkadang mengalami kesulitan saat hendak menjalankan program.

“Saya ingat dulu, IPM itu masuk di sekolah-sekolah negeri, di Takalar, Makassar dan hampir di semua daerah, masuk kemana-mana. Sekarang ini, sepertinya biar di sekolah Muhammadiyah agak rentang IPM jika hendak berkegiatan. Jadi saya minta PW ini untuk menggalakkan IPM di sekolah-sekolah Muhammadiyah dan juga di sekolah umum lainnya,” tutup Ambo.

Di tempat yang sama, Ketua Umum PW IPM Sulsel, Zul Jalali Wal Ikram mengaku tak memiliki banyak program kerja untuk periode kepengurusannya. Semua level kepemimpinan IPM di Sulsel akan konsentrasi memasifkan pengkaderan.

“Kami PW IPM Sulsel dalam target pelaksanaan program kerja di periode ini itu tidak banyak. Hanya saja, kami akan memasifikasi pengkaderan, mulai dari akar rumput hingga ke level Pimpinan Wilayah,” ujar Zul saat sambutan.

Zul menganggap rencananya itu adalah cara untuk melawan efek samping kemajuan teknologi yang menjerat banyak pelajar.

“Era hari ini, perkembangan teknologi dan komunikasi itu sangat pesat. Namun efek negatifnya ternyata mengganggu proses tumbuh dan kembangnya kebanyakan pelajar. Buktinya, banyak pelajar yang tersandera kasus judi online, game online dan segala macamnya. Untuk itu, kamu mencoba menghadirkan IPM sebagai bagian yang memfilter semua hal negatif dari perkembangan itu,” jelas dia.

Foto bersama usai pembukaan Rakerwil PW IPM Sulsel di Jeneponto. (Sumber foto: HZ)

Sikap Politik IPM Sulsel Jelang Pilkada 2024

Masih di tempat yang sama, Zul juga menyampaikan sikap politik IPM Sulsel menjelang Pilkada pada November mendatang. Ia mengklaim kader IPM tak akan bermanuver.

“Momentum Pilkada 2024, selaku Ortom Muhammadiyah di tingkat pelajar, kami tidak mencampuri politik kebangsaan. Kami menanti arahan dari PWM dan tegak lurus terhadap pandangan Pemuda Muhammadiyah selaku Ortom yang diberi kewenangan lebih dalam mengurusi politik kebangsaan,” tutur dia.

“Insyaallah, teman-teman IPM se-Sulawesi Selatan senantiasa menunggu arahan dari ayahanda dan Pemuda Muhammadiyah,” imbuh dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UMSI

Leave a Reply