Oleh: Faris Abdurrahman (Aktivis IMM)
KHITTAH.CO — Musyawarah Cabang ke-34 Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Makassar hadir sebagai momentum berharga untuk melakukan refleksi, evaluasi, sekaligus proyeksi arah gerakan di tengah derasnya arus globalisasi, percepatan teknologi digital, dan peliknya persoalan sosial-keumatan yang kian kompleks. Tantangan ini menuntut IMM Kota Makassar untuk tidak sekedar bertahan, tetapi harus tampil sebagai kekuatan yang adaptif, visioner, dan solutif.
Ijtihad kepemimpinan bukan hanya soal regenerasi kepengurusan, melainkan ikhtiar kolektif untuk meneguhkan peran IMM Kota Makassar sebagai mercusuar pergerakan dan kaderisasi terkhususnya di Sulawesi Selatan. Maka IMM Kota Makassar harus mampu menjadi pengarah arus, bukan sekedar pengikut arus sehingga mampu untuk kritis sekaligus solutif, tegas sekaligus beretika, dan cerdas sekaligus berkepribadian moral.
Melalui forum musyawarah ini, IMM Kota Makassar perlu menjawab persoalan dengan langkah konkret dengan memperkuat kaderisasi berbasis intelektual dan moral, memperluas basis gerakan yang sinergi dan inklusif, serta meneguhkan arah gerakan agar tetap berpijak pada nilai religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Dengan begitu, musyawarah cabang tidak hanya menjadi forum evaluasi, tetapi juga ruang lahirnya strategi baru yang relevan untuk menuntun IMM Kota Makassar tetap signifikan dalam membangun gerakan di Kota Makassar.
IMM yang hakikatnya adalah organisasi gerakan dan kaderisasi memiliki landasan yang perlu untuk tidak sekedar dipahami, tapi juga diamalkan dalam gerakan praksisnya. Sebagai wujud prinsip ilmu amaliah amal ilmiah dalam ber-IMM. Yang kemudian nilai itu menjadi landasan perjuangan (yang secara riil landasan pergerakan) IMM dalam menjalankan agenda-agendanya.
Sebagai organisasi yang telah mengakar lebih dari setengah abad, IMM mewakili semangat kebersamaan dan keteguhan dalam menjawab tuntutan zaman. Musyawarah Cabang kali ini menjadi ruang ijtihad kepemimpinan dalam menafsirkan realitas, menggali potensi, dan melahirkan strategi baru agar IMM Kota Makassar tetap relevan dan signifikan bagi umat dan bangsa.
Sehingga dalam prosesnya IMM Kota Makassar dapat menafsirkan realitas, menggali potensi, dan melahirkan strategi baru kedepannya. Maka melalui kerja-kerja kolektif akan melahirkan pemimpin yang mengakar pada nilai keimanan, menguat dalam keilmuan dan berbuah dalam amal kemanusiaan sehingga dapat menyatukan langkah stategisnya.
Ijtihad Kepemimpinan sebagai Jalan Perubahan
Pertama, Kaderisasi intelektual dan moral. IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) bukanlah sekadar tempat berteduh dari rutinitas kampus. Ia adalah ruang pembentukan watak tempat ditempanya nalar kritis dan nurani humanis. Sebagai kader IMM, pentingnya pelatihan kader bukan hanya sebagai rutinitas struktural, tetapi sebagai upaya pembentukan kesadaran historis dan ideologis. Di sinilah kita dididik untuk berpikir ilmiah, bergerak rasional, dan bertindak spiritual.
