Oleh: Fathurahman (Aktivis IMM)
KHITTAH.CO — Transisi kepemimpinan adalah keniscayaan dalam setiap organisasi. Proses ini seharusnya tidak hanya dimaknai sebagai pergantian elit, melainkan sebagai ruang penyegaran, inovasi, serta penguatan sumber daya manusia dan regenerasi kader. Musyawarah, dalam hal ini, mestinya dipahami dengan kacamata yang luas dan luwes, bukan sekadar sirkulasi jabatan.
“Memenangkan IMM” saya pilih sebagai interpretasi atas dinamika musyawarah yang kerap kita saksikan. Tak jarang, energi besar dicurahkan, bahkan hingga memunculkan ketegangan, ketika proses suksesi berlangsung. Namun, semangat itu sering gagal diteruskan pasca-musyawarah dalam mengawal keberlanjutan kepemimpinan. Padahal, di atas kepentingan pribadi, ada kepentingan kolektif organisasi yang seharusnya menjadi arus utama dalam menjalankan amanah struktural.
IMM Kota Makassar dan Tantangan Gerakan
IMM Kota Makassar memiliki modal besar untuk mewujudkan idealitas gerakan. Kuantitas kader, kapasitas akademik lintas disiplin, dan dinamika komisariat adalah anugerah sekaligus tantangan. Yang diperlukan adalah metodologi pembinaan yang tepat, terstruktur, serta mampu ditransmisikan ke seluruh komisariat. Bila refleksi akademik mampu dikaitkan dengan praksis organisasi, eskalasi kualitas IMM akan lebih mudah tercapai.
Pesan Kuntowijoyo, Dari Dekadensi ke Progresivitas
Kuntowijoyo pernah mengingatkan, di tengah zaman yang serba cepat dan berubah, kita dituntut memiliki kemampuan adaptif dan reflektif. Tantangan seperti krisis peminatan, discontinuitas intelektual publik, hingga krisis identitas gerakan hanya bisa dijawab dengan formulasi gerakan yang tepat dan komitmen yang kuat. Spirit dekadensi harus diubah menjadi semangat progresif dan kreatif. Sebab, dalam teori sosial, sesuatu yang tidak memberi dampak akan kehilangan relevansinya, baik itu ilmu pengetahuan maupun organisasi.
Memenangkan IMM berarti menjaga agar ikatan ini tetap hadir, berdaya, dan memberi manfaat nyata. Dengan begitu, IMM tidak hanya menjadi ruang berhimpun, tetapi juga wadah pembentukan intelektual, moral, dan kepemimpinan yang membawa perubahan.