Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Bahas Model Kawasan Pertambangan Nikel Sehat dan Berkelanjutan, Rahmat Anzari Raih Gelar Doktor di Unhas

×

Bahas Model Kawasan Pertambangan Nikel Sehat dan Berkelanjutan, Rahmat Anzari Raih Gelar Doktor di Unhas

Share this article

KHITTAH.CO, KOLAKA — Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kolaka, Rahmat Anzari, resmi meraih gelar Doktor dari Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas), Selasa, 21 Oktober 2025.

Alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Ponre Waru, Kolaka, Sulawesi Tenggara itu, mempertahankan disertasi berjudul “Model Kawasan Pertambangan Nikel Sehat dan Berkelanjutan di Kabupaten Kolaka.”

Penelitian yang ia lakukan berfokus pada pengembangan model pengukuran untuk menilai keberlanjutan kawasan pertambangan nikel secara komprehensif.

Menurut Rahmat, pertumbuhan pesat industri pertambangan nikel di Indonesia, khususnya di Kabupaten Kolaka, menimbulkan tantangan kompleks pada aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat.

“Model ini kami kembangkan untuk menjawab kebutuhan akan instrumen evaluasi yang lebih integratif, yang melibatkan perspektif perusahaan dan masyarakat,” ujar Rahmat.

Tiga Tahap Penelitian

Penelitian disertasi tersebut dilakukan dalam tiga tahap.

Tahap pertama merupakan eksplorasi kualitatif melalui wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), dan telaah dokumen bersama berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan struktur awal model. Dari tahap ini diperoleh 12 dimensi dan 71 indikator awal.

Tahap kedua menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode Confirmatory Factor Analysis (CFA), Exploratory Factor Analysis (EFA), dan Structural Equation Modeling – Partial Least Square (SEM-PLS).

Sebanyak 547 responden dari kalangan perusahaan dan masyarakat lingkar tambang terlibat dalam validasi model ini. Hasil analisis menunjukkan model yang kuat dan signifikan (R² = 1.000), dengan komposisi sembilan dimensi dari sisi perusahaan dan tiga dimensi dari sisi masyarakat.

Model tersebut kemudian dinamai Model Kawasan Pertambangan Nikel Sehat dan Berkelanjutan.

Tahap ketiga dilakukan dengan mengimplementasikan model pada dua perusahaan tambang nikel di Kolaka, yakni PT Ceria Nugraha Indotama dan PT Antam UBPN Kolaka, melibatkan 400 responden.

Hasilnya, kedua perusahaan memperoleh kategori Aditama (terbaik). Dimensi dengan kontribusi tertinggi berasal dari aspek sosial, pemberdayaan masyarakat, dan keselamatan kerja. Sementara itu, dimensi reklamasi pascatambang, tata kelola perusahaan, serta penguatan kapasitas masyarakat menunjukkan kontribusi terendah.

Kontribusi untuk Kebijakan Publik

Rahmat menyimpulkan, model yang ia kembangkan dapat menjadi instrumen evaluasi berbasis data empiris dan partisipatif, yang mengintegrasikan persepsi internal perusahaan serta eksternal masyarakat.

“Model ini dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja keberlanjutan dan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam merancang kebijakan pembangunan kawasan industri tambang yang sehat dan inklusif,” ujarnya.

Promotor utama dalam penelitian ini adalah Prof. Sukri Paluturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D., dengan Prof. Dr. Atjo Wahyu, SKM., M.Kes. dan Prof. Yahya Thamrin, SKM., M.Kes., MHOS., Ph.D. sebagai ko-promotor.

Tim penguji terdiri atas Prof. Dr. Dede Anwar Musadad, SKM., M.Kes. (BRIN RI), Prof. Dr. Anwar Daud, SKM., M.Kes., Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, SH., MH. (pakar hukum pertambangan), serta Dr. Agus Bintara Birawida, S.Kel., M.Kes.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UNISMUH MAKASSAR

Leave a Reply