Kedua, Memperkuat gerakan sinergi dan inklusif. Dalam upaya aktualisasi, gerakan profesionalitas yang inklusif perlu ditekankan. Sebagai poros gerakan di Sulawesi Selatan, IMM Kota Makassar perlu membumikan gerakan inklusif dan kepemimpinan yang sinergis terhadap seluruh pimpinan komisariat dan kader di Kota Makassar serta memperluas jaringan ke seluruh lapisan masyarakat, dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dengan demikian, kader Ikatan akan menjadi agen perubahan yang tangguh, responsif, dan mampu menghadapi berbagai tantangan kontemporer dalam membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
Ketiga, Kolektivitas dan Kolaborasi. Sebagai cabang dengan kuantitas kader yang melimpah. IMM Kota Makassar perlu mengingat bahwa peran sebagai agen perubahan sosial hanya dapat dijalankan dengan optimal jika organisasi ini dikelola oleh pemimpin yang berdedikasi, berintegritas, dan berjiwa besar dengan menumbuhkan rasa kebersamaan dalam organisasi sehingga dengan suasana yang kondusif, setiap kader dapat bekerja sama dan berkontribusi untuk kepentingan bersama.
Peneguhan Arah Gerakan IMM
Gerakan IMM bukanlah gerakan yang lahir tanpa arah. Ia berlandaskan trikoda dan trilogi IMM, yakni religiusitas, intelektualitas, dan humanitas yang diarahkan kepada keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan. Sehingga dalam menata arah gerakan berarti mengembalikan fokus perjuangan agar sesuai dengan ruh perjuangan.
IMM sebagai organisasi mahasiswa tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi kader untuk berpolitik, tetapi juga sebagai tempat pengembangan intelektual dan spiritual. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Syafii Maarif, “Organisasi ini harus menumbuhkan kader yang kritis, berani bersuara, tetapi tetap menjunjung etika dan moralitas.”
Menata arah gerakan juga berarti meneguhkan peran IMM sebagai rumah kaderisasi yang membentuk generasi unggul. Kader IMM bukan hanya cakap dalam teori, tetapi juga piawai dalam aksi; bukan hanya teguh dalam beragama, tetapi juga kritis dalam berpikir; bukan hanya hadir di ruang akademik, tetapi juga berpihak kepada kepentingan rakyat. Maka melalui musyawarah cabang ke 34 ini, IMM Kota Makassar harus tetap memastikan setiap gerakan intelektualnya tidak tercerabut dari nilai spiritual, dan setiap kerja kemanusiaannya tidak terlepas dari basis keilmuannya.
Sebagai organisasi perjuangan dan perubahan, IMM harus menjadi berani mengadvokasi kebenaran dan keadilan dalam menghadapi semua problematika masyarakat. Kader IMM harus memiliki tanggung jawab untuk menjembatani kaum-kaum yang terpingkirkan (marginal), tertindas maupun lemah (mustad’affin), untuk mengaspirasikan kritik dan sarannya, serta dapat melakukan perubahan terhadap sistem sosial yang tidak ada keberpikahakan terhadap rakyat.
Dengan ijtihad kepemimpinan, IMM dapat mengubah keterbatasan menjadi peluang, kegelisahan menjadi gerakan, dan tantangan menjadi pijakan. Dengan penataan arah gerakan, IMM Kota Makassar akan terus menjadi mercusuar pergerakan dan kaderisasi yang menuntun umat dan bangsa menuju masa depan yang lebih cerah.
Maka Musyawarah Cabang ke-34 ini bukanlah sekadar forum formalitas, melainkan ikhtiar bersama untuk menata ulang arah gerakan. IMM Kota Makassar perlu meneguhkan diri sebagai penggerak perubahan sosial yang mencerahkan, rumah kaderisasi yang melahirkan intelektual profetik, dan pelopor gerakan mahasiswa yang berpihak kepada kepentingan rakyat. Juga dengan semangat kebersamaan, musyawarah cabang ini diharapkan menjadi tonggak lahirnya gagasan segar, strategi progresif, serta kepemimpinan profetik yang akan membawa IMM Kota Makassar melangkah lebih jauh dan melahirkan energi baru untuk estafet kepemimpinan selanjutnya.