KHITTAH.CO, Makassar – Matematika paling rumit bukanlah kalkulus atau aljabar, melainkan cara membagi Rp2 juta untuk hidup 30 hari.
Angka itu muncul setelah cicilan lunas, ongkos makan di jalan dipaksakan cukup, sementara tabungan pendidikan dan kesehatan nyaris tak pernah terisi.
Bagi para pejuang rupiah jalanan—ojek online, pedagang keliling, hingga buruh harian—persoalan bukan lagi hitung-hitungan angka, melainkan bagaimana bertahan hidup.
Di tengah realitas itu, hadir program Makan Bakso Gratis (MBG). Bukan program pemerintah dengan anggaran triliunan, melainkan gerakan sederhana dari cabang dan ranting Muhammadiyah, organisasi filantropi Islam terbesar di dunia.
Melalui Kantor Layanan Lazismu, donasi umat disalurkan menjadi semangkuk bakso yang menghangatkan perut sekaligus hati.
“Sepuluh titik sudah ditetapkan. Kegiatan pertama digelar 19 September 2025 di Masjid Muallim Muhammadiyah Jongaya,” ujar Ketua Badan Pengurus Lazismu Makassar, Anwar Enre.
Selanjutnya, kegiatan berlangsung bergilir tiap dua pekan di berbagai masjid Muhammadiyah, seperti Masjid Darussalam Manggala, Masjid Al-Fatah Sambung Jawa, Masjid Nuruddakwah Mamajang, hingga Masjid Jabal Nur Maccini.
“Harapannya, masyarakat semakin teredukasi untuk menyisihkan sebagian harta bagi orang lain. Lazismu hadir di masjid sebagai jembatan agar manfaat pendidikan, kesehatan, dan sosial bisa terus dirasakan,” tambahnya.
Inisiatif Masjid dan UMKM
Tak hanya berbagi, program ini juga melibatkan pelaku UMKM lokal.
“UMKM di ranting dan masjid ikut terbantu lewat promosi usaha mereka,” kata Ketua LPCR, Abd. Haris Azis.
Lazismu menggandeng mitra usaha seperti Cafe Vaan in Sky, Lesehan Jeneberang, Bakso Abah, AMD Nusantara, Ramen Mura, hingga Green Supplay Indonesia. Mereka menyuplai bakso senilai Rp10 ribu per mangkok untuk setiap kegiatan.
Semangat berbagi pun menular. Warga ikut urunan: ada yang menanggung 6, 10, bahkan 20 mangkok.
Semangkuk Kecil, Manfaat Besar
Sepuluh ribu rupiah mungkin terasa sepele. Tetapi bagi mereka yang seharian mengais rezeki di jalanan, semangkuk bakso gratis bisa menjadi istirahat penuh syukur, pelepas lelah, sekaligus tanda bahwa mereka tidak sendiri.
Dari semangkuk bakso bernilai Rp10 ribu inilah, “matematika kehidupan” para pejuang rupiah menemukan jawabannya—dengan keberkahan yang mengalir bagi para donatur